"Hai ayah baru, ezra dateng"
Ezra tersenyum seadanya, ayah mempersilahkan anak tirinya masuk. "Ayah, mama kemana?" tanya ezra
Karena tadi yang menyambutnya bukan sang mama melainkan ayah barunya sendiri, ezra jadi gugup. Ayah barunya itukan seorang pebisnis kaya yang namanya tersohor dimana-mana, apalagi rumornya ayah barunya itu merintis sedari muda melanjutkan sang orangtua yang seharusnya pensiun.
"Mungkin lagi di kamar, udah ngomong sama mamamu kan kalau kesini"
"Ya"
Ayah duduk di seberang sofa ezra, menemaninya sambil mengobrol selagi menunggu istrinya keluar dari kamar.
"Kuliah kan?" ezra mengangguk, "semester berapa. Jurusan apa?" tanya ayah
Ezra menahan diri untuk tidak mengumpat, padahal dulu dirinya pernah ngomong hal itu. Apa sebegitu mudahnya melupakannya, kalau bukan karena jaga image sebagai anak tiri, sudah habis ezra maki-maki itu pak tua.
"Mulai skripsi an yah, jurusan seni koreografi" ezra memaksakan tersenyum, padahal dalam hati udah gedek banget. "Nino kemana?" ezra celingukan, tujuannya berkunjung juga karena nino. Dia pengen ketemu calon adik.
"Keluar"
"Kalau misal aku tinggal di sini gimana yah?" tanya ezra
"Terserah"
Ezra mendengus pelan. Pelan loh ya, pelan. kan jaga image.
"Aku juga mau lebih deket sama nino" ezra kembali melanjutkan kalimatnya, hanya untuk memastikan respon dari sang ayah.
"Oh bagus itu, sebagai kakak tertua memang harus seperti itu" ayah memberikan senyuman kepada ezra
'Jingan'- batin ezra
Sudah ezra duga hasilnya akan seperti ini, seperti yang dia pikirkan. Ayah barunya ini memang tipe acuh tak acuh, tapi diam-diam over dengan si bungsu. Pantas saja mino kelakuannya minus seperti itu. Ayahnya sendiri yang menciptakannya.
"Oh ezra, kapan datang?"
Ezra berdiri buat memeluk sang mama. Lalu kembali duduk, dia pun sama acuhnya mendengar mama nya bercerita tentang liburannya. Ezra menghembuskan napas kasar, padahal mama nya sudah menceritakannya lewat ponsel. Namanya juga ibu-ibu, pasti tak hentinya berbicara hal yang sama berulang-ulang. Ezra bosan.
"Sekarang biarkan ezra istirahat! Sebagai ibunya harusnya kau itu paham, pasti anakmu kelelahan" celetukan dari kakek membuat wanita itu kicep. Diam. Tak bersuara.
Ezra menoleh pada sesosok pria paruh baya yang berdiri menjulang di anak tangga ketiga, ezra tau dia. Kakek tua itu tak beda jauh dari ayah barunya, sama-sama famous. Entah ezra harus bersyukur atau tidak mendapat kesempatan masuk ke dalam bagian keluarga baginya. Dan juga, sama-sama over dengan si bungsu.
"Maaf pa, ayo ezra mama antar ke kamarmu" ajak mamanya, ezra berdiri dan menggaet tas punggungnya. Dia tidak membawa koper, itu ribet dan berat. "Antarkan dia di sebelah kamar nino" ujar ayah. Wanita itu mengangguk, ezra mengikuti langkah sang mama.
Dia kagum melihat mewahnya desain bagian dalam rumah yang ia pijak saat ini, tidak beda jauh dari kediaman daddy nya. Ezra pun tau kalau daddy nya menikah dengan ibunya nino. Mereka seperti bertukar kekasih, pikir ezra
"Ini kamarmu, di pintu merah itu milik nino dan di seberang itu milik mino"
Ezra mengangguk. "Ma, aku cuma beberapa hari di sini" ujar ezra memasuki kamar bercat biru laut, dia menduduki kasur empuk itu di ikuti mama nya. "Kenapa? Kamu bisa tinggal di sini, lagi pula suami mama pasti mengerti" kata mama
Bukan itu masalahnya, tapi tatapan tak bersahabat yang di layangkan kakek tua itu. Ezra risih. Dia seperti napi saja, di tatap sebegitu tajamnya.
"Kakek bau tanah itu, aishhh menyebalkan sekali" gumam ezra
Mama mangut-mangut paham. Ternyata yang jadi perkaranya bapak mertua, mama pun tau karena kehadirannya selalu di salah artikan oleh kakek nino. Ini salah, itu salah tapi mama selalu menerimanya. Toh, umur tidak ada yang tau.
"Kalau itu mama nggak bisa berkomentar"
"Ya. Aku juga nggak peduli, lagian aku nggak akan tinggal di sini. Aku akan pulang ke apartemen daddy"
Ezra menatap mamanya lekat. "Ma, nino kapan pulang?"
Mama melihat jam yang bertengger di lengannya, "mungkin beberapa jam ke depan" gumam mama
"Nino selalu pulang malam lewat jendela atau pintu belakang. Sebenarnya ayahnya tau, tapi dia diam saja. Lucu bukan mereka" mama terkikik geli
"Kamu tidak menanyakan mino? Dia juga adikmu sekarang asal kau tau. Jangan membuat ulah di sini ya kamu!"
"Buat apa? Mino bukan kriteria adik yang aku pengen" tukas ezra
"Lalu nino?"
"Dia melebihi kriteria aku ma, bahkan hampir sempurna" kata ezra
"Sempurna hanya milik Tuhan" peringat mama kepada anak semata wayangnya, mengingatkan agar tida berlebihan. "Berarti nino malaikat kecil ku" jawab ezra
Mama merolingkan mata jengah, ezra memang selalu melebih-lebihkan sesuatu. Semoga saja nino betah dengan kelakukan ezra, atau mungkin mereka bisa cocok satu sama lain. Mereka sama-sama unik dan sedikit aneh..
"Mama keluar ya, istirahat yang cukup. Ingat, sayangi mereka berdua sama rata" ujar mama sebelum keluar ezra berceletuk membuat langkah mama terhenti--
"Ayah saja sudah mengurangi porsi cinta bagi salah satu dari mereka, berarti aku yang sebagai kakak tiri tidak masalah dong"
"Kalau itu biar jadi urusannya, kalau kamu tetep nggak nurut, mama bakal kirim kamu ke daddy mu. Biar saja kamu di kuliahkan ulang di jurusan kedokteran" ancam mama. Ezra mendengus kesal, ancamannya tetap sama. Yang mana membuatnya tak berkutik, jika dia kuliah ulang di jurusan itu bisa menjadi mahasiswa abadi dia.
---
Nino mengendap endap melewati pintu belakang, ini sudah melewati jam tengah malam dan nino baru pulang dari kediaman johny.
Benar kata mamanya nino bakal pulang di jam seperti ini, ezra menyender di pantry dapur. Lucu juga menatap wajah was-was milik nino. Kerjain sedikit tidak apa kan ya?"Ekhem"
Tidak ada sahutan dari nino, sebab dia fokus pada langkahnya agar tak menimbulkan suara.
Ezra mendekati nino, dia menepuk bahu nino agak keras."BOO--
"ANJING!
"Hahahaha, aw.. Anjing teriak anjing" ezra memegangi perutnya yang kena sikut nino, terkejut pun punya reflek bagus hm.
Ceklek
Saklar lampu tiba-tiba menyala. Di tangga itu nino bisa lihat ayah dan kakeknya bersedekap dada, angkuh. Khas ayah dan kakeknya jika akan menghakimi kelakuan nakalnya.
'Mati aku'
....
Ezra- (Choi Yeonjun-TXT)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nino is Nino
Short StoryBROTHERSHIP👉not romance❌ [Follow dulu baru baca! Key👌] Baik nino maupun ayahnya memiliki cara yang unik untuk menyampaikan kasih sayang mereka, lika liku kehidupan nino yang selalu membuat ayahnya mempunyai tempramen tinggi.