Teriakan bahkan pekikan memenuhi sampai sudut ruang, tawa mereka seperti alunan melodi bagi yang mendengarnya. Dari gerak bibir mereka, aura di mata mereka menjelaskan jika mereka sangat bahagia.
"Ah, kak febri curang! Harusnya gue team nya candra" keluh lukas
Febri menggeleng tak setuju. Keputusannya udah bulat, gak bisa di ganggu gugat.
"No... Candra dan hanan sama gue" sahut nino
Hanan cuma bisa ikut apa yang dia inginkan nino, menolak juga rasanya percuma. Nino tukang maksa soalnya.
"Gue mulai ya" kata johny
Botol kosong itu dia letakkan di tengah, lalu memutarnya dua kali. Botol itu memutar cepat seperti gasing, gerakannya mulai melambat, semakin pelan dan menegangkan.
"Yes! Nah nah, pilih truth or dare" pekik irwan, di kepalanya udah bercabang pertanyaan dan tantangan untuk nino
Senyuman licik juga tersemat di belah bibir lukas.
"Gilak! Kenapa berhenti di gua sih anjirrr" ucap nino tak terima
"Cepetan pilih, milih truth pecundang, milih dare sok keren!" tukas frengki
Nino akhirnya milih truth, dia udah menatap satu persatu temannya.
"Lo sayang nggak sama kakak lo?"
"Gak!" balas nino
"3 kata untuk ayah lo?"
"Tua. Bangka. Egois"
"Udah udah, nino nggak asik di ajak main beginian!" nato menendang botol mineral itu sampai terpental, yang lain bersorak tak terima.
"Bilang aja lo nggak mau kena gilirian. Cupu" kata candra
Nato ngendik bahu acuh, dia goleran di karpet. Lukas sama nino udah main game, irwan akhirnya milih duduk di sofa sama febri. Sedangkan johny cuma merhatiin semua temannya.
"Bentar lagi tengah malem, kalian nggak pulang?" tanya johny
Yang lain langsung memusatkan atensi untuk johny, kemudian mendengus kompak kala melihat jam berdetik.
"Kami bertiga nginep" ujar candra, yang dia maksud itu lukas sama nato juga. Kan mereka emang tujuannya mau numpang di rumah johny.
"Gue pulangnya bareng sama kak febri, searah ya kan?" febri ngangguk doang, dia lagi fokus liat tv di depannya
"Kalo gue ikut nginep" ucap kamal. Dia kembali goleran di sofa
Cuma nino doang yang diem, mau pulang tapi naik apa?
Semua temannya nggak ada yang searah selain dafa, tapi itu anak udah cabut duluan. Masa mau jalan kaki?"Gue cabut sekarang aja" katanya
"Sama siapa? Mau gue anter?" tawar irwan
Dia udah berdiri sambil bawa kunci motor, sekalian dia juga mau pulang.
"Boleh deh, kita cabut yak!"
Johny teriak 'iya'... Sedangkan yang lain cuma nonton doang nggak jawab ucapan nya nino. Budek berjamaah kali
Irwan membawa motornya kesetanan, beberapa menit setelahnya mereka udah sampai di depan gerbang rumah milik keluarga nino. Irwan turun dan membuka helm full face nya, dia tersenyum ke nino.
"Thanks kak tumpangannya" ucap nino
"Santai aja kali. Kita kan keluarga" balas irwan, dia melirik ke dalam. "Tumben sepi, biasanya bodyguard ayah lo langsung nyamperin tuan muda nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nino is Nino
Short StoryBROTHERSHIP👉not romance❌ [Follow dulu baru baca! Key👌] Baik nino maupun ayahnya memiliki cara yang unik untuk menyampaikan kasih sayang mereka, lika liku kehidupan nino yang selalu membuat ayahnya mempunyai tempramen tinggi.