Jaket Hoodie kesukaanku kupadukan dengan celana jeans biru yang kupilih untuk pergi ke toko buku bersama kak Ken sore ini.
Tepat pukul 16.00 WIB. Kak Ken sudah menungguku di depan gerbang rumah beserta sepedanya. Dengan jaket hoodie berwarna hijau army menutup tubuhnya yang gagah. Seperti janjian tapi ini hanya sebuah kebetulan.
"Hai Nay! Are you ready?" ucap kak Ken melihatku menghampirinya.
"Let's go kak" ucapku riang sembari mengayuh sepedaku
Aku begitu semangat mengayuh sepedaku. Baru kali ini aku mendapat seorang teman yang hobby bersepeda kemana pun seperti diriku. Aku seperti mendapatkan soulmate yang sangat cocok dengan passionku.
"Udah sejauh mana puisinya, Nay?" Tanya kak Ken melirikku yang senyum-senyum sendiri dengan lamunanku.
"Belum ada ide sih kak" jawabku singkat
Sebenarnya bukan karna tidak punya ide hanya saja ide yang ada di kepalaku kebanyakan sad story. Aku ingin karya pertamaku nantinya berisi kebahagiaan sesuai tema "Kasih Sayang". Tetapi hati dan pikiranku hanya berisi kisah sedih, tentu saja aku belum memulainya sejak pengumuman dari kak Ken beberapa hari yang lalu.
"Yaudah, nanti di toko buku kamu baca-baca aja disana. Mana tau setelah baca kamu bisa dapat ide baru, ya kan" ucap kak Ken menyemangatiku yang tiba-tiba berubah manyun dengan isi pikiranku yang belum mendapat ide sama sekali.
Sesampainya di toko buku aku langsung bergerak cepat menuju rak buku yang paling sering aku hampiri tiap kali berkunjung. Kak Ken pun terlihat sibuk dengan mencari buku yang dia inginkan.
"Yuhuuu, finally!" ucapku pelan kegirangan mendapat sebuah buku yang begitu menarik perhatianku. Sejak tadi tidak ada buku yang menarik di mataku. Dan kali ini aku mendapat sebuah buku yang telah mencuri perhatianku pada pandangan pertama.
Aku duduk di atas lantai dan menyandarkan punggungku ke rak buku tersebut. Buku ini berisi puisi-puisi cinta, yang membuatku betah membacanya tanpa melihat orang-orang yang berlalu lalang mencari-cari buku atau sekedar membaca bahkan juga menghabiskan waktu disini.
Sesekali aku memalingkan wajahku dari buku itu, sekedar mencari keberadaan kak Ken. Dan sesuatu yang tidak terlalu jauh dariku mampu membuatku bangkit berdiri dan mendekatinya
"Sefia!" lirihku sembari berdiri dan meliriknya yang sedang berdiri di sebuah rak dan disampingnya ada seorang laki-laki yang lebih tinggi darinya. Laki-laki itu terlihat gagah dan sangat cocok berada di samping Sefia.
Yang membuatku menjadi sangat penasaran adalah cowok yang berada disampingnya sama sekali tidak mirip dengan Kak Randy. Tentu saja aku tau itu. Aku adalah admirer kak Randy. Dari segi mana pun aku bisa mengenalinya dengan cepat.
Tetapi yang berdiri disamping Sefia bukanlah kak Randy. Dan aku yakin Sefia mengenal cowok tersebut. Lihat saja dia begitu dekat dengannya sesekali cowok itu memalingkan wajahnya ke Sefia dan tersenyum sambil merangkul pinggangnya mesra.
Jangan-jangan itu kak Jaka, batinku dengan debaran jantungku yang meningkat seketika. Ku tutup kepalaku dengan topi hoodie yang kukenakan. Lalu, berjalan pelan mendekati rak yang mereka hampiri. Aku benar-benar penasaran siapa sosok lelaki yang bersama Sefia saat ini.
Aku berdiri di sebuah rak yang jaraknya hanya sekitar 5 meter dari mereka. Dengan mencuri-curi pandang aku melirik cowok itu. Aku berusaha bergerak sebaik mungkin agar tidak dicurigai oleh Sefia.
Ketika Cowok itu memutar kepalanya 90 derajat dengan jelas aku melihat lelaki itu. Wajahnya sangat tampan, dan terlihat lebih tua dari Sefia, berpakaian rapi dan tentu saja aku yakin dia adalah anak dari kalangan terpandang.
Dan yang membuat jantungku semakin berdebar kencang dan hampir muntah keluar dari tubuhku adalah lelaki yang masih setia di dekat Sefia bukan kak Randy ataupun kak Jaka. Lelaki itu adalah orang lain yang sama sekali belum pernah aku lihat sebelumnya.
"Oh my God" batinku mengelus-elus dadaku sekedar menenangkan hatiku saat ini. Selanjutnya aku mendengar lelaki itu berbicara kepada Sefia.
"Jadi kamu pilih yang mana sayang?" ucapnya lembut sambil merangkul pundak Sefia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Fiksi Remaja[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...