Happy reading!!!
"Ini apa, Pak?"
Yerin memandang bingung sebuah amplop putih yang ia terima dari pak shiwon sendiri.
"Bukan nya nilai udah ada ditangan saya waktu saya wisuda, ya?"
Pak shiwon yang mendengar penuturan Yerin tersenyum tipis, "itu beasiswa Yerin,"ucap pak shiwon.
Yerin yang mendengar nya menatap bingung kearah guru yang kini dihadapan nya, pak shiwon yang melihat nya kemudian semakin melebarkan senyuman manisnya, "nilai kamu dan prestasi kamu disekolah itu benar-benar tinggi. Kami dari pihak sekolah berterima kasih sekali, karena apa? Karena nilai tinggi kamu sekolah kita menduduki posisi kedua yang tadinya berada di angka sembilan. Makanya dari itu saya dan yang lain-lain nya berterimakasih, sebagai rasa kami semua, kami akan memberikan mu beasiswa untuk kuliah di universitas negri selama 5tahun kedepan."
Yerin menutup mulutnya dengan tangan nya, tak menyangka apa yang ia dengar saat ini.
"Bapak, ini serius? Saya ga nyangka, pak" pekik Yerin.
Pak shiwon sendiri menggeleng dengan senyuman, "tidak, anak ku. Ini benar"
Yerin kemudian mencium punggung tangan shiwon, mengucap kata terimakasih pada guru nya ini. "Terimakasih, bapak. Terimakasih banyak sekali"
Pak shiwon mengelus kepala Yerin lembut, "sama-sama, Yerin. Kamu berhak untuk itu",
Yerin kemudian menghapus tetesan kecil air mata nya yang sudah jatuh, "hey. Jangan nangis" pak shiwon panik liat Yerin nangis.
"Tangis bahagia ini, pak. Ya ampun, tidak nyangka saya"
"Oh iya, yerin, ada studi S2 di universitas yang kamu tempat untuk menempuh S1. Setiap tahun nya, universitas itu akan mengeluarkan beasiswa untuk mahasiswa yang memiliki prestasi yang begitu tinggi. Setiap tahun nya juga, akan ada mahasiswa yang akan berangkat untuk beasiswa S2 nya di luar negri. Dan semoga kamu bisa mendapatkan itu, dan menyusul Taehyung kesana"
Yerin mengangguk, "tentu saja, pak. Saya akan mendapatkan itu, sekali lagi terimakasih banyak, pak. Terimakasih sudah mau berbaik hati sama saya."
"Sama-sama. Semoga kamu selalu sukses, Yerin"
"Awal nya aku sulit karena hilang nya harapan, tapi bayangan mu yang mampu membuat ku yakin, kalo aku bisa sukses mengejar kamu ke negri sana untuk mendapatkan cinta ku kembali"
"Butuh waktu yang lama untuk mengejar mu kembali, aku yakin, kamu masih tetap dengan perasaan yang masih sama. Mencintai ku. Dan begitu pun aku.
*
*"Gimana, Rin? Ada apa, kenapa pak shiwon manggil lu?"
Yerin yang baru saja keluar dari ruangan tata usaha menghampiri naeyon yang tengah berada di depan ruangan Kepala sekolah sembari menunggu Yerin yang tengah berurusan sama pak shiwon.
Yerin menunjukan raut wajah yang berbeda, tidak ada senyuman kebahagiaan melainkan wajah yang murung.
"Wajah lo, lo kenapa?" Sahut hanbin.
Naeyon menatap yerin, ia menginginkan jawaban yang keluar dari mulut Yerin.
"Naey, Bin," Yerin membuka suaranya dengan lekukan wajah yang murung.
Setelah berhasil membuat raut wajah kedua pasangan ini bingung , Yerin kemudian tersenyum bahagia, "gue dapat beasiswa. Akhhh!" Yerin berteriak kegirangan memeluk naeyon dengan sangat erat.
"Gue bahagia banget, naey" ungkap yerin.
Naeyon tersenyum bahagia bisa merasakan apa yang yerin rasakan saat ini.
"Kuliah dimana?" Sahut hanbin,
"Universitas negri. You know,"
"Benarkah, aku dan hanbin juga sudah ikut mendaftar disana,"
Kebahagiaan Yerin berlipat menjadi dua, kini ia ga harus sendiri menjadi mahasiswa disana, tapi kedua sahabatnya ini juga ikut disana.
"Ah, aku senang sekali"
.
"Ibu," Yerin tersenyum menatap sosok wanita yang kini masih setia terdiam dan duduk dengan pandangan kosong.
"Apa kabar, bagaimana keaadan mu?" Tanya Yerin, dan tentu saja tidak dapat gubrisan dari sang empu.
"Maaf, ibu. Yerin jarang sekali mengunjungi ibu" Yerin mengelus rambut wanita yang kini sudah terpenuhi uban.
"Alhamdulillah sekali, Bu. Yerin lulus dengan nilai yang baik dan juga bagus. Yerin juga dapat beasiswa untuk kuliah selama 5 tahun ini" Yerin masih tersenyum walaupun tak mendapat kan balasan apa-apa dari wanita yang merupakan ibunda dari Taehyung ini.
Yerin terdiam, menatap wajah sang ibu yang terlihat Begitu mirip dengan Taehyung. Inilah Yerin, ketika ia rindu sosok Taehyung, ia mengunjungi ibunda Taehyung agar Rindu nya pada Taehyung terobati walau pada dasarnya hanya pada ibu nya, bukan pada Taehyung sendiri.
Yerin kemudian memeluk wanita yang ia sayangi setelah orang tua nya dari samping.
"Aku rindu," lirih Yerin.
"Maaf kan aku, ibu."
"Aku menyayangimu,"
"Aku telah kehilangannya, tapi aku punya satu yang menjadi belahan hatinya. Sang ibu"
"Sesuai janji. Aku memenuhi nya, menjaga belahan jiwa mu, seperti aku Mencintai mu."
Setelah hampir sejam menemani Ibunda Taehyung, yerin memutuskan untuk pulang karena hari mulai gelap.
Melewati lorong rumah sakit yang sudah mulai tampak sepi, karena seluruh pasien sudah masuk dari tadi.
"Taehyung. Lihatlah ibumu, aku sudah menjaga nya sesuai dengan apa yang kamu mau. tetaplah disana, jaga kesehatan mu, aku akan menyusul mu setelah kuliah ku selesai, tunggu aku"
Batin Yerin terucap, berjalan dengan pelan, mata nya sekaligus memandang keindahan banyak nya pepohonan disana nya.
Brugh...
Yerin mendesah pelan, memegang bahunya, "maafkan aku, pak. Aku minta maaf karena tak sengaja menabrak mu" ucap Yerin dengan raut wajah yang bersalah.
Pria yang tampak terlihat tidak muda lagi tersenyum tipis, "tidak apa. Aku juga minta maaf karena aku juga salah."
Yerin mengangguk, "ya, sekali lagi aku minta maaf," kata Yerin kaku.
"Maaf. Saya buru-buru, permisi." Yerin berlalu dengan cepat meninggalkan pria tua itu yang kini menatap punggung Yerin dari jauh.
Ketika pria itu mau melanjutkan langkahnya, ia melirik kearah sepatu yang tak sengaja ada sebuah benda kecil yang tersangkut di sepatu nya.
Pria itu mengambil nya, melihat foto yang terpampang jelas.
Mata nya terbuka lebar, menatap siapa yang ada difoto ini.
"Taehyung, Seohyun, siapa gadis itu, kenapa mereka bisa bersama anak dan istri ku?" Batin Yesung...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend
FanfictionTakdir. Aku mungkin sangat percaya itu semuanya. Sampai saat ini aku bahkan merasa sangat bahagia atas takdir yang kini telah mempertemukan ku pada pria Yang tak aku kenal sebelumnya. Mungkin terlalu aneh, jika pria itu Mencintai ku Dengan begitu c...