"Jadi aku Cuma bahan taruhan kak Randy aja?
Kenapa ya Tuhan, kenapa aku harus mengalami ini semua" gumamku
Lalu menangis di tengah lapangan, air mataku keluar tak tertahan mendengar semua yang baru saja terjadi.
"Nay, kok kamu nangis? Ada apa nay?" tanya Dena sambil menggoyang-goyang pundakku
Aku semakin menangis dan memeluk Dena dengan kuat.
Perasaanku saat ini benar-benar hancur berkeping-keping.
Baru saja Aku mengalami keajabain dan dalam hitungan jam Aku kembali di jatuhkan.
"Nay, siapa yang udah berani ngebuat kamu menangis seperti ini ?
"jawab Nay siapa orangnya?" bentak Ridan, gadis tomboy yang gak pernah rela apabila anggota sweet squad ada yang menyakiti.
Kuceritakan semua yang aku dengar di kelas X IPS 1 dan semua ucapan kak Randi barusan.
Dengan segera Ridan berlari menuju kelas yang aku sebutkan dan menghampiri seseorang yang bernama Raffa
"Keluar kamu Raffa!" teriak Ridan dengan amarah
"Eitss, ada si ceboy (Cewek tomboy) nih, mau cari mangsa disini ya ?
"Kamu tantang kita maju coy" ucapnya cengengesan dengan gayanya yang sok jago.
"Berani ya kalian seenaknya mainin hati Renaya, emang dia salah apa sama kalian, Haaa! jawab !
Bentak ridan sambil menarik kerah baju Raffa tanpa takut.
"Wess, santai bro! Terserah kita dong mau buat challange apa. Temen kamu aja tuh yang baperan di buat gitu.
Kasian banget tuh cewek". Teriaknya sambil tertawa bersama temannya yang lain.
Bugh ! Tanpa berfikir panjang tangan Ridan mendarat di pipi Raffa secara tiba-tiba.
Lalu mengulangnya kembali hingga berkali-kali. Hatinya benar-benar tidak rela dengan kasus yang menimpa Renaya.
"Ridan, stop! Udah ri jangan lagi, dia memang benar" ucapku sambil melihat Raffa.
"Aku memang cewek bodoh dan menganggap semua itu sungguhan aku terlalu baper dengan semuanya".
Raffa terdiam hanya melihat air mata yang berjatuhan di pipiku dan tatapan kacau Renaya terhadapnya.
Langit biru kini berubah berwarna jingga tapi aku masih setia di sungai sepi dengan segala kesedihan yang menerpaku hari ini.
"I hate satu tujuh" lirihku menangis sesunggukan memeluk kakiku yang sedari tadi kulipat.
Dengan langkah gontai ku parkirkan sepedaku di dalam garasi.
Belum sempat kakiku masuk ke dalam rumah tiba- tiba ada air yang membasahi seluruh badanku.
Ternyata mama sudah ada di depanku dengan ember yang berisi air dan mengguyurku seketika.
"Dasar kamu anak gak tau diri, jam berapa ini ? kenapa baru pulang kamu?" bentak mama sambil melotot.
"Maaf ma, Maafin Naya, Naya dari sungai" ucapku terbata-bata kedinginan dan menangis
"Kamu itu sama aja seperti ibu mu, tidak tau diri!" bentak nya sambil meninggalkan ku di luar dengan pakaian yang basah.
"Non, yuk ganti baju dulu nanti masuk angin" ucap bi sumi.
Bi Sumi adalah asisten rumah tangga kami yang sangat dekat denganku di rumah ini. Hanya bi Sumi yang perhatian kepadaku.
"Iya bi" lirihku lalu masuk ke dalam rumah, belum sempat aku masuk ke dalam kamar.
Kak Mitha melempar semua barang-barang ku ke luar dengan emosi dan amarah yang menggebu-gebu.
"Mulai detik ini aku gak mau sekamar dengan cewek malu-maluin seperti kamu".
"Aku malu punya saudara kayak kamu Nay !
"Randy ceritain semua tingkah bodoh kamu ke teman-temanku." Dengan segala amarahnya dia melempar semua barangku keluar
"Dan hari ini kamu udah buat aku malu di depan teman-temanku di depan Randy cowok yang selama ini aku dambakan kini mempermalukanku di depan orang banyak.
"Aku malu punya saudara kayak kamu ! aku malu ! malu Naya ! teriak Mitha sambil melempar daun pintu dengan keras.
Air mataku kembali bercucuran, "Apalagi ini ya Tuhan, apalagi... kenapa semua masalah datang bertubi-tubi padaku hari ini ?
"Apa salahku kenapa aku mendapat cobaan yang begitu besar?" lirihku menangis tersedu-sedu.
Rasanya hatiku benar-benar sakit merasakan semua yang terjadi hari ini.
Semua menyakitkan, semua membuatku hancur dan tak ada yang tersisa.
Ingin rasanya aku pergi, tapi aku gak tau harus mencari tempat aman itu ada dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Novela Juvenil[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...