Part 44

74 7 0
                                    

"A-awa-a__" 

"Hahhaha, gak bisa nyanyi tu!" suara kak Randy terdengar kuat saat aku memulai tantangan itu lalu diikuti teman-teman yang lain dengan Sorak sorai terdengar mengejekku.

Tak kuasa menahan rasa malu itu aku berlari meninggalkan panggung dan melewati beberapa para undangan yang berdiri mengelilingi kolam tersebut.

Tiba-tiba seseorang dengan sengaja mendorong lengan kiriku dengan pundaknya membuatku kehilangan keseimbangan dan terjatuh kedalam kolam.

Aku panik bukan main kucoba berdiri dan menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakiku tapi kolam ini begitu dalam membuatku tidak bisa bernafas dan hanya mendengar Sefia tertawa bahagia melihatku terjatuh akibat dorongannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku panik bukan main kucoba berdiri dan menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakiku tapi kolam ini begitu dalam membuatku tidak bisa bernafas dan hanya mendengar Sefia tertawa bahagia melihatku terjatuh akibat dorongannya.

Tak lama kemudian kaki dan tanganku kelelelahan untuk bergerak menolong tubuhku dan kini aku tidak dapat lagi melihat orang-orang dan tidak ada keributan yang terdengar.

"Nayaaaaaaa!" Ridan dan Elsa berteriak melihatku yang kini berada di dalam kolam

"Plisssss tolong Naya!, dia gak bisa berenang" teriak Elsa ketakutan

BYUUUUURRR

Seseorang berlari melepas kedua sepatunya dan melompat kedalam kolam.

Lalu mengangkat kedua pundak Naya, keluar dengan memeluk tubuh yang tidak berdaya lagi dan membawanya ke tepi kolam itu.

"Naya! Nay bangun nay" teriak Ridan menggoyang-goyang tubuh itu.

"Kak Ken tolongin Naya, cepat kak!" teriak Elsa menangis kepada seseorang yang kini basah kuyup karna telah menolong Naya keluar dari kolam itu.

Ken kini berusaha menolong Naya dengan menggosok-gosong telapak kakinya berulang-ulang lalu menggosok tangannya. Elsa dan Ridan hanya menggoyang-goyang tubuhnya dan menangis tak kuasa melihat keadaan sahabatnya itu.

"Bangun Nay!" teriak mereka sambil menangis melihat tubuh itu tidak bergerak sama sekali

"Nayaaa! Ada apa ini?" teriak Raffa yang berlari menuju suara yang menyebut nama Naya

Raffa syok melihat Naya terkapar dengan pakaian yang basah ditepi kolam itu. Raffa tidak ikut saat permainan di mulai  dia memilih untuk mengobrol dengan teman lamanya yang juga diundang oleh Dena.

Tidak ada tanda-tanda Naya sadarkan diri. Ken mulai menekan-nekan dada Naya berulang-ulang tapi tetap saja tubuh itu tidak bergerak membuat semua orang menjadi panik melihatnya.

"Nafas buatan! kasi nafas buatan kak Ken" teriak Elsa menarik lengan baju Ken. Namun Ken tetap saja mengulang menekan dada Naya lalu menggosok kedua kaki dan tangannya yang juga dibantu oleh Raffa.

"Plissss kak kasi nafas buatan ke Naya" ucap Ridan memohon kepada Ken. Dia Tak kuasa melihat Naya yang tidak sadar-sadar

Lalu tanpa ada pilihan lainnya Ken memegang kedua pundak Naya dan menundukan kepalanya dan kini wajah ken dan Naya sudah begitu dekat.

Lalu tanpa ada pilihan lainnya Ken memegang kedua pundak Naya dan menundukan kepalanya dan kini wajah ken dan Naya sudah begitu dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Stop!" Teriak Raffa dengan nada suara yang tinggi dan mendorong bahu Ken dengan kasar

"Biar aku yang melakukannya" ucapnya tak terima jika Ken yang memberi nafas buatan kepada Naya.

"Loe apa-apaan sih Raffa!" Bentak Ridan Tak terima melihat sikap Cowok itu yang seenaknya aja menghalangi Ken menolong sahabatnya

"Biar Aku aja To yang kasi nafas buatan" Bentak Raffa dengan Mata yang berkaca-kaca

"Udah-udah! Nih, coba pakai cara ini" sebuah minyak kayu putih disodorkan Evita menghentikan perdebatan Ridan dan Raffa

Evita yang tadinya hanya diam tanpa bicara sepatah katapun kini merasa tidak tega melihat keadaan Naya sekarang. Meski dia  masih membencinya atas kejadian kemarin namun tetap saja di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia masih menyayangi Naya sahabatnya.

Lalu Ken menuangkan minyak itu di jari telunjuknya lalu segera mengusap hidung Naya. Raffa menggosok-gosok kedua tangannya. Sedangkan Elsa Dan Ridan mengusap-usap kening yang basah.

Dan masih belum Ada tanda-tanda bahwa cara itu berhasil menyadarkannya. Minyak kayu putih pun tidak bisa membangunkan Renaya.

"Nayaaa! hiks hiks" Elsa menangis di bahu Ridan melihat Naya yang tetap diam Tak bergerak sama sekali.

Berulang kali Ken dan Raffa mengusap minyak di hidungnya lalu mencoba menekan-nekan dadanya lagi. Raffa kembali menggosok-gosok telapak kakinya dengan telapak tangannya.

UHUUKK UHUKKK

Akhirnya Naya sadar dan begitu banyak air yang keluar dari mulutnya. Ridan menepuk-nepuk punggungnya pelan. Akhirnya Naya sadar membuat semua orang merasa lega setelah proses panjang yang menegangkan.

"Naya kamu membuatku takut kehilangan lagi" lirih Ken sembari menarik bahu Naya dan memeluknya erat. Naya masih belum bisa berfikir dia hanya diam berada dipelukan Ken saat itu dengan nafas yang terpenggal-penggal.

Raffa menarik nafas lega dan bahagia melihat Naya yang sudah sadar tapi hatinya juga kecewa melihat Ken yang memeluk Naya. "Harusnya aku Nay yang meluk kamu dan menenangkanmu, bukan Ken" lirihnya sembari pergi menjauhi Naya dan Ken yang masih berada di tepi kolam.

"Ada apa ini? Nayaaa!" Teriak Dena melihat tubuh Naya yang basah kuyup di dekapan Ken.

Dena yang sedari tadi berada didalam ruangan berbincang-bincang dengan keluarganya yang juga hadir dari kota lain membuatnya tidak mengetahui kejadian yang baru saja menimpa Naya di kolam itu.

"Naya pleset ke kolam Den" sahut Elsa

"Ayo angkat Naya kak! bawa kedalam" teriak Dena lalu mencari karyawan hotel untuk membawakannya handuk dan hair dryer.

Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang