Part 65

79 15 0
                                    

"Tau dong, apasih yang aku gak tau tentang kamu" jawab Raffa dengan suara yang membanggakan dirinya dan membuat Naya tersenyum tipis mendengar gombalan dari Raffa.

"Karna kamu udah berhasil sekarang kita selfie dulu ya" ucap Raffa sembari merogoh sakunya dan mengeluarkan telepon genggam miliknya itu.

"Ok. Kamu udah siap kan?" tanya Raffa melirik Naya

"Ready!" sahut Naya tersenyum

Tangan Raffa mendarat di kepala Renaya. Jemarinya menyisir rambut perempuan itu yang sedikit tidak rapi akibat angin yang menyapu rambut panjangnya itu. Renaya hanya diam dan merasa desiran lembut terasa di dadanya menikmati jemari laki-laki itu merapikan rambutnya.

"Ok udah cantik" kata Raffa sembari fokus ke camera handponenya

CHEERS

Sebuah foto sudah tertangkap oleh kamera Raffa. Mereka berdua menunjukkan sebuah senyuman yang melintang di kedua pipi mereka masing-masing

"Lagi ya Nay" pinta Raffa dan mendorongkan kembali telepon genggamnya ke depan

Mereka berpose dengan gaya masing-masing. Berulang kali Raffa menekan bulatan berwarna putih di layar androidnya. Ada begitu banyak pose wajah mereka yang sudah mengisi memori Handphone Raffa yang membuat mereka tertawa cekikikan setelah mati gaya karna udah begitu banyak camera itu menangkap berbagai gaya mereka sedari tadi.

"Nay! Aku boleh nanya satu pertanyaan lagi kan?" tanya Raffa sembari menyimpan kembali telepon genggamnya ke dalam kantongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nay! Aku boleh nanya satu pertanyaan lagi kan?" tanya Raffa sembari menyimpan kembali telepon genggamnya ke dalam kantongnya

"Itu namanya bukan satu pertanyaan Raffa, dari tadi satu pertanyaan mulu. Tapi gak habis-habis?" kata Naya tersenyum

"Serius Nay ini yang terakhir" balas Raffa tertawa dan menyadari sudah beberapa pertanyaan yang dia keluarkan

"Kamu suka air tapi kok gak bisa berenang sih?" tanya Raffa sembari mengambil air dengan telapak tangannya dan menghempaskannya ke wajah Renaya membuat Renaya membalas kelakuan Raffa.

Renaya dan Raffa saling melempar air dengan kedua tangannya dan mengumandangkan tawa yang saling sahut menyahut itu. Siang ini Raffa merayakan keberhasilan perempuan ini dengan caranya yang unik dan sederhana. Namun berhasil membuat Renaya berulang kali tersenyum bahkan tertawa bebas seakan melupakan kesedihan yang masih mengepung hatinya.

 Namun berhasil membuat Renaya berulang kali tersenyum bahkan tertawa bebas seakan melupakan kesedihan yang masih mengepung hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warna biru di langit kini berubah menjadi jingga. Matahari mengucapkan selamat tinggal kepada pagi dan pagi mengucapkan selamat sore kepada warna jingga yang sudah memenuhi langit saat ini.

Sebelum sore berganti malam dan menyuguhkan kegelapan. Renaya mengajak Raffa untuk pulang. Meskipun Raffa masih ingin berlama-lama dengan perempuan yang sudah menemaninya sejak siang tadi.

Sesampainya di rumah Naya bergegas masuk ke rumah dan berharap Mama Mary belum tiba di rumah saat ini. Namun, saat knop pintu di turunkan dengan tangan kanannya, matanya terbelalak dan terkejut melihat kehadiran Mary yang sudah berada di pintu itu dengan sebuah ember di tangannya. Tidak membutuhkan waktu yang lama dan tanpa kata-kata Mary mengguyur Naya dengan air yang kini membasahi tubuhnya.

"Jam berapa ini ? kenapa kamu baru pulang? Haa..? bentak Mary kepada anak perempuan yang sudah menggigil kedinginan itu

"Maaf Ma.. Naya tadi habis ketemu sama temen di sungai" sahut Naya terbata-bata. Air matanya yang mengalir tidak terlihat karena tetesan air yang mengalir dari ujung kepalanya

Tiba-tiba Bima berlari dari arah gerbang rumah mereka melihat kejadian yang menimpa Renaya.

"Apa-apaan ini? kenapa Renaya basah?" teriak Bima kepada Mary yang memegang ember di tangannya.

___________________________________________
GIMANA SOBAT
MAU DI LANJUT LAGI GAK NIH ?

COMMENT YA
VOTE
VOTE
VOTE

Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang