Hampir semua pakaian yang ada di lemari telah kucoba tapi tak satu pun yang berhasil kupilih. Berulang kali aku mondar-mandir di depan kaca memadumadankan pakaianku dan mengomentari diriku sendiri.
Belum satupun pakaian yang kukenakan sedari tadi yang aku suka dan cocok untuk menghadiri pesta ulang tahun Dena.
Ini adalah kali pertama aku seheboh ini dalam memilih pakaian untuk menghadiri acara ulang tahun. Biasanya aku hanya memilih pakaian yang menurutku nyaman untuk dikenakan.
Kakiku mulai terasa pegal akibat mondar-mandir di depan cermin. Aku duduk diatas tempat tidur sambil melihat semua pakaian yang sudah berhamburan keluar dari lemari yang kini sudah kosong.
Tok! Tok! Tok!
"Nay, papa boleh masuk?" Suara lelaki paruh baya sedang berada di depan pintu kamar Naya.
"Papa!" Lirihku dan beranjak lari dari tempat tidur menuju pintu.
"Papa!" Teriakku lalu memeluknya erat. "Papa udah pulang ? Papa sehat kan, Naya kangen Papa!" ucapku di pelukan lelaki yang sudah membuatku menunggu kepulangnya.
Sambil mengelus kepalaku Papa berkata "Papa juga kangen banget sama putri Papa ini" sambil melepaskan pelukanku.
"Waduh, anak gadis Papa kok kamarnya berantakan gini" tanya papa melihat semua pakaianku yang berserakan diatas tempat tidur.
"Mmmh, maaf pa. Tadi Naya lagi coba cari gaun untuk ke pesta nanti" ucapku malu melihat Papa yang mengetahui isi kamarku pada waktu yang tidak tepat.
"Oh jadi nanti anak Papa ini mau pergi pesta ya? Pesta siapa sayang?" Tanya Papa melihatku dengan sorot mata yang begitu menenangkan.
"Hari ini Dena merayakan pesta ulang tahunnya Pa" jawabku dengan suara datar "makanya Naya cari baju yang cocok untuk menghadiri pesta itu".
"Yaudah nanti Papa antar kamu yah kesana! Oia kak Mitha juga pergi kan?" tanya Papa
"Harusnya sih pergi pa, karna kak Mitha juga dapat undangan kok" tegasku.
"Nih Papa bawa sesuatu buat kamu" ucapnya yang sedari tadi menggenggam sesuatu di tangannya dan menyodorkan sebuah kantong berwarna merah muda kepadaku.
"Ini apa Pa?" Tanyaku karna aku tau itu bukan sebuah boneka dan menerimanya
"Buka dong! Supaya Naya tau isinya" balas Papa melihatku kebingungan
"Waaah, gaunnya cantik sekali" teriakku memandangi gaun baru yang Papa belikan untukku. Papa seperti tau aja kalau aku sedang membutuhkannya.
"Makasi ya pa, Naya sayang papa" ucapku lalu memeluk Papa
***
Pukul 17.00 WIB, androidku berdering tanda sebuah pesan masuk di applikasi WhatsApp.
Sore Nay, aku jemput kamu ya ntar malam
Dengan cepat jemariku membalas pesan dari Raffa itu
Maaf ya Raf, aku gak bisa berangkat sama kamu
Sedetik kemudian langsung di read oleh Raffa dan dibalas
Emang kamu berangkat bareng siapa Nay?
Kak ken ?
Jemariku kembali bermain diatas keyword di androidku
Bareng Papa
Balasku singkat dan telah terkirim kepada Raffa lalu beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap menghadiri pesta ulang tahun Dena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Fiksi Remaja[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...