Part 3

277 15 0
                                    

Eits, celaka. Hampir saja minuman yang ada di mulutku menyembur keluar.

Mendengar ucapan mereka rasanya aku ingin pindah ke planet Mars.

"Den, jangan maksain yang mustahil dong, mustahil!"

"aku gak bisa ngelakuinnya!, yang lain deh!" jawabku memelas dan memohon berpura-pura menjadi manusia lemah demi mengganti challange yg lain..

"kenapa? Nothing is impossible Nay! "kata Dena

"Kalian sendiri kan tahu kalau aku paling gak punya kemungkinan untuk itu. Kalian jahat, deh! ".

"Cara berfikirmu itulah yang salah!" kamu gak boleh pesimis, harus optimis dong!" kata dena. 

"Lagipula Naya gak punya semangat, sih. Cemungut Nay! kamu pasti bisa, ganbate", sahut elsa. Hahahha Elsa korban iklan, nih.

"pokoknya minggu depan kamu harus udah punya pacar, awas kalo enggak". Kata Dena melotot.

Ihhh... ngeri deh.

Tepat pukul empat sore kami pulang ke rumah masing-masing, tapi pikiran ku masih gak karuan kacau balau bagai kapal pecah akibat permintaan mereka yang aneh-aneh.

"hufft... apa bisa aku dapat pacar dalam seminggu!

Itu mustahil Nay, kataku kepada diriku sendiri".

"Aku pulang!" seruku dengan suara keras. Lalu kubuka pintu rumah. penglihatan ku menjadi merah semua.

Ternyata yang menyebabkannya adalah karangan bunga mawar berwarna merah semua.

Dengan sangat anggun, karangan bunga itu di ikat dengan pita biru muda. 

Lalu kakiku sedikit berlari sambil mengucek-ngucek mata dan apa yang kulihat sungguh nyata dan benar-benar bukan sedang bermimpi.

Lalu kakiku sedikit berlari sambil mengucek-ngucek mata dan apa yang kulihat sungguh nyata dan benar-benar bukan sedang bermimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Naya, selamat ulang tahun!"

Dari balik karangan bunga, kak Mitha mengintip dengan senyum bahagia.

"ini, " ujarnya dengan semangat sambil menyerahkan karangan bunga kepadaku.

"Eeh, apa ini?" aku terbengong-bengong sambil menerima bunga tersebut. 

Sumpah ! aku terkejut setengah mati, jantungku benar-benar berdetak dengan cepat.

Rasanya aku ingin berlari ke Rumah Sakit untuk mengecek jantungku saat itu juga.

karena aku belum pernah mengatakan keinginanku mendapat karangan bunga kepada siapapun, kepada sahabatku yang akrab dengan ku sekali pun gak pernah. 

Lalu kenapa sampai ada yang tahu?

"Oh my God ! ada apa dengan semua ini" gumamku dalam hati dan masih tetap berada di tempat yang sama.

"Mau berapa lama lagi berdiri disitu, gak pegal itu kaki?" tanya kakakku kebingungan

"Nay, kamu hebat ya! Itu namanya baru adek kakak" lanjutnya  

"Oia, siapa sih yang namanya Randy?"

"Haa, Randy?" kataku setengah teriak.

"Iaa, Randy! Liat tuh pengirimnya dari Randy, siapa sih Nay?"

"Ihh kamu gak asyik deh, masak punya pacar gak cerita-cerita ma kakak!"

"Oh my God, seruku sambil berlari kekamar dan mengunci pintu.

Ku hempaskan tas dan jaket hoodie ku ke atas tempat tidur, dan gak sabar untuk ngeliat surat kecil yang terselip di dalam karangan bunga mawar tersebut. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang