Part 12

115 10 0
                                    

Sejak kejadian yang bermula di hari ulang tahunku, aku sering mendapat daun kering di dalam laciku dan seperti biasa selalu ada kalimat penyemangat yang memberi kekuatan bagiku untuk menjalani hari-hariku. 

Tapi tetap saja tidak ada nama pengirimnya dan kusebut saja dari witch unknown. Karena telah memberi sebuah sihir kekuatan untukku.

Hatiku terasa kuat setiap membacanya dan daun kering menjadi hal pertama yang kucari setiap pagi sesampai di sekolah.

"Nay! kantin yuk, laper nih" ajak Dena

"iya ayuk ucapku" seperti biasa sweet squad selalu sama-sama kalau ke kantin.

Entah sengaja atau tidak kak Randy berjalan pelan melewati kami dan berada didepanku sambil menggengam erat tangan Sefia sesekali merangkul pundaknya. 

Jalan mereka sedikit lambat dan tidak membiarkan kami melewati mereka.

"Udah Nay, jangan sedih. Cowok berengsek seperti dia gak perlu kamu sedihi" bisik Dena

"Gimana gak sedih, tuh liat kak Randy mesra banget sama Sefia. Aku aja cemburu liatnya" kata Elsa membuat keadaan menjadi panas

"Semua cowok ganteng juga kamu cemburuin kali Els" kata evita sambil memukul pundak Elsa

"Udah.. udah.. mau makan atau mau debat" bentak Ridan kepada Elsa dan Evita yang selalu seperti Tom and Jerry.

Rasanya mie bakso yang di pesan Dena untukku gak mau masuk sedikitpun kedalam perutku. padahal ini adalah menu favoriteku di kantin sekolah.

Apalagi melihat kak Randy yang mengambil posisi duduk menghadap kearahku sambil menyuapi Sefia yang berada dekat disebelah kanannya dengan mie bakso yang dia beli di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apalagi melihat kak Randy yang mengambil posisi duduk menghadap kearahku sambil menyuapi Sefia yang berada dekat disebelah kanannya dengan mie bakso yang dia beli di kantin.

"Nay, kamu harus kuat dan jangan mau dianggap lemah olehnya. Kalau kamu sedih terus dia bakalan bahagia melihatmu" ucap Dena tegas penuh semangat.

Aku juga maunya seperti itu, tapi tetap saja setegar apapun kucoba hatiku selalu kalah dengan keadaan yang ada di depanku. 

Aku terlanjur menjatuhkan hatiku kepada orang yang salah. Seandainya ada mesin pengulur waktu aku ingin hari ulang tahunku di tidak pernah ada.

"Hai, Nay!" Teriak seseorang dan dengan gamblangnya langsung duduk di bangku kosong yang ada di depanku. 

Aku senang setidaknya adegan yang ada di depanku bisa tertutup oleh orang ini. Namun sayangnya dia adalah Raffa sama saja aku tidak suka kondisi ini.

"Masih berani kamu deketin kami?" Bentak Ridan sambil berdiri.

"Weeis! sabar dulu dong. Aku kesini datang dengan segala ketulusan hatiku ingin meminta maaf kepada Renaya atas kejadian kemarin".

"Please, maafin aku ya Nay. Aku memang jahat, aku gak pantes melakukan semua ini sama orang baik seperti kamu. Please maafin aku" ucap Raffa sambil melipat kedua tangannya kepadaku.

Untuk kali kedua Raffa mengucapkan kata maaf kepadaku. Mencoba mendapat kata aku memaafkanmu dari Renaya

"Enak aja ! emang dengan kamu meminta maaf semua bisa kembali sperti semula?" bentak Dena

"Jangan mau Nay, ini cowok berengsek gak pantes menerima permintaan maaf dari kamu" teriak Ridan melototi Raffa

"Betul itu" balas evita

"Jangan gitu dong Nay, maafin aja deh. Raffa kan udah minta maaf sama kamu lagian Raffa juga gak jauh tampan kan dari Randy" ucap Elsa dengan gaya bicaranya yang sok manis.

Bagaimana tidak tampan seperti Randy. Mereka Kan dari produk yang sama. Raffa adalah adik kandung Randy. Meskipun Randy sangat tampan tetapi Raffa juga tidak kalah manis darinya.

"Sekali tidak tetap tidak!" teriak Ridan

"Kalian kok sewot banget sih, aku ngomong sama Re-na-ya,  bukan kalian ! yang aku mau dengar itu adalah Naya bukan kalian" balas Raffa dan mencoba kembali usahanya.

Tanpa basa-basi Kakiku melangkah cepat meninggalkan kantin tanpa menyelesaikan mie baksoku dan meninggalkan semua adegan yang membuatku semakin merasa sedih.

Bukan tidak menyukai sikap Raffa barusan, tapi alasan sebenarnya adalah aku sakit melihat kemesraan kak Randy bersama Sefia. Dan usaha Raffa kujadikan alibi untuk beranjak dari tempat itu.

Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang