Part 17

95 9 0
                                    

"Sini duduk!" tegas Raffa lalu mengambil dua roti dan dua botol teh pucuk dari dalam tasnya.

"Nih makan dulu! Kamu pasti belum makan kan?" sambil membuka roti tersebut tanpa melihatku.

Dia pasti udah meracuni roti yang ada di depanku, dia pasti mau ngerjain aku lagi. setelah makan roti itu aku bakalan pingsan lalu Raffa akan meninggalkanku di perpustakaan sendirian.

Lalu mengunci pintu dan pergi atau bisa jadi dia akan menjualku Pikiranku bercabang kesana-kemari tak percaya dengan kebaikan Raffa itu. 

"Nay, dimakan dong!"

"kamu takut aku udah ngeracunin roti kamu?" Tanyanya membuyarkan lamunanku.

"Okay, ini roti nya aku tukar. Roti isi abon sapi buat kamu dan roti isi coklat ini buat aku" katanya sembari menukar roti tersebut.

Aku jadi merasa bersalah telah berfikir yang bukan-bukan tentang Raffa barusan.

Nyatanya aku baik-baik saja setelah menikmati roti itu dan menambah tenagaku mendapat pelajaran tambahan dari Raffa.

"Coba lihat buku yang di berikan pak Jodi ke kamu kemarin?" Pintanya dengan suara yang melembut.

"Ini bukunya" balasku dan menyodorkan buku pak Jodi

"Nah, hari ini kita mulai dari materi Bentuk pangkat" ucapnya sambil menunjukkan materi tersebut kepadaku.

"Nah, hari ini kita mulai dari materi Bentuk pangkat" ucapnya sambil menunjukkan materi tersebut kepadaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Niat belajar gak sih? Bukannya ngeluarin catatan dan pena malah bengong aja. Ntar kesambet rasain kamu!" bentaknya membuatku terkejut dari lamunanku.

Raffa benar-benar terlihat berbeda saat serius. wajah songongnya seakan tidak ada sama sekali. Sifat sok jagonya seakan lenyap darinya, jabatan berengsek dariku untuknya tiba-tiba hilang. 

Dia juga cekatan dalam berhitung dan juga sangat disiplin terlihat dari tanda pangkat dan sama dengan pun harus berada diposisi yang benar katanya. 

Wajar saja aku mendapat omelan darinya saat datang terlambat tadi. Ternyata Raffa adalah cowok yang sangat disiplin.

Pokh ! aku kaget dan meringis dan mengelus kepalaku yang baru saja di sentil oleh Raffa dengan pena nya.

"Udah selesai belum ngerjain soalnya? Lama banget sih Cuma satu soal doang?" tanyanya membuyarkan lamunanku.

"Ishhh mikir apa sih kamu Nay", gumamku dalam hati sembari melanjutkan soal yang di berikan Raffa untukku.

"Ishhh mikir apa sih kamu Nay", gumamku dalam hati sembari melanjutkan soal yang di berikan Raffa untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang