Happy reading!!!
Malam hari yang begitu indah di kota Jerman. Membuat pria yang tengah duduk di balkon ini memandangi keindahan dari atas apartemen nya.
"Indah," satu kata lolos di bibirnya. Ia menatap penuh kagum pemandangan malam hari di kota yang saat ini ia singgahi.
"Andai kamu ada, pasti aku bahagia saat ini. Berdua bersama mu berbincang hal-hal yang membuat mu tertawa" perlahan pria yang kini memanjang rambut nya sehingga sedikit gondrong tersenyum tipis.
"Aku terlalu berkhayal lebih, ya" ia terkekeh kecil begitu miris kehidupan nya saat ini.
"Aku merindukan mu, bagaimana dengan mu?"
Kemudian, pria tersebut mengambil sesuatu yang berada di meja samping nya. Foto.
Ia memandangi foto tersebut dengan haru, haruskah dia menangis saat ini karena begitu merindukan wanita yang amat ia cintai nya.
Ya. Akhirnya, pria yang disapa Taehyung itu menunduk meneteskan air matanya secara perlahan, "kamu pasti sekarang bahagia banget ya, Rin, yang ga ada aku disamping kamu. Maafin aku untuk semuanya. Aku selalu berusaha bangkit di sini seorang diri tanpa adanya penyemangat. Mungkin sekarang kamu udah kerja, atau ga kuliah? Kamu sudah memiliki dunia yang baru. Aku sangat rindu semuanya dari kamu, Rin. Sampai sekarang pun aku masih tetap bersalah dengan apa yang udah aku kasih ke kamu. Aku pantas menderita disini. Menderita menahan rindu yang amat besar pada kamu. Kapan aku bisa bertemu dengan kamu? Aku menanti itu semua" lirih Taehyung.
Taehyung memandangi foto Yerin dan dirinya serta ibundanya yang ikut berfoto waktu saat dirumah sakit. Selama ini Taehyung selalu berusaha untuk mengerjakan sesuatu yang harus ia kerjakan meski pun sangat sulit untuk itu.
Bayang-bayang Yerin selalu menghantuinya. Rasa rindu yang bergejolak amat dahsyat di dirinya yang harus ia tahan entah sampai kapan itu.
Rasa ingin bertemu selalu muncul setiap harinya. Seharusnya Taehyung hanya menghabiskan waktu 2 tahun saja di negara dan selepas itu kembali menemui Yerin dan mengembalikan cinta nya.
Tapi, kemauan nya tak sesuai dengan yang diharapkan nya. Yerin pasti sudah membenci nya karena Taehyung pergi tanpa memberi tahu kekasih waktu saat itu.
Taehyung yang seharusnya masih memiliki harapan lantas kandas begitu saja ketika Yerin berucap yang membuat Taehyung mengehentikan niat nya untuk kembali.
Pertengkaran kedua nya yang begitu besar membuat Taehyung merasa bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan pada cinta sejatinya.
Taehyung hanya bisa berdiam, berucap kata maaf setiap hari nya walaupun tak langsung didepan Yerin.
Taehyung masih berharap jika ia bisa bersatu dengan Yerin. Ia sangat mencintai gadis itu. Gadis yang membuat diri nya kembali mengenal cinta, gadis yang begitu berbeda dari yang lain nya. Gadis yang cerewet, gadis yang manja, gadis yang membuat Taehyung jatuh cinta sampai sedalam ini.
"Aku mencintaimu, Rin."
"Aku tetap mendoakan mu dari jauh"
"Semoga kamu selalu bahagia disana"
"Terima kasih. Aku berharap kita masih bisa bertemu"
"Aku berharap Tuhan masih berbaik hati memaafkan ku dan mempertemukan pada cinta sejati ku"
"Aku masih yakin, kita bisa bertemu. Entah, kapan waktunya aku tidak tahu. Aku masih menunggu waktu itu"
"Maafkan aku yang pernah melukai cinta ku, membohongi kekasihku, dan meninggalkan cinta sejati ku"
***
Disisi lain. Yerin kini tengah berjalan keluar untuk mencari suasana agar kejenuhan nya hilang.
Pulang dari kampus, Yerin tak langsung pulang. Ia bersama naeyon dan juga hanbin mengunjungi salah satu tempat yang menjadi tempat favorit nya bersama sang kekasih.
Rambut nya terlepas bebas membiarkan rambut nya berterbanganan diterpa angin kencang.
"Indah sekali," guman Yerin yang kini berjalan sendiri sembari melihat sekeliling nya.
Yerin berdiri di jembatan yang disekitar nya dipenuhi oleh lautan. Ini tempat favorit nya.
"Taehyung, aku rindu," Yerin terhenti. Menikmati suasana yang sejuk.
Yerin mengambil sesuatu di saku jaket nya, menatap foto berdua dengan sang kekasih.
"Kamu bagaimana? Apa kabar, apakah kamu sehat disana? Aku rindu sekali." Yerin bergumam lirih
"Aku sekarang udah masuk kuliah, aku punya pengalaman yang baru di tempat yang akan ku pihak nanti"
"Maafin aku karena waktu itu aku egois, andai aku membiarkan kamu pergi saat itu, mungkin kita sekarang masih saling berkomunikasi menanyai kabar. Sampai sekarang aku sendiri gatau bagaimana kabar kamu disana."
Yerin tersenyum miris, "aku janji, tanpa menunggu 5tahun pun, aku bisa menyelesaikan kuliah ku dengan cepat. Tunggu aku, kasih aku waktu selama beberapa tahun ini untuk berkerja keras menyelesaikan tugas ku. Selepas ini aku janji, aku janji akan terbang ke sana menemui mu!"
Yerin tersenyum merekah, menguatkan diri nya yang ingin menangis saat ini juga. "Tunggu aku! Aku akan menemui mu!"
"Jaga diri kamu baik-baik, aku disini baik-baik saja. Aku mempunyai naeyon, hanbin, ibu kamu, mama, papa, semuanya! Aku menjaga ibu kamu sesuai dengan apa yang kamu mau. Jangan khawatir kan aku, aku mencintai mu, sayang ku."
Yerin tersenyum menunduk, kemudian menoleh ketika bahunya di ketuk oleh seseorang dari samping nya.
"Aku mengerti, Rin. Taehyung pasti merindukan mu disana, mendoakan mu yang terbaik disini. Kamu harus bisa! Aku mendukungmu, mari! Kita sama-sama berjuang mengerjakan agar tugas kita bisa selesai tanpa harus menunggu 5 tahun."
Naeyon mengadahkan tangan didepan Yerin. " Kita bertiga selalu ada buat kamu, Rin. Biar kan kita sama-sama lulus dengan bersama. Kita harus bisa dari sekarang!" Sahut hanbin yang kini juga ikut mengadahkan tangan kiri nya dihadapan Yerin.
Yerin tersenyum, kemudian memegang tangan kedua nya. "Terimakasih sudah selalu ada. Ayo, mulai sekarang kita berjuang untuk menyelesaikan ini semua!"
Naeyon dan hanbin mengangguk dengan tegas.
"Aku akan menyusul mu! Tunggu aku!"
"Tunggu aku. Aku akan menebus kesalahan ku, aku akan mengunjungi mu secepatnya. Aku akan memperbaiki cinta kita yang pernah rusak sebelumnya"
"Berikan dia kesempatan untuk bertemu, cinta mereka kuat. Jangan biarkan mereka berdua terpisah, itu menyakitkan kedua nya."~naeyon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend
Fiksi PenggemarTakdir. Aku mungkin sangat percaya itu semuanya. Sampai saat ini aku bahkan merasa sangat bahagia atas takdir yang kini telah mempertemukan ku pada pria Yang tak aku kenal sebelumnya. Mungkin terlalu aneh, jika pria itu Mencintai ku Dengan begitu c...