Aku hanya tersenyum manis mendengar penuturan penjual es krim tersebut. Dan aku jadi salah tingkah berada di dekat kak Ken
"Kita duduk disana ya" menunjuk sebuah tempat sambil mengarahkanku yang hanya diam tanpa bicara setelah mendengar ucapan penjual tadi.
Kak ken membawaku ke sebuah tempat dibawah pohon rindang dan duduk di sebuah bangku panjang yang sangat tidak asing bagiku. Ini adalah tempat yang sangat sering aku kunjungi.
"Tempatnya bagus dan sejuk kan" ucap kak Ken sembari duduk dan menikmati es krim yang ada di tangannya.
"Kakak suka tempat ini?" tanyaku sembari menikmati manisnya es krim yang ada di tanganku
"Tentu dong, tempatnya nyaman banget" jawabnya tersenyum manis
"sama lagi" gumamku dalam hati dengan perasaan yang bahagia mengetahui kak Ken mempunyai kesukaan yang sama lagi dengan ku..
Sore ini aku sangat bahagia di temani kak Ken yang begitu mahir membuatku tertawa berkali-kali. Aku baru tau kalau kak Ken adalah sosok yang begitu penyayang dan gak tau kenapa hatiku begitu adem setiap berada disisinya.
Aku merasa nyaman banget dan yakin jikalau dia mampu menjagaku dengan baik. Entah perasaan macam apa ini. Rasanya aku ingin berlama-lama di tempat ini bareng kak Ken, tapi setelah es krim ludes habis kak Ken mengajakku pulang. Meski masih ingun bersamanya lebih lama lagi
***
Sebelum pelajaran dimulai, kak Ken tiba-tiba datang ke kelas ku untuk kali kedua. Tapi tiba-tiba tanpa sengaja dia menabrak seorang gadis tercantik di kelas ini ya tentu saja itu Sefia. Buku yang ada di genggamannya terjatuh kelantai.
"Jongkok" gumamku dalam hati
Kak Ken dan Sefia hampir bersamaan menundukkan kepala dan berjongkok.
"Pegangan tangan dan saling menatap" gumamku lagi seperti sutradara yang tau apa yang bakal terjadi pada mereka selanjutnya.
Dan ucapanku benar. Kak Ken tak sengaja menyentuh punggung tangan Sefia lalu saling melihat satu dengan lainnya.
"Tepat sekali" gumamku lagi. Tentu saja aku tau apa yang akan terjadi karna kejadiannya seperti adegan di FTV yang sering aku tonton di sebuah channel TV.
"Maaf, ya. Aku tidak sengaja" ucap kak Ken dan mengumpulkan buku yang terjatuh dari tangan Sefia.
"Iya kak, gpp kok" balas Sefia dengan senyum termanisnya seperti mencari perhatian dari kak Ken. membuatku muak melihat tingkah perempuan itu. tanpa sadar aku sudah meremas-remas kertas yang ada di mejaku.
Lalu setelah buku itu terkumpul kak Ken berdiri dan memberikannya kepada Sefia.
"Sekali lagi maaf ya" ucap kak Ken setelah memberi buku itu kepadanya
"Makasi kak ! Kenalin aku Sefia" ucapnya tersenyum lagi sembari mengulurkan tangan
Entah mengapa hatiku meronta-ronta melihat kelakuan Sefia yang berusaha semanis mungkin mendapatkan perhatian kak Ken.
"Aku Ken dari kelas XII IPA 1" balas kak Ken dan menyambut tangan Sefia yang masih senyam-senyum dihadapannya.
Hatiku merasa tidak terima dengan sikap Sefia itu. Rasanya ingin memisahkan kedua tangan mereka dan membawa kak Ken dari hadapan Sefia. Ada apa ini? Apa aku cemburu? kenapa aku marah melihat kak Ken dengan Sefia ? Entahlah aku tidak tau jawabannya.
"Nay!" teriak kak Ken membuyarkan pikiranku.
"Eeh, iya kak" sahutku menyadari kehadiran kak Ken yang sudah duduk di sebelahku.
"Nanti siang sepulang sekolah kita ngumpul di ruang jurnalistik ya" jelasnya sambil melihatku
"Ada apa ya kak" tanyaku penasaran
"Ada rapat kecil-kecil, membahas mading sekolah" jelasnya lalu menepuk pundakku "gimana puisinya udah jalan belum" mataku melihat tangannya yang kini berada di pundakku dan langsung berpaling lalu melihat kak Ken "Oh itu.. udah kok kak" ucapku salah tingkah.
"Bagus deh kalau gitu, nanti kalau udah selesai langsung di serahkan aja ya ke Sarah" ucapnya sembari berdiri dan pamit pergi lalu mengelus kepalaku sambil beranjak meninggalkan kelas.
"Ciee kak Ken baik banget sih Nay sama kamu" ucap Elsa yang dari tadi melihat aku dan kak Ken ngobrol dari kursinya "Udah move on nih dari kak Randy" .
"Apa-apaan sih Els, sok tau deh!" sahutku lalu menyentil kepalanya
"Ada apa sih, bagi ceritanya dong" sahut Dena yang baru sampai dan memerintahkan Elsa pergi dari tempat duduknya.
"Nih Naya, tadi mesra banget ngobrolnya sama kak Ken" jelasnya sambil tertawa menggodaku
"Widih, ada perkembangan dong Nay" ucap Dena ikut menggoda
"issh kalian ada-ada aja deh" ucapku tersenyum malu
"Hahaha.. gak usah malu-malu kali Nay, tuh senyumnya di lepasin aja" ucap Dena menyentuh pipiku.
"Nay, aku kasi tau ya ke kamu. Kak Ken itu juga tampan lho!" bisik Elsa meyakiniku
"Semua cowok juga kamu anggap tampan kali Els" ucapku sambil menyentil kepalanya.
Tak lama Ridan dan Evita datang dan memilih berkumpul di mejaku dari pada meletakkan tasnya terlebih dahulu. Keponya sudah meronta-ronta melihat keasyikan kami yang sedang bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Jugendliteratur[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...