Saat aku membalikkan tubuhku. Cowok idolaku itu mulai memetikkan gitarnya dan bernyanyi tepat di hadapanku. Seketika semua siswa siswi berhamburan memenuhi lapangan dan mengelilingi kami berdua. Aku diam mematung dengan mata yang hampir tidak berkedip sama sekali. Jantungku berdegup sekencang-kencangnya.
Kini tiba waktuku
Untuk puitiskan sayang
Untuk katakan cinta
Jadikanlah aku pacarmu
Kan kubingkai s'lalu indahmu
Jadikanlah aku pacarmu
Iringi kisahku
Kedua bola mataku tak berkedip sama sekali mendengar kak Randy menyanyikan lagu J.A.P dari Sheila on Seven. Dia benar-benar bernyanyi untukku. Sorak sorai dan tepuk tangan bergema di lapangan saat ini. aku menarik nafas dan menelan ludahku dalam-dalam. Aku mengucek-ucek mataku berharap semua hanya mimpi. Namun berulang kali pun aku melakukannya, tetap saja cowok idolaku itu sedang menatapku saat ini.
Saat setelah lagu itu selesai di nyanyikan oleh kak Randy. Tiba-tiba beberapa anak laki-laki berdiri membuat barisan di sampingnya dengan sebuah kertas yang di genggang dengan kedua tangannya. Aku masih merasakan debaran-debaran yang memenuhi hatiku saat ini. Kak Randy diam di tempatnya dan menatap kedua bola mataku.
JREEEENG
Sebuah petikan gitar dari jemari kak Randy seakan mengisyaratkan anak laki-laki yang berdiri disampingnya membalikkan kertas yang ada di tangannya segera.
"Oh my God!" gumamku sembari menutup mulutku yang menganga setelah membaca huruf demi huruf di kertas tersebut. Mataku masih terbelalak melihat semua yang terjadi di depan mataku. Mataku berulang kali membaca kalimat itu.
I Love You Renaya
Will You be My Girlfriend?
Ya Tuhan! Mimpi apa aku semalam lirihku. Tubuhku sontak bergetar, debaran dadaku semakin terasa. Jantungku juga masih berdegub kencang, Wajahku terlihat pucat, tanganku pun terasa sangat dingin dan membeku. Aku masih tidak percaya untuk pertama kalinya aku di tembak. Yang di lakukan oleh cowok idolaku selama ini dan disaksikan puluhan siswa siswi di sekolah ini.
Kak Randy memberikan gitar kepada salah seorang temannya. Dan dia memberikan Toa kepada Randy yang sudah mereka persiapkan sebelumnya. Kemudian kak Randy mulai mengeluarkan suaranya lewat Toa tersebut.
TESSS TESSSS SATU DUA TESSS
Lalu kakinya mendekatiku perlahan, jarak kami kini menipis. Aku bisa menatap wajah tampannya itu dengan sangat jelas dan wangi parfumnya yang sudah tercampur dengan keringatnya menambah kencang debaran di dadaku.
"I love you" ucapnya seraya menyodorkan telunjuknya kepadaku
"Will you be my girl friend?" tanya kak Randy sambil memegang tangan kananku dan menekukkan kaki kirinya menyentuh lantai lapangan
JLEEEEBBB
Aku merasa sesuatu sedang menghujam jantungku. Kalimat yang keluar dari mulut kak Randy benar-benar membuatku tak kuasa mengontrol debarah hati, degupan jantung, tubuhku yang gemetar dan tanganku yang tiba-tiba saja membeku. Ini adalah kali kedua kak Randy menembakku di keramaian. Namun, kali ini aku melihat ketulusan yang terpancar dari matanya.
Tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari mulutku. Kak Randy kemudian berdiri dan berjalan ke arah temannya lalu kembali berdiri lagi di hadapanku. Saat ini aku benar-benar menjadi patung yang sama sekali tidak bergerak.
"Jika kamu berkaya Yes, maka ambillah bunga mawar ini" kata Randy sambil menyodorkan setangkai mawar merah yang di ikat dengan pita berwarna biru muda
"Jika kamu butuh waktu untuk menjawabnya, maka ambillah boneka hati ini" ucapnya lagi dan menunjukkan boneka hati yang berwarna merah muda itu.
JAWAB JAWAB JAWAB JAWAB!
Teriakan siswa siswi yang menjadi saksi kak Randy menembakku membuat aku menyadari bahwa aku benar-benar sedang di tembak cowok idolaku saat ini. mataku melihat kak Randy yang memegang bunga mawar di tangan kanannya dan sebuah boneka hati di tangan kirinya.
Dengan perlahan aku memegang boneka Hati itu dan menarik mundur tanganku.
"Aku akan menunggu jawaban terbaik dari kamu Nay!" kata kak Randy dan menyodorkan boneka hati itu untuk aku terima.
SUITTT SUUITTT SUIIIIIIIITT
Semua yang hadir kini bubar kembali setelah melihatku memilih boneka yang artinya aku membutuhkan waktu untuk menjawab sebuah pertanyaan dari cowok tampan seantero sekolah ini. Bel berbunyi membuat semuanya beranjak menuju kelas masing-masing.
Sepasang mata milik Raffa menusuk tajam kedua mataku. Tanpa berbicara dia membalikkan badannya dan berjalan memasuki kelas yang tepat berada di sebelah kelasku. Aku mulai berjalan menuju kelas dengan tubuh yang masih bergetar dengan sebuah boneka hati dan gulungan koran di tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Fiksi Remaja[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...