Brak
"Makan nilai rendahmu ini. Kenapa nilaimu tetap turun! Sudah berapa tempat kursus yang kamu coba. Dan hasilnya? NOL BESAR!!"
Pemuda yang di bentak-bentak tadi tetap terdiam, menundukkan kepalanya dalam. Diam, pemuda itu hanya diam ketika mulut tajam sang ayah kembali melayangkan kalimat yang membuat hatinya membeku
"Ayah cape, nggak tau lagi harus gimana sama nilai-nilai buruk mu ini"
Pemuda itu mendongak untuk melihat tatapan ayahnya, lalu hanya ada amarah yang dia lihat
"Nino lebih cape yah, nino tetep nggak ngerti sama pelajaran yang nino pelajari. Semua menguap begitu saja"katanya,
Ayah mengepal tanpa dia sadari. Ayah beranjak memungut kertas-kertas berisi nilai merah itu lalu melemparkan pada nino. Kasar, nino sampai menutup mata.
"Lihat kesana"ayah mencengkeram dagu nino kasar lalu menolehkan paksa kepala nino ke setiap dinding berisi piagam kebanggaan kakaknya. "Kenapa kamu nggak bisa seperti kakakmu, dia jenius seperti ayah. Lalu kamu ini meniru siapa hah!!"bentaknya
Nino memejamkan mata menahan air mata, hatinya sakit jika ayahnya mulai membandingkannya dengan sang kakak. Nino juga tidak mau terlahir bodoh seperti ini, tapi apa ini salahnya?
"Kenapa harus nino yah, kak mino juga bisa menggantikan ayah nantinya"
Ayah menatap remeh nino, lalu memukul kuat pipi nino hingga dia sampai limbung ke samping
"Kamu berani ngomong seperti itu"ucap ayah dingin. "Lalu kamu menjadi aib di keluarga ayah, kamu menjadi perbincangan orang-orang. Kamu harusnya malu!!"teriak ayah kembali,
Para maid yang kebetulan masih mondar mandir di sana terkesiap mendengar teriakan murka dari majikan besarnya. Menatap kasian pada tuan muda nya, selalu seperti itu setiap tuan besar pulang.
"Tapi nino tetap nggak bisa ayah, nino udah sekuat tenaga meresap setiap kalimat itu tapi tetap saja nino nggak bisa"
"Lalu kamu mau di hina karena tidak sejajar dengan kakakmu, kamu hanya perlu giat belajar nino. Keluar dari rumah ini atau memilih pelajari ini"ayah melemparkan buku tebal ke arah nino, ayah beranjak dari sana menuju ruang kerjanya
Nino memungut buku tebal itu, membukanya perlahan. Nino seketika merasa mual melihat deretan angka dan kalimat panjang yang tertera
"Oh god. Gue perlu air dingin, kepala gue ke bakar"ucapnya hiperbola, nino melangkahkan kakinya ke lantai dua
Dia membuka pintu kamarnya kasar, melemparkan buku di genggamannya sembarangan di lantai. Dia mengambil pisau mainan di kolong kasur lalu melemparkan ke gambar seseorang di dinding,
"Harusnya gue kabur aja dari rumah"gerutunya, "kalo gue kabur mana bisa ngabisin uang pak tua itu"ucapnya asal
Nino semakin kesal kala melihat foto kakaknya di dinding, dengan perasaan yang berapi-api nino melempar foto itu hingga jatuh dan pecah ke lantai
"Ini semua gara-gara lo. Sialan"
Nino beranjak menyambar jaket dan kunci mobil lalu keluar di rumah. Mengabaikan teriakan marah dari ayahnya di balkon, nino kelewat emosi.
"Anak sial itu benar-benar!"ujar ayah kesal
Ayah mendial nomor seseorang, dia mengatakan untuk mengikuti kemana anak bungsunya pergi.
"Kenapa kamu selalu menekan nino, dia kan kloninganmu waktu remaja dulu"lengan lentik melingkarkan di pinggang ayah, mengusap sensual
"Nakalnya memang iya, tapi bodohnya dari siapa? Mino jenius. Mommynya apalagi, hanya nino yang bodoh"ujar ayah
Wanita itu menatap datar ayah, dia merutuk kesal suaminya yang tidak pernah bisa move on dari mantan istrinya.
"Mommy? Bukannya istrimu itu udah pergi ya?"
"Ya, pergi ke neraka bareng pacarmu itu"kata ayah. Ayah melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu lalu mencumbunya di balkon kamar nino,
Melupakan bahwa mereka melakukannya bukan di kamar milik mereka sendiri namun di kamar nino yang suci dari perbuatan setan
Sedangkan nino membawa mobilnya ugal-ugalan, dia kelewat emosi karena ucapan ayahnya. Nino akui dia itu bodoh entah turunan dari siapa, tapi nino juga masih punya hati. Sialan sekali pak tua itu, nino beberapa kali menerobos rambu lalu lintas. Beberapa sirine polisi mengikutinya, tapi emang dasarnya nino itu titisan pembalap jadi dia bisa lolos dari kejaran polisi tua itu
Dia berhenti di kawasan sepi penduduk, menghentikan mobilnya di sana. Nino turun dari mobil lalu menaiki kap mobilnya, dia tiduran di sana.
Nino mengusap pipinya perlahan,"Mom, nino kangen mom. Kenapa ninggalin nino sendiri"lirihnya
Tak terasa liquid bening jatuh di pelupuk matanya,
"Semenjak mom pergi, ayah semakin menjadi mom. Nino cape"lirihnya
Tangannya menutupi wajahnya yang sembab. Nino akan menangis kala dia udah nggak kuat sama rasa sakitnya, nino harus di paksa belajar. Nino harus di pukul kala ayahnya kesal karena keinginannya belum terpenuhi termasuk membuat nino sejajar dengan kakaknya, sejajar seperti ayah di kancah bisnisnya. Tapi nino tetap tak bisa, karena sedari kecil nino tidak punya keahlian seperti itu
Nino lebih suka kebebasan, seperti mengikuti pamannya menjadi orang besar di kalangan pasar gelap atau orang yang tinggal jauh dari hiruk pikuk manusia. Mafia maybe
Nino menginginkan itu meski nyawa taruhannya,
Nino ingin hidup sesuai keinginannya. Bukan keinginan ayah.....
Nino
(NCT Lee jeno-Nino)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nino is Nino
Short StoryBROTHERSHIP👉not romance❌ [Follow dulu baru baca! Key👌] Baik nino maupun ayahnya memiliki cara yang unik untuk menyampaikan kasih sayang mereka, lika liku kehidupan nino yang selalu membuat ayahnya mempunyai tempramen tinggi.