Part 25

89 9 0
                                    

Randy! Randy! Randy!

Disertai tepuk tangan dan sorak sorai dari arah lapangan. Tentu saja mataku mencari sumber suara, entah mengapa setiap ada kata Randy yang terdengar aku selalu antusias dan tak mau ketinggalan.

"Ada apa tuh rame-rame" ucap Elsa dan keluar melihat keadaan.

Ridan dan Evita beranjak dari tempat dan keluar mengikuti Elsa.

Lalu Raffa dan Dena membantuku turun dari ranjang yang ada di UKS dan Keluar melihat apa yang sedang terjadi.

Tentu saja semua kaum Hawa penghuni sekolah ini mulai memadati dan membentuk lingkaran di lapangan untuk memberikan semangat kepada Randy yang sedang taruhan dengan siswa kelas lain.

"Kak Randyyyy! Semangat!" teriak Elsa tanpa menghiraukan penonton lainnya.

"Huss, Cowok jahat itu gak perlu kali Els kamu semangatin" Dena dan Ridan serentak membentak Elsa. Lalu Evita menjitak kepalanya seperti biasa.

Aku hanya diam tanpa kata tapi mataku berusaha melihat permainan kak Randy yang selalu hebat dan sampai tidak pernah gagal.

"Aaaaa...!" teriakku dan berjongkok sambil menutup mata dan merekatkan kedua tanganku menutup wajahku saat melihat bola melayang ke atas.

Aku trauma dengan kejadian beberapa hari yang lalu yang mengakibatkanku pingsan dan masuk ruang UKS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku trauma dengan kejadian beberapa hari yang lalu yang mengakibatkanku pingsan dan masuk ruang UKS. Aku takut bola tersebut melayang kearahku.

"Nay, bolanya gak kearah kamu kok" tegas Raffa lalu mengangkat kedua bahuku untuk kembali berdiri.

"Ada aku kamu gak bakal kenapa-napa" ucapnya lalu melepas tangannya dan memalingkan wajahnya dari ku.

Lemparan bola tersebut adalah akhir dari pertandingan mereka. Dan team kak Randy kembali memenangkan misinya.

Randy adalah seseorang yang paling tidak bisa bila diremehkan dan selalu berusaha untuk selalu menang. Tidak ada kata gagal di kamusnya.

"Yeeaaaayyy! Randyy! Randy! Randyyyy! Sorak sorai memenuhi lapangan menyambut kemenangan Randy dengan teamnya.

"Kamu kok gak semangatin aku sih, Beb!" kata Randy mendekati Sefia kekasihnya ke pinggir lapangan.

"Tuh liat mereka aja yang bukan pacar aku ngasi semangat" sambil menunjuk kaum hawa yang masih teriak-teriak memanggil Randy.

"Ihh, please deh jangan dekat-dekatin aku, aku gak suka tau liat kamu keringatan".

"Ihh jorok banget deh. Udah sana pergi aku gak mau kena keringat kamu".

"Sana! sana!" jelas Sefia sambil menjauhkan diri dari Randy.

"Cowok keringatan itu malah makin keren lho Beb" jelas Randy menggoda Sefia yang terlihat kesal melihat Randy

"Bukannya dikasi minum malah di jauhin gini, kok gitu sih Beb" komentar Randy

Ingin rasanya aku menyeka keringat kak Randy yang bercucuran di wajahnya. Dengan senang hati Aku bakal bawain dia minuman dingin juga pikirku.

Coba aja kalau pacar kak Randy itu aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Coba aja kalau pacar kak Randy itu aku. Imajinasi ku kembali hidup di kepalaku.

"Udah yuk masuk kelas, gak penting juga yang mau dilihat" ucap Ridan menarik kami pergi dari lapangan.

Didalam kelas aku kembali mencari sesuatu yang selalu aku nantikan. Ya, kalian benar! Aku sedang mencari daun kering didalam laciku. Tidak berselang lama aku mendapatkannya

Perempuan tangguh dan kuat

Perjuanganmu tidak akan sia-sia

Tersenyumlah ! kamu istimewa

Semua kalimat dari witch unknown selalu berhubungan dengan kehidupanku.

Dia seperti memiliki CCTV dalam hidupku, segala sesuatu yang aku lakukan dan rasakan seperti diketahui olehnya. Dia selalu memberiku obat penawar yang mampu membangkitkan semangatku.

"Terimakasih witch unknown" batinku dalam hati lalu menyimpannya. 

Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang