Part 42

69 8 0
                                    

Dengan bantuan bik Sumi aku tampil berbeda malam ini.

Rambut panjangku di blow sedikit di bagian bawah agar terlihat lebih bagus, wajahku dipoles bedak ringan yang di taburi blush on tipis di kedua pipiku yang kini tampak berwarna merah muda dan tak lupa aku mewarnai bibirku agar tidak kelihatan pucat.

Bik sumi menjepitkan sebuah pita lucu di belakang rambutku sesuai warna gaun yang di belikan Papa untuk menambah kesan manis.

Bik sumi menjepitkan sebuah pita lucu di belakang rambutku sesuai warna gaun yang di belikan Papa untuk menambah kesan manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wahh! Non Naya cantik banget!" ucap bik sumi memandangku dengan kagum.

"Ya dong! kan bik sumi yang dandanin" sahutku lalu memeluknya.

"Makasi bik sumiku sayang" ucapku tersenyum bahagia.

Bik sumi sudah aku anggap seperti ibuku sendiri, karna aku bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang ibu dari bik Sumi bukan dari mama Mary yang selalu saja membenciku.

Ingin rasanya aku mencari tau penyebabnya dan cerita masa lalu yang membuatnya begitu membenciku.

Tapi ini bukan saatnya memikirkan itu gumamku dalam hati sembari mengenakan sepatu heels berukuran sedang untuk menambah kesan yang anggun.

Mengenakan gaun ini rasanya kurang tepat jika aku padukan dengan flat shoes, sependapat dengan bik Sumi.

"Nay, udah selesai belum? Yuk berangkat" ucap ayah dari ruang tamu. "udah yah!" Teriakku lalu mengambil sebuah clutch yang ada diatas tempat tidur, menyalami bik Sumi dan beranjak turun ke lantai satu dengan wajah yang penuh kebahagiaan.

"Nanti kalian pulangnya jangan lama-lama ya" ucap ayah kepadaku dan kak Mitha yang duduk di sebelah ayah dan tetap fokus dengan jalan.

Pesta ulang tahun Dena sangat megah dan mewah. Begitu banyak cemilan kecil beserta minuman yang dihidangkan di atas meja. Dan yang membuatku semakin kagum adalah sebuah kue ulang tahun yang besar berwarna pink sesuai kesukaan Dena.

Sebelum mendekati birthday cake itu kakiku berhenti melangkah setelah melihat sepasang kekasih yang begitu serasi dengan pakaian yang senada sedang bergandengan tangan dan berjalan melewatiku tanpa sedikitpun melirikku yang sudah berusaha semaksimal mungkin untuk dandan seperti ini.

Sebelum mendekati birthday cake itu kakiku berhenti melangkah setelah melihat sepasang kekasih yang begitu serasi dengan pakaian yang senada sedang bergandengan tangan dan berjalan melewatiku tanpa sedikitpun melirikku yang sudah berusaha semaksim...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesungguhnya aku meminta bik sumi mendandaniku hanya karna ingin mencari perhatian kak Randy.

Setidaknya dia bisa melihat penampilanku, lalu tersenyum dan mengatakan aku cantik hari ini. Tetapi yang kutemukan, jangankan mendapat senyuman dilirikpun tidak sama sekali.

"Hey! Naya.. Cantik banget sih hari ini" seru Elsa yang begitu mempesona dengan gaun merahnya yang begitu sepadan dengan kulit putihnya.

"Kamu apalagi! cantik banget!" sahutku sembari memeluknya dan cipika cipiki.

"Nay, udah ketemu sama Dena belum?" ucapnya sambil mencari-cari diantara keramaian yang sudah hampir memenuhi ruangan tersebut.

"Belum Els aku juga baru aja sampai" balasku dan mengajaknya menemui Dena.

"Happy birthday Dena!" mengagetkannya mendengar ucapan dari aku dan Elsa secara serentak

"Heeey! Naya! Elsa! Makasiiii ya" ucapnya dan memeluk kami berdua.

"Selamat ulang tahun dena, kamu cantik banget hari ini seperti tuan putri" ucapku sambil menyentuh gaunnya yang begitu anggun "ini kado ulang tahun dariku buat kamu ya" sahutku menyodorkan sebuah kado yang sedari tadi menempel di tanganku.

"Makassi ya nay!" Ucapnya dan meletakkan kadoku di sebuah tempat yang telah diisi oleh kado-kado dari teman-teman lainnya.

Ridan dan Evita tampak sedang menuju kearah kami namun, ketika melihat kehadiranku Evita pergi membiarkan Ridan mendekati kami sendirian. 

Tak lama kemudian aku memilih pergi menjauh untuk memberikan Evita ruang agar bisa mendekati Dena yang saat ini sedang merayakan ulang tahunnya. Aku tidak ingin membuat kekacauan lagi di hari bahagia sahabatku.

Seseorang menepuk pundakku dari belakang. Saat aku menoleh mataku hampir tidak ingin berkedip sama sekali melihat seseorang yang ada di depanku.

senyum manisnya tampak sempurna dengan gaya rambut yang sangat rapi di tambah dengan pakaian casual yang sederhana namun begitu sepadan dengan tubuhnya yang membuatnya terlihat sempurna.

senyum manisnya tampak sempurna dengan gaya rambut yang sangat rapi di tambah dengan pakaian casual yang sederhana namun begitu sepadan dengan tubuhnya yang membuatnya terlihat sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang