Part 63

61 9 0
                                    

Setelah perutnya telah terisi sempurna. Renaya beranjak kembali ke kamar tidur mendekati sebuah cermin berbentuk oval yang melekat di dinding, memperhatikan dirinya sekali lagi dan siap-siap mengambil sling bag berwarna merah muda yang menggantung di samping meja riasnya.

Sebelum meninggalkan rumah itu yang tampak sepi, Dia berpamitan dan tak lupa menempelkan punggung tangan bik Sumi ke pipinya dan beranjak pergi untuk merayakan hasil ulangannya bersama Raffa

Raffa sudah nongol di depan gerbang rumahnya ketika pintu utama terbuka. Renaya kaget melihat cowok itu sudah menantinya entah sejak kapan. Dengan terburu-buru Naya menarik dan membawa sepedanya dari ruang parkiran dan menemui Raffa di depan gerbang dengan kaos putih bertuliskan Levi's dipadukan celana ponggol berwarna coklat muda menambah kesan manis dikenakan Raffa.

"Raffa! kok udah disini?" tanya Naya sembari membuka gerbang rumahnya

"Emang gak bisa ya, kan aku mau ketemuan sama anak pemilik rumah ini" sahut Raffa dan melemparkan senyum termanisnya

"Kan kita udah janjian ketemu di tempat kita berteduh kemarin" kata Naya 3 menit setelah terpaku diam dan menikmati senyum manis milik Raffa itu

"Aku pengin Naik sepeda bareng kamu, makanya sebelum waktunya aku udah datang" jawab Raffa dan menyengir di depan Naya.

"Yaudah deh, yuk berangkat" ajak Naya dan menutup kembali gerbang rumahnya.

"Aku yang bawain sepedanya ya" balas Raffa

"Ok" jawab Naya singkat sembari menyerahkan sepedanya

Raffa langsung menaiki sepeda itu dan siap mengayuhnya "Lho, kok kamu gak naik?" tanya Raffa melihat Naya yang bejalan bersisian dengan sepedanya yang tengah di bawa oleh raffa

"Naik kemana? Sahut Naya

"Ke belakang aku dong" balas Raffa sembari menoleh ke arah belakangnya

"Ini sepeda Raffa bukan sepeda motor yang di buat dengan bangku memanjang ke belakang, tuh liat sepeda Cuma di buat dengan satu tempat duduk" jawab Renaya lalu kembali berjalan lagi

"Hey! Tuh liat di roda belakangnya ada besi di sebelah kiri dan kanan, kamu tau gak buat apa?" Ujar Raffa sambil menunjukkan besi yang sedikit memanjang di dekat roda belakang sepeda itu.

"Emang buat apa?" tanya Naya kebingungan

"Buat seseorang berdiri disana, jadi sepeda juga bisa lho bawa penumpang" jawab Raffa tersenyum dan meminta Naya untuk berdiri di belakangnya

"Kamu pegang pundakku supaya bisa seimbang" jelas Raffa

Naya hanya mengikuti setiap ucapan Raffa tanpa membalas dan saat tubuhnya sudah berdiri diatas sepeda itu, kedua tangannya memegang erat pundak Raffa dan mulutnya tersenyum.

Ini adalah kali pertama Naya di bonceng di atas sepeda, dia bisa merasakan angin yang menerpa wajahnya dan menerbangkan rambutnya ke belakang, sesekali tangan kanannya meninggalkan pundak raffa untuk menyapu rambutnya yang menyambar wajahnya.

Ini adalah kali pertama Naya di bonceng di atas sepeda, dia bisa merasakan angin yang menerpa wajahnya dan menerbangkan rambutnya ke belakang, sesekali tangan kanannya meninggalkan pundak raffa untuk menyapu rambutnya yang menyambar wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang