Wajah Mary dan Arianti tampak memerah seperti jambu. Hati mereka berdua berdebar-debar di dada.
Jantung pun berdetak tak normal seperti biasanya setelah Muliadi menanyakan putri yang mana yang akan di jodohkan dengan putra mereka yang bernama Bima. Mary tersenyum semanis mungkin dan berharap dirinyalah yang akan di sandingkan dengan pria tersebut.
Arianti tampak gelisah dan tidak ada senyuman di wajahnya, seperti saat Bima melihat perempuan itu tersenyum ketika bertemu dengan kekasihnya kemarin. Hatinya berdebar tak karuan dan mengingat wajah kekasihnya.
Besar harapan yang di aminkan Arianti sedari tadi agar kakaknya Mary yang akan di pilih untuk di jodohkan dengan Bima. Arianti tidak ingin mendengar namanya yang akan di ucapkan oleh ayahnya.
Bima sama sekali tidak ingin ikut campur dengan percakapan ayahnya. Padahal sebelumnya hatinya begitu menggebu-gebu saat mendengar akan dijodohkan dengan putri Handoko.
Dia ingin dijodohkan dengan perempuan yang bernama Arianti. Namun, hatinya menolak dan tidak menerima jika perjodohan ini akan membuat hidup perempuan itu sengsara karna akan dipisahkan dengan kekasihnya. Hatinya kacau balau malam itu.
"Bima putra Bapak Muliadi akan kita jodohkan dengan putri sulung kami yang bernama Mary" ucap Handoko kepada rekan bisnisnya.
"Mary kemarilah!" panggil ayahnya membuat wajah Mary semakin memerah dan hatinya benar-benar bahagia mendengar pernyataan ayahnya barusan. Mary beranjak dari tempatnya dengan malu-malu dan menghampiri kedua orangtuanya. Dia duduk diantara ayah dan Ibunya.
"Ini dia putri sulung saya. Namanya adalah Mary" kata Handoko memperkenalkan putinya yang akan dijodohkan dengan putra Muliadi.
"Anak perempuan yang cantik ya Pa" kata ibu Bima dan mencolek putranya yang hanya berdiam diri.
Bima syok dan mematung saat partner bisnis ayahnya itu berbicara. Sebuah pernyataan yang didengar Bima membuatnya semakin kacau dan Hatinya bertambah patah adalah saat pak Handoko akan menjodohkannya dengan putri sulungnya yang bernama Mary.
Disatu sisi Bima merasa senang karna dia tidak akan memisahkan Arianti dan kekasihnya. Namun, di sisi lain dia merasa sedih karna akan di jodohkan dengan putri sulung Handoko yang bernama Mary itu.
"Karena Mary adalah anak pertama kami, jadi dia yang harus terlebih dahulu menikah" jelas Handoko memegang tangan putrinya itu.
"Siapa pun dari salah satu putri Bapak, kami sangat menyetujuinya" balas Muliadi mendengar Mary yang akan di nikahkan dengan putranya Bima.
"Mary.. kamu setuju kan menerima perjodohan ini?" tanya Handoko menatap putri sulungnya yang cantik itu
Marry tersenyum malu-malu dan menganggukkan kepalanya "setuju Pa" katanya dengan wajah yang berubah menjadi merah lagi untuk kesekian kalinya saat mendengar kata perjodohan malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Fiksi Remaja[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...