[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA]
Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...
"Kenapa sih Papa bela dia terus, dia ini anak yang selalu buat masalah. Kamu lihat jam berapa dia pulang?" kata Mary dengan emosi yang meluap melihat suaminya memeluk anak yang sangat di benci olehnya
"Ma, Mitha juga sering kan pulang sore seperti ini? kamu gak marah-marah kan, lantas kenapa Renaya kamu bentak sampai-sampai mengguyurnya dengan air?" teriak Bima sembari merangkul Naya dan membawanya ke kamar tidurnya.
"Sayang kamu mandi ya, trus ganti baju. Habis itu Papa mau menceritakan sesuatu sama kamu" kata Bima yang menekukkan kakinya agar bisa melihat wajah putrinya itu dengan tangan kanan yang terus mengusap kepalanya yang basah.
Naya memeluk pria yang ada di hadapannya itu "Makasi ya Papa udah sayang banget sama Naya" lirih Naya sembari menangis tersedu-sedu di bahu Bima yang membiarkan Putrinya itu mengeluarkan segala kesedihannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah tangisan Naya mereda. Bima melepaskan pelukannya dan menyuruh Naya untuk membersihkan diri. Lalu mengecup kening putrinya yang bernama Renaya itu dan beranjak meninggalkan kamar tidur Renaya.
Sejam kemudian Renaya sudah selesai membersihkan diri, mengganti pakaian nya dengan Pyjamas bermotif hello kitty dan mengeringkan rambutnya yang panjang itu dengan hair dryer. Kemudian Renaya bersiap untuk menemui Papanya Bima di ruang tamu yang tengah duduk dengan sebuah koran yang menemani pria itu menunggu putrinya Renaya.
"Papa, Naya udah siap" lirihnya dengan suara yang datar
"Wangi banget sih anak Papa ini" ucap Bima dan mencubit pipi Naya pelan.
Kemudian Bima menarik tangan kanan Naya menuju taman kecil yang berada di bagian belakang rumah itu. Bima tak lupa membawa sebuah kotak yang berukuran sedang di tangannya. Membuat Naya penasaran dengan isi kotak tersebut namun tidak menanyakannya kepada Papanya Bima.
Setelah mereka sampai, Bima mengajak Naya untuk duduk di sebuah bangku berwarna Putih bersih yang menghadap ke kolam yang tidak pernah Naya gunakan untuk berenang disana dan paling jarang memasuki ruangan ini karna baginya sungai sepi lebih nyaman dan indah dibandingkan kolam yang ada di rumah itu.
"Papa akan menceritakan sebuah kisah ke Naya" kata Bima dan memeluk bahu putrinya itu dengan lengan kirinya.
"Kisah tentang apa Pa" tanya Naya penasaran
Bima mengeluarkan sebuah foto dari dalam kotak yang sedari tadi di bawa nya. Dan memperlihatkannya Kepada Naya.
"Dia adalah perempuan yang mempunyai Hati yang sangat istimewa" kata Bima memandang foto perempuan yang sedang duduk tersenyum itu
"Istimewa gimana Pa?" tanya Naya dan melihat senyum manis perempuan itu
"Iya sayang, istimewa karena hatinya yang sangat baik, dia juga perempuan yang rajin dan pekerja keras" lirih Bima tersenyum mengingat perempuan ini yang pernah hadir dalam hidupnya
"Papa perempuan istimewa ini siapa?" tanya Naya melihat wajah Papanya yang masih tertuju ke foto yang ada di tangannya dengan sangat dalam membuat Bima menoleh Naya atas pertanyaannya.
"Namanya adalah Arianti" sahut Bima kepada Naya.
Mata Bima mulai berkaca-kaca dan sebentar lagi akan berganti menjadi buliran air mata saat melihat Naya yang duduk diam mendengar ucapannya yang sesekali menatap foto perempuan yang baru saja di perlihatkan oleh Bim. Foto ini di ambil oleh Bima diam-diam saat bertamu ke rumah pak Handoko beberapa tahun yang lalu.
Kemudian dengan perlahan dan terperinci Bima menjelaskan semua kejadian yang telah terjadi kepada Perempuan yang bernama Arianti itu kepada Renaya yang mendengarkannya dengan cermat. Duduk diam disamping Bima sesekali matanya melihat wajah perempuan yang sangat lembut itu dan sesekali menatap wajah Bima yang menyiratkan kesedihan saat menceritakan kisah perempuan itu. Mungkin dia adalah mantan Papa pikir Renaya menebak.
Lalu Bima mengambil sebuah foto lagi yang memperlihatkan perempuan yang bernama Arianti itu tengah memeluk seorang Pria yang tidak memperlihatkan wajahnya dan hanya menyuguhkan senyuman terindah perempuan itu yang sangat bahagia saat memeluk pria yang ada di depannya itu.
"Mereka siapa Pa?" tanya Naya penasaran karna sedari tadi sudah memenuhi pikirannya. Dugaannya salah bahwa Papa Bima adalah mantan perempuan itu.
Bima mulai menceritakan kejadian yang menimpa Arianti saat berada di Rumah Sakit yang berada tidak jauh dari rumah mereka. "Dia di pisahkan dengan bayinya dan pria ini" kata Bima meneteskan air matanya
"Kenapa Pa, kenapa mereka di pisahkan" sahut Naya yang ikut menangis mendengar kisah sedih itu