Setelah selesai belajar matematika bersama Raffa aku memilih pulang terlebih dahulu, sedangkan Raffa masih tetap Tinggal di sekolah setelah mengajariku diperpustakaan.
Terik mentari begitu menyengat hingga membuatku kelelahan mengayuh sepedaku. Berulang Kali aku berhenti sekedar melepas dahagaku dengan sebotol minuman yang selalu setia dibawa kesekolah.
"Itu kan Sefia!" gumamku melihat seorang perempuan cantik di dalam sebuah mobil pada saat lampu merah. Aku mengucek mataku dan melihat kembali ke arah mobil tersebut.
Ya, aku tidak salah lihat. Itu adalah Sefia yang sedang memakai kaos tanpa lengan berwarna merah, rambutnya digerai bebas ke belakang punggungnya.
Tapi, sesuatu yang membuatku makin penasaran adalah seseorang yang berada disamping Sefia
"Tentu saja itu bukan kak Randy, dia kan lagi latihan bola Voli bersama timnya di sekolah" gumamku lagi semakin penasaran sosok yang sedang bersama Sefia saat ini siapa.
Sehabis belajar bersama Raffa diperpustakaan aku melihat kak Randy bersama timnya sedang latihan bola voli disekolah dan masih berlanjut saat aku meninggalkan sekolah dan pulang.
Aku mencoba mendekati mobil itu dengan cepat, dan aku melihat seorang laki-laki yang sangat aku kenal. Ya ! mataku gak mungkin salah dia adalah kak Jaka. Kak Jaka pacarnya Evita sahabatku.
"Oh my God!" aku syok melihat apa yang terjadi sambil menutup mulutku dan menutup kepalaku dengan topi Hoodieku. Aku semakin melihat jelas mereka berdua di dalam mobil itu.
Kak Jaka mengelus rambut panjang Sefia sambil tersenyum meliriknya dan kemudian mencium tangan Sefia dengan mesra.
"Ya ampun, ini ada apa sih? Kok kak Jaka seperti berpacaran dengan sefia" pikiranku benar-benar kacau memikirkannya. Aku tidak percaya tetapi yang kulihat adalah kenyataan dan aku tidak salah lagi itu benar Sefia dan Kak Jaka.
Evita tidak pernah cerita kalau dia udah putus dengan kak Jaka. Bahkan Randy pun masih menghampiri Sefia tadi pagi di dalam kelas dan di kantin juga masih barengan dan terlihat mesra seperti biasa.
"Lalu, ini apa? Kenapa seperti ini?" Hatiku sakit melihat kak Jaka yang sudah menjahati sahabatku Evita. Ini adalah perselingkuhan. Aku gak bisa biarin ini semua terjadi, pokoknya aku harus melakukan sesuatu.
***
Pagi ini aku bersiap-siap ke sekolah 15 menit lebih cepat dari biasanya. Aku sudah merencanakan sesuatu. Aku akan menceritakan semua kejadian yang aku lihat semalam sore kepada Kak Randy dan Evita.
Sarapan pagi pun kulewatkan supaya aku bisa lebih cepat sampai disekolah dan bisa menceritakan semuanya sebelum bel masuk nanti. Aku tidak mau sahabat ku disakiti oleh siapapun, dan aku gak terima dengan kejadian kemarin.
Selain mengkhawatirkan sahabatku Evita. Sebenarnya hatiku tidak menerima kelakuan Sefia terhadap kak Randy, Aku tidak terima kalau Sefia menduakan kak Randy yang sudah melakukan banyak hal untuknya. Aku tidak mau melihat kak Randy patah hati. Karna aku sangat tau gimana rasanya Patah hati itu.
***
"Kak Randy! Kak Randy! Kak Randy!"
Melihat kak Randy yang sudah berada di sekolah, aku berlari menghampirinya yang sudah naik ke lantai dua.
Dia menoleh kearahku tapi tidak menghentikan langkahnya dan tetap berjalan menuju ruangan kelas.
"Kak Randy!" Teriakku ngos-ngosan lalu memegang kedua lututku
"Ini cewek udah gila ya, seenaknya aja teriak-teriak manggil namaku" ucap Randy duduk di bangkunya tanpa ada rasa prihatin kepadaku yang udah sedari tadi mencoba mengejarnya.
"Pliss kak ! untuk saat ini tolong jangan bersikap acuh kepadaku, aku ingin kakak tau yang sebenarnya. Aku gak mau kakak dikhianatin seperti ini" gumamku dalam hati.
"Kak Randy maaf udah menggangu kakak, aku Cuma mau ngom__" sebelum aku selesai berbicara,
"aku gak mau diganggu sama kamu!" teriaknya tanpa melihat kearahku. Ucapan kak Randy benar-benar menyakiti hatiku lagi.
"tapi ini soal Sefia kak" ucapku dan kak Randy langsung melihatku dan mendekat
Segitu cintanya ya kak Randy ke Sefia sampai-sampai perhatiannya bisa teralih hanya mendengar nama Sefia. Kak Randy aku gak mau kakak Patah Hati karna Sefia.
"Ada apa dengan Sefia?" ucapnya penasaran.
"Sefia selingkuh kak" ucapku
"Hahahah! Loe udah gila ya, jelas-jelas Sefia itu bareng aku tadi berangkat ke sekolah" jelas nya sambil menertawakanku
"Bukan gitu kak, aku lihat Sefi___" aku berusaha ingin menjelaskan kejadian semalam.
"keluar!" Sambil menunjuk kearah pintu dengan suara teriakannya yang didengar oleh semua anak-anak yang ada di dalam kelas itu.
Jleebb. Jantungku seperti ditusuk benda tajam. Sakit. Sakit banget. Satu kata satu ekspresi tapi bisa membunuhku seketika.
"Ada apa ini?" Tanya seorang perempuan yang sangat aku kenali pemiliknya "ngapain kamu disini" bentak kak Mitha kepadaku sambil mendorong pundakku.
"Tuh, bilangin sama adik kami !, jangan memfitnah pacarku seenaknya" sambil menunjukku dan aku benar-benar merasa tersudut saat ini.
"Bilang aja kalau loe masih berharap kalau aku benar-benar melakukan hal kemarin dari hati gue sama loe, dan sekarang loe fitnah sefia supaya aku putus kan sama dia?" Teriaknya tepat diwajahku.
Kata loe-gue dari mulutnya membuatku ingin pergi jauh meninggalkan Bumi ini. Sakitnya itu benar-benar sakit.
Kenapa mencintai kamu bisa sesakit ini sih kak ? Sakit tapi tak berdarah ya gini rasanya. Aku mencintai kamu dengan caraku sendiri. Niat baik ku menjauhkanmu dari patah hati gagal karna kamu lebih percaya dia dari padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Fiksi Remaja[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...