part dua

13.8K 991 31
                                    

"NINO!! BISU KAMU!"

ayah turun dari lantai dua sembari menenteng kertas berstempel sekolah, wajahnya memerah karena emosi

Nino mendongak melihat ayahnya yang berdiri di depannya, lalu nino menunduk karena harus menahan sakit di tengkuknya karena ayah menekannya agar ia menunduk.

"Kamu mulai membangkang dengan ayahmu sendiri, mau jadi berandalan tak terurus di luaran sana"kata ayah semakin menekan tengkuk nino, nino meringis sakit

"Sakit yah"

Ayah mulai melepas tangannya dari tengkuk nino, mengambil napas panjang lalu menatap nino sengit. Ayah melempar kertas tepat di depan wajah nino

"Jelaskan semuanya tanpa ada rahasia sekecil pun"

Nino bimbang, kalo dia bicara sama saja cari mati. Kalo tidak, sama saja nyari petaka.

"Nino nggak sengaja melempar bola sampai kaca sekolah di lantai satu pecah, ada tiga kaca yang pecah. Soal surat, Itu peringatan dari sekolah"

Ayah sampai mengernyit kesal mendengar nino bicara lirih,

"Kamu perempuan? Bicaramu pelan sekali, selain anak tidak berguna ternyata kamu lembek ya"cerca ayah

Nino menghela napas menahan emosi juga, kenapa tindakannya selalu salah sih. Bicara keras nanti di kira membentak, bicara lirih di kira lembek.

"Mau ayah gimana, nino serba salah. Tau gitu nino ikut mommy"

Ayah melotot garang mendengar nino bicara seperti itu,
lama-lama minta di hajar anak ini, batin ayah

Plak

"Bicara sekali lagi anak bodoh!"

Salah nino juga sih kenapa mancing emosi ayahnya yang selalu tempramen itu, di sindir dikit marah. Ujungnya mukul, apasih maunya

Nino menunduk merasa bersalah, dia menyerahkan segala fasilitasnya pada ayah. Hanya kunci mobil dan motor, kesepakatannya emang begitu kalo nino sekali lagi mendapat surat peringatan dari sekolah sebagai gantinya dia ke sekolah naik angkutan umum sampai dia bisa mendapat gelar nomor satu paralel ketika ujian. Dan itu mustahil karena nino itu bodoh

"Sekali lagi kamu bertindak semaumu ayah nggak segan kurung kamu di kamar seharian tanpa makan"

Nino bergidik ngeri, dia pernah ngerasain gimana perutnya melilit lapar. Lambungnya kosong, sejak saat itu nino akan menghindari hukuman itu

Sepeninggal ayah nino cuma natap datar wanita yang sejak tadi menontonnya sambil mengecat kukunya,

"Kenapa melihat mama seperti itu?"tanyanya.

"Gak. Gak sudi juga sih"gumam nino, dia segera menaiki tangga menuju kamarnya

Pas dia membuka kamar hal pertama yang di lihatnya adalah sprei dan bantal berceceran di lantai, lalu bau ini.... Nino kenal bau seperti ini.. Khas seseorang yang tengah melakukan onani, karena nino juga sesekali pernah ngelakuin itu. Tapi ini pekat,,

"Dasar pak tua bajingan! Bercinta di kamar anaknya"

Nino segera berlari keluar. Dia memanggil para maid untuk membereskan kekacauan yang ayah dan istri barunya lakukan, lalu nino berteriak marah padanya

"AYAH!! bisa nggak sih kalo masa kawin nggak di kamar nino, bau nya bikin nino jijik"

Ayah mutar mata malas.
Lama-lama di kurung juga nih anak-batin ayah kesal

"Nggak usah sok suci kamu. Sana belajar!! Ayah nggak terima nilai merah lagi"ujar ayah lalu meninggalkan nino yang terdiam di ruang tamu sendirian

"Orang tua setan!"umpat nino

Nino juga pergi, tapi dia menuju dapur. Mau makan sepuasnya karena ayahnya nggak ngirim uang ke rekeningnya,

"Lama-lama gue colong juga blackcardnya. Kak mino di manja, lah anak bungsu di siksa. Apa banget dah"gumam nino,

Dia membawa berbagai snack dan es krim di pelukannya, dia mau makan di taman belakang,

"Nino kemana?"
Ayah mencari cari keberadaan anak bungsunya, dia menenteng laptop di tangannya. Ayah mau martekkin gimana jadi pemimpin perusahaan yang baik dan benar

"Di taman belakang tuan"

Ayah mengangguk lalu menyusul nino. Yang ayah tangkap dari gumaman nino adalah merutuki ayahnya sendiri,

Plak

"Anak kurang ajar!!"

Plak

"Coba ngomong sekali lagi di depan ayahmu ini"

Plak

"YAH! SAKIT!"

Nino memekik. Matanya melotot horor ke arah ayahnya yang berkacak pinggang,

"Terus saja pencitraan di depan ayah. Bodoh"ayah mengambil duduk di depan nino, lalu menyodorkan laptop di depan nino. Nino menerima ogah-ogahan

Plak

"Sakit!!"

Teriak nino. Bahunya di pukul lebih dari tiga kali, ayahnya memang suka sekali menyiksanya. Apa dia kira di pukul nggak sakit apa,

"Coba jabarkan data yang ini, meningkatkah? Atau menurun?"ayah menunjuk-nunjuk laptop yang di pangku nino

"Gak mau. Nino pusing, pengen ikut paman aja nino. Males sama ayah, di siksa terus"nino berlari meninggalkan ayahnya yang berteriak marah padanya

"Anak kurang ajar!!. Awas kamu kalo bikin ulah lagi"

Nino memeletkan lidahnya mengejek sang ayah yang kesal akan kelakukannya, nino nggak peduli sih. Pukul ya pukul aja, yang penting dia nggak berurusan sama bisnis apalah sama tetek bengeknya.

Nino is NinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang