Part 4

225 14 0
                                    

Di kertas tersebut tercantum mama pengirim dari Randy.

Kuuraikan ingatanku dengan pelan-pelan.

"Gak mungkin! Ini tukang bunganya pasti salah kirim" gumamku tidak percaya.

Tapi tercantum buat Renaya, lagipula kenapa harus bunga mawar sih?

Bagaimana dia tahu hari ulang tahunku? Kepalaku pusing tujuh keliling memikirkannya.

Kembali kucoba mengingat manusia yang pernah menemuiku dengan nama Randy.

tapi tetap saja otakku gagal menemukannya dan gak ada seorangpun yg pernah aku temui dengan nama Randy

kecuali anak pamanku yang tinggal di pulau jawa dan masih berumur 3 tahun.

Lalu dengan cepat tanganku menghitung tangkai mawar yang ada di dalam buket

"satu, dua, tiga, ..... , tujuh belas! Oh ya Tuhan kenapa semuanya seperti impianku". Ucapku tersenyum senang, kaget, tidak percaya.

Rasanya ada peri-peri kecil yang menggelitik perutku.

Amplop putih yang ada di genggaman tangan ku langsung ku buka dengan terburu-buru namun tetap berhati-hati jangan sampai ada yg robek.

"Renaya, selamat ulang tahun ya!. Setiap hari kita sering lihat-lihatan dan aku menaruh perhatian kepadamu. Kalau tidak keberatan, tolong datang ke taman Lorena ya, besok jam dua siang. 

Salam hangat,

RANDY.

"Jangan-jangan ini.... surat cinta! sering lihat-lihatan? Besok siang di taman lorena?".

Ahh! mana mungkin aku mendapat karangan bunga seperti ini.

Ya Tuhan apalagi ini, belum selesai otakku mencari solusi dari challange teman-teman, sekarang aku mendapatkan cobaan hebat lagi seperti ini. Bagaimana bisa semua yang aku impikan bisa terjadi sama persis dengan apa yang aku harapkan.

Rasanya aku seperti diatas Bianglala dan berputar dengan kecepatan tinggi dan mendapat kabar kalau Bianglala nya gak bisa di berhentikan.

Duarrrr ! Satu Tujuh adalah angka misterius tahun ini yang memberiku kejutan aneh sepanjang hidupku.

"Aaaaaaaaaaaa...!"

Aku berteriak dengan keras sambil meneteskan air mata.

Di atas meja terpajang bunga mawar warna merah sebanyak 17 tangkai di dalam vas kaca. Pita biru muda yang mengikatnya benar-benar cantik.

"Haahh." Aku menghela napas sambil mendekatkan mataku ke atas meja itu. Aku masih belum bisa percaya.

Ternyata keajaiban sudah terjadi pada hari ulang tahunku. Hatiku berdebar-debar kencang dan wajahku terasa panas. 

Berulang kali aku mencubit pipiku sambil menutup mata lalu membukanya kembali dan tetap saja ada karangan bunga mawar merah di hadapanku.

Mendapatkan karangan bunga adalah impian ku sejak kecil.

Dan ternyata impianku sudah terwujud saat ini di angka satu tujuh.

Dan ternyata ini bukan mimpi, tapi kenyataan. untuk pertama kalinya dalam hidupku, baru kali ini aku mendapat karangan bunga dari seorang cowok. 

Jika di rumah ini Ada sebuah trampoline rasanya aku ingin melompat-lompat kegirangan karna angka satu tujuh dalam hidupku benar-benar memberi keajaiban.

Cowok yang bernama Randy dan mengaku-ngaku sering lihat-lihatan padaku dan menaruh perhatian. Mungkin dia memakai kacamata yang salah sehingga menaruh perhatian padaku yang serba kekurangan ini.

Oh ya Tuhan ulang tahunku kali ini benar-benar misterius. Keoalaku sudah di tumpuk oleh banyak pertanyaan.

Seperti biasa setiap malam aku pasti curhat dengan cara menulis semua kegiatan yang terjadi pada diriku.

Dan sebelum tanganku menari-nari diatas kertas putih aku menguraikan ingatanku sambil tersenyum mengingat semua yang terjadi hari ini. Dimulai dari ucapan selamat dari teman-temanku di sekolah.

"diary ku dimana ya kog gak ada sih!" kataku sambil mencari-cari buku diary yang menjadi tempat curhat ku setiap hari.

Belum selesai menemukan buku tersebut, tiba-tiba dari balik pintu kamar ku "Nay! yuk makan, semua udah ngumpul tuh.

"iya.. iya! Sahutku dan bergegas keluar.

Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang