Aku terpaku dan terdiam memikirkan ucapan kak Randy barusan, berulang kali ucapan itu terngiang-ngiang di kepalaku "Bukan Sefia tapi loe perempuan yang tidak baik" pernyataan itu terus-menerus terdengar di telingaku.
Hatiku tercabik-cabik mengingat ucapan itu. Sakit banget rasanya. Sampai-sampai aku mengabaikan murid-murid yang melihatku sambil tertawa dan sebagian dari mereka berbisik-bisik dengan teman-temannya.
Aku benar-benar tidak dapat lagi membendung air mata dipelupuk mataku yang sedari tadi ingin tumpah.
Air mataku kini menghujani pipiku. Aku menangis tersedu-sedu di tengah lapangan yang begitu banyak murid-murid menatapku kebingungan.
Sakit! sakit banget Tuhan! Kenapa harus dia yang menang? kenapa harus perempuan yang jahat itu yang dipercaya kak Randy? Kenapa bukan aku? Hiks hiks hiks
"Naya!" Teriak 2 orang yang hampir bersamaan lalu berlari dan semakin dekat denganku mereka adalah Kak Ken dan Raffa.
"Ada apa nay!" kenapa kamu nangis?" Tanya raffa memegang tanganku erat "siapa yang buat kamu nangis?" Ucapnya lagi melihatku yang masih terpaku dengan air mata yang masih bercucuran.
"Jawab Nay, siapa?" Teriak Raffa yang masih belum menemukan jawaban atas pertanyaannya.
Kak Ken meletakkan kedua tangannya di pundakku, menatap wajahku lalu menarik tubuhku dan dia memelukku dengan sangat erat. Tangan Raffa terlepas karena tarikan kak Ken
"Jangan biarkan orang lain berhasil menyakitimu Nay!" Ucapnya dan mengelus kepalaku dengan tangan kanannya.
Raffa hanya terdiam melihat aku yang sudah berada di pelukan kak Ken saat itu. Tidak ada lagi pertanyaan yang keluar dari mulutnya.
"Tersenyumlah! Kamu berhak bahagia" ucapnya lagi dan semakin memelukku erat.
Kalimat itu batinku mengingat kata tersenyumlah dari mulut kak Ken. Aku hanya diam di pelukannya yang memberiku kehangatan.
Entah mengapa hatiku yang tadinya meronta-ronta kesakitan setelah berada di pelukannya kini menjadi tenang kembali. Jantungku pun kini berdetak dengan normal. Aku merasa menemukan obat penawar rasa sakitku yang tadi begitu menyakitkan.
Aku benar-benar merasa tenang seketika. Aku bahkan sampai lupa apa yang telah terjadi setelah di peluk kak Ken. Telingaku kini tak lagi terngiang-ngiang dengan ucapan kak Randy sebelumnya.
"Naya!" teriakan dari beberapa orang yang berlari menghampiriku, semua anggota sweet squad penasaran dan takut dengan keadaanku.
Mereka kebingungan apa yang telah terjadi. Tapi setelah itu mereka hanya diam dan tidak mengatakan apapun setelah melihat kak Ken memelukku.
Setelah itu kak Ken melepaskan pelukannya. Jangan lepaskan kak gumamku dalam hati. Aku merasa nyaman disana.
"Berhenti membiarkan mereka memainkan hatimu semena-mena" ucapnya sambil memegang pundakku lalu dengan kelembutan dia menyeka air mataku yang masih tersisa di pipiku dengan jari jempolnya.
Didalam kelas semua anggota sweet squad mengelilingiku dengan berjuta pertanyaan dikepalanya.
"Nay, cerita sama kami? Kamu kenapa tadi?" ucap Dena menepuk pundakku
"iya Nay, ada apa?" Ucap Evita penasaran
"Gimana rasanya di peluk kak Ken, nay?" ucap Elsa tersenyum menggodaku
"Jangan becanda dulu dong!" teriak Ridan menyentil kepalanya dengan ujung pulpen yang ada di meja.
"Ini lagi serius Els, kamu masih aja ngomongin cowok" bentak Dena melototinya
Elsa seketika menciut mendapat perlakuan Ridan dan Dena yang juga diikuti oleh Evita.
"Tadi aku menemui kak Randy" ucapku pelan
"What ! ngapain lagi sih Nay?" Tanya Dena tak percaya
"ya ampun Nay, kamu kan udah tau dia itu cowok berengsek yang hanya mempermainkan hati kamu aja" ucap Ridan kesal mendengar pernyataanku.
"Mungkin naya lagi berusaha kali buat deketin kak Randy lagi, iya kan Nay?" Ucap Elsa yang makin membuat yang lain merasa geram.
"Udah-udah! Kalian dari tadi ngomong mulu. Naya jadi gak ada kesempatan tuh buat ngomong" ucap Evita menyudahi perdebatan.
"Yaudah cerita nay, kenapa kamu nemuin cowok berengsek itu" ucap Ridan ingin tahu.
"Semalam sore aku melihat Sefia selingkuh" ucapku sambil memperhatikan ekspresi mereka yang berbeda-beda setelah mendengar kata selingkuh.
"Oh my God, serius Nay?" tanya Dena gak percaya
"Tau darimana dia selingkuh" ucap Evita
"Pantesan Kamu dibuat nangis sama kak Randy, pasti dia gak percaya kan?" Ucap Elsa yang kali ini ucapannya benar dan tidak mendapat sentilan
"Serius" ucapku singkat
"Iya, tapi gimana ceritanya kamu tau dia selingkuh?" balas Dena masih tidak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Teen Fiction[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...