Part 78

70 8 0
                                    

"Tinggal satu keajaiban lagi" lirih Randy dan membaca isi diary pada lembar terakhir. Dan Randy memikirkan bagaimana cara nya untuk mewujudkan keinginan tersebut. Keajaiban terakhir ini harus di pikirkan matang-matang nih gumam Randy dan membalikkan lagi tubuhnya itu. 

Dear diary,

Hari ini perasanku benar-benar sudah berada di titik 100% untuk cowok idolaku. Meskipun mengaguminya dari jauh, namun rasanya setiap melihat gerak-geriknya apalagi senyumannya sudah membuatku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Kata orang-orang kalau sudah berumur satu tujuh maka tidak ada larangan untuk memulai sebuah hubungan "Pacaran". Emmm tapi sampai hari ini aku masih belum bisa memiliki seorang kekasih seperti Dena, Ridan, Elsa dan Evita. Rasanya jabatan kejombloanku tetap setia dan tidak berubah. Jangan kan punya pacar, yang melirik aku aja sampai sekarang sepertinya sama sekali tidak ada. Kalau aku berharap di tembak oleh Idolaku itu mungkin gak ya? Huusss mikir apa sih aku. Lagian cowok setampan itu pasti udah punya pacar. Dan kalau yang berada di sampingnya nggak cantik pasti gak cocok. Kalau aku cocok gak ya? Stop Nay! Itu mustahil!. Tapi aku ingin suatu hari nanti bakalan ada keajaiban untuk bisa menjadi kekasihnya. Meskipun semua itu kemungkinan 0.

With Love,

Renaya

***

Pagi ini semangatku untuk berangkat kesekolah begitu membara. Sejak aku membuka mata senyum lebar melintang di kedua pipiku, aku teringat kembali dengan isi chat ku dengan kak Randy semalam. Aku merasa senang sekali belajar di ruangan kelas yang sejuk, pagi hari yang indah ini membuatku semakin ceria. Apalagi saat berjalan menuju kelas aku bertemu cowok idolaku melemparkan senyum manisnya itu kepadaku.

Kemudian pelajaran Matematika dari pak Jodi membuat jantungku meledak dengan rumus-rumusnya yang mematahkan semangatku dan membuyarkan lamunanku tentang cowok idola. Aku harus fokus dengan pelajaran pak Jodi kalau tidak bisa-bisa namaku di panggil dan di suruh ngerjain soal yang di tulis di papan tulis itu.

Pada waktu istirahat, Oh lega banget akhirnya aku bisa melewati pelajaran yang menguras habis kepala untuk berfikir keras. Aku dan anggota Sweet Squad lainnya keluar dari kelas untuk menenangkan perut yang kosong. Mie bakso pak Ucup selalu menjadi pilihan di kala perut menggerutu dan memberi isyarat untuk segera di isi.

Pada saat bel berbunyi, kami segera beranjak dari kantin dan berlari bersama karna semangat yang pulih kembali. Gelak tawa pun tercipta dari Tom and Jerry si Elsa dan Evita yang selalu saja bertengkar. Di dalam kelas, belajar Bahasa Indonesia membuat hatiku kembali bahagia bertemu dengan Ibu Lina. Hatiku riang bagai bintang bertemu bulan saat puisiku di nyatakan terbaik dari semua siswa di kelas ku hari ini.

"Naya kamu tolong kumpulkan kembali puisi teman-temanmu dan kamu antar ke meja ibu ya" kata Ibu Lina sebelum beranjak dari kelas

"Siap Bu!" sahutku dengan senyum sumringah mengetahui puisiku mendapat nilai terbaik hari ini

Pada waktu istirahat kedua, aku berjalan ke setiap lorong untuk mengumpulkan semua puisi teman-temanku. Dan pada saat semua telah terkumpul di tanganku, aku bergegas keluar kelas dan menuju ruangan ibu Lina.

"Nay ! tunggu" teriak perempuan yang selama ini tidak pernah lagi menyapaku

Aku terkejut melihat Sefia memanggilku. Selembar kertas di tangannya di sodorkan kepadaku. Aku tau itu adalah puisi miliknya. Lalu kaki berbalik arah dan mendekatinya untuk menerima puisi tersebut.

AUUUUWW! BUUUUGHH

AUUUUWW! BUUUUGHH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang