Nino sama yang lain lagi sibuk buat ngerayain ulang tahunnya candra, mereka mau buat surprise. Tugas nino mudah sih, dia cuma jadi pengalihan doang biar candra nggak nanya kenapa mereka nggak ngucapin di hari spesialnya.
"Nono, lo tau hari ini hari apa?" candra bertanya antusias, matanya ada bling-bling nya gitu
"Hari sabtu. Hari dimana gue sibuk sama dokumennya ayah gue" jawab nino, "ngapain nanya hari? Mau bantuin gue lo?" nino menggerutu kesal, pasalnya dia kadang nggak ngerti di salah satu dokumen yang ia teliti. Rugi atau untung buat perusahaan ayahnya,
"Males banget gue bantuin lo" candra menyahut kesal, "lo lupa sama hari spesialnya gue?" nino meletakkan kaca mata nya kasar, "hari apa sih? Tinggal ngomong aja, gue pusing ini" kesal nino
"Gak usah masang muka galak dong bos, ngeselin!" candra melipir ke sofa, dia biarkan nino berkutat dengan dokumen yang katanya gak akan pernah dia sentuh. Hilih, nyatanya dia malah asik tuh.
"Nono!! Gue bosen, beneran!" teriak candra, "ke rumah kak johny yuk!" ajak candra lagi, nino melihat kelakuan candra datar, tubuhnya berguling kesana kemari di atas kasur empuknya
"Gak!"
Pluk
Sebuah bantal mendarat halus tepat di wajah nino, sang empu mendesah kesal.
"Tau gini, gue gak mau nginep di rumah lo lagi!!" kesal candra
"Ya udah pulang sono!" sungut nino, "gue juga terpaksa bawa lo kesini kambing!!!" gumam nino
Dia menatap ke arah meja belajarnya, masih banyak dokumen ayahnya yang belum dia periksa. Nino mengalihkan atensi ke meja seberang, beberapa buku tugas fisikanya juga belum tersentuh sama sekali. Dia mengusap kasar wajahnya, gini amat sih nasibnya. Mana candra gak nge bantu sedikit pun, anak itu malah asik sendiri sama ponselnya. Sialan.
Tok
Tok
"Nono, bukain kek pintunya. Berisik"
"Lo aja kenapa sih, gue sibuk nih"
"Gue tamu asal lo tau. Tamu adalah raja"
"Tamu nggak tau diri" nino mengacungkan jari tengahnya, dan di balas serupa oleh candra
Dengan kesal nino berdiri, dia membuka pintu kamarnya malas. "Tuan muda, ini ada beberapa hal yang harus anda pelajari. Perintah dari tuan langsung"
Oh shit... Di tambah lagi. Orang tua itu benar-benar.
"Ayah ada di ruangannya kan?" sekretaris ayah mengangguk, "gue kesana sebentar lagi, tolong bilangin ya" dengan itu nino menutup pintunya rapat, dia meletakkan kertas yang dia terima dari sekretaris ayah di atas meja belajarnya.
"Can, gue ke ruang kerja ayah gue. Lo kalo bosen main game aja, atau minta cemilan ke bawah"
"Tumben baik" candra jalan ke komputer nino, biasanya candra kalo main gak pernah di bolehin nyentuh benda itu. Definisi pelit yang sesungguhnya kalo kata candra mah.
"Nih, hadiah buat temen mu, titipan dari kakakmu"
Nino baru masuk langsung di sodorin kotak yang isinya pasti wah, "keluar sana. Kalo mau protes besok aja, ayah sibuk" nino di dorong paksa buat keluar,
"Gue belum ngomong apa-apa loh" nino menunjuk dirinya sendiri
Ponselnya bergetar, nino mengambilnya dengan satu tangan sedangkan tangan yang lain memegang kotak tadi. Dia mengucap halo--
'Langsung kesini deh, kita semua udah pada ngumpul'
"Lo gak lupa kan titipan gue"
'Tenang aja, udah gue siapin'
KAMU SEDANG MEMBACA
Nino is Nino
Short StoryBROTHERSHIP👉not romance❌ [Follow dulu baru baca! Key👌] Baik nino maupun ayahnya memiliki cara yang unik untuk menyampaikan kasih sayang mereka, lika liku kehidupan nino yang selalu membuat ayahnya mempunyai tempramen tinggi.