Niat baikku yang ingin menceritakan apa yang udah terjadi kepada kak Randy dibalas seperti ini. Aku dianggap mengarang cerita karena cemburu melihat kak Randy dengan sefia bukan denganku.
Aku memang cemburu. Tapi aku gak pernah berniat jahat dengan hubungan mereka. Seketika air mataku berjatuhan memenuhi pipiku. Tetapi kakiku seakan gak mau pergi sebelum aku menceritakan yang sebenarnya.
"Kamu selalu malu-maluin ya Nay, pergi sana! Aku malu punya adik kayak kamu" ucap kak Mitha meninggalkanku lalu pergi
"Pergi ! jangan harap gue mau percaya sama ucapan loe!" Teriak Kak Randy dengan kebencian yang tersirat di wajahnya
"Kamu bakalan menyesal dengan ucapanmu!" seseorang menyentuh bahuku dan berteriak kepada Kak Randy. Raffa menarikku pergi dari tempat itu.
Setelah jauh dari kelas kak Randy, tiba-tiba Raffa berhenti dan berdiri di hadapanku. "Jangan mau disakiti oleh orang yang salah lagi, Nay!" lalu memberiku sapu tangan dari sakunya "jangan mau nangis nanti muka kamu jadi makin jelek" tegasnya mencoba membuatku tertawa.
"Naya! Kok nangis? Ada apa?" Dia gpp ucap Raffa dan menggenggam erat tanganku. "Nay! Ada apa?" pertanyaan yang sama dari kak Ken kepadaku lalu melepaskan tangan Raffa dariku dan membawaku pergi ke ruang jurnalistik.
Aku hanya diam tanpa kata dan masih syok dengan kejadian barusan. Aku gak tau harus melakukan apa tubuhku seakan seperti memiliki magnet yang bisa ditarik oleh kak Ken begitu saja lalu meninggalkan Raffa dengan wajah kecewanya.
"Ada apa Nay? Siapa yang jahatin kamu? Ucap kak Ken sambil menepuk-nepuk pundakku. "kamu minum dulu ya" menyodorkan sebotol air putih kepadaku. Lalu setelah hatiku benar-benar padam dari kobar api yang membakarnya. Aku menceritakan kejadian kemarin kepada kak Ken.
"Jangan pernah biarkan orang lain menyakitimu dengan cara apapun" ucapnya menenangkanku.
"sehebat apapun mereka mencoba menyakiti jangan biarkan mereka berhasil melakukannya"
lalu memegang kedua pundakku dan menatapku dengan penuh perasaan "Kamu berhak bahagia, Nay!" kata kak Ken yang membuatku sadar bahwa mereka boleh mengucapkan apapun kepadaku tapi aku gak boleh membiarkan mereka berhasil menyakitiku gumamku bertekad bangkit kembali dari keterpurukanku.
Didalam kelas aku menemukan daun kering yang bertuliskan kalimat yang benar-benar membuatku semakin penasaran siapa pengirimnya.
Berhati-hatilah mengambil tindakan
Kejujuran tak selamanya dibalas dengan sikap baik
Jangan biarkan kamu tersakiti
Kamu berhak merasakan kebahagiaan
Tersenyumlah! kamu istimewa
Pengirimnya seakan tau apa yang akan aku lakukan hari ini. Setelah melihat kejadian sore semalam di lampu merah aku tidak ada bercerita kepada siapapun, kepada anggota sweet squad juga tidak sama sekali.
Mengapa witch unknown tahu apa yang terjadi? Mengapa dia tau kalau aku akan jujur kepada kak Randy dan Evita hari ini. Tapi, aku terlanjur sakit hati aku memilih menemui kak Randy terlebih dahulu sebelum membaca daun kering ini tadi.
Seandainya aku membaca ini terlebih dahulu mungkin aku akan berfikir lagi untuk jujur atau menyimpannya dulu. Tapi semua udah terlanjur aku terlanjur sakit hati lagi oleh orang yang sama.
Sekarang pertanyaan yang membuming di kepalaku adalah dari mana witch unknown mengetahui semua ini. Aku tidak pernah cerita kepada siapapun.
Setelah melihat kejadian itu aku hanya membuat surat di sungai sepi dan membuangnya ke sungai. Apa witch unknown selama ini mengikutiku diam-diam? dan mengambil semua surat yang ada di botol kosong itu sehingga dia tau apapun yang terjadi dalam hidupku?
Aku benar-benar tidak bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan ini. Selama ini setiap aku pergi ke tempat itu. Tidak pernah ada siapapun didekatku, itu sebabnya aku menyebutnya sungai sepi. kepalaku kacau memikirkannya. Kenapa bisa pengirim daun kering ini bisa tau?
Melihat Evita datang dan meletakkan tas di atas kursinya. Aku jadi teringat dengan kak Jaka. "Selamat pagi Naya!" sambutnya dengan senyum ceria.
Hatiku benar-benar ingin jujur kepada nya, tapi aku mengingat kembali kalimat dari witch unknown Kejujuran tak selamanya dibalas dengan sikap baik.
"Nay, tau gak Tadi aku di jemput kak Jaka, trus dia kasi aku ini" menunjukkan sepucuk bunga mawar putih yang terbungkus rapi dan diikat dengan pita berwarna merah "sweet banget kan Nay, aku senang banget pagi ini" ucapnya dengan penuh semangat dan hati yang berbunga-bunga.
Oh ya Tuhan tidak mungkin aku menceritakan kejadian semalam kepada Evita. Perasaan bahagianya bisa hancur jika mendengar cerita ini dari ku.
Aku mengurungkan niatku dan kalimat dari witch unknown ada benarnya kejujuran memang tidak selalu dibalas dengan sikap baik sama halnya seperti kak Randy yang membalas kejujuranku dengan kejahatan kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Aku yakin sikap Evita yang saat ini sedang berbahagia juga tidak akan bisa menerima kejujuranku dengan baik. Akan aku simpan sendiri untuk sementara masalah ini meskipun menyakitiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Novela Juvenil[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...