Nino melihat malas ke arah kamar tamu, adik ayahnya super sekali bejatnya. "Lama-lama rumah mom ganti jadi klub malam juga nih"gumam nino.
Nino mengalihkan tatapannya di depannya, dia ngeliatin ayahnya yang lagi di mabuk cinta. Dulu ayah sama bunda sering kaya gitu, sekarang bukan sama bunda tapi perempuan lain. Nino tidak mau pindah dari sana, karena nino udah lebih dulu di situ."Ngapain liatin ayah kaya gitu? Pengen?"nino mendecih, kelakuannya nggak jauh beda sama pria hidung belang
"Nino mau apa? Mama buatin kue mau?"nino juga tidak terlalu menyukai wanita dewasa yang sekarang statusnya sebagai ibu tirinya, meskipun baik tapi kelakuannya udah kaya wanita malam
"Aduh,, mama? jangan ngelawak deh, bukan komedian juga"
"Terus nino mau apa? Mama bantu belajar mau?"
"Fuck... Berhenti ngurusin nino...
"Nino jaga ucapan kamu!!"ayah spontan berdiri dari duduknya, nino menatap datar ayah. "Berani melotot sama ayah!"bentaknya
Nino tidak membalas ucapan ayah, dia berlalu pergi setelah mendecih kesal ke arah wanita itu. Nino paling nggak suka sama yang namanya belajar, dia nggak mau apalagi yang dia ajarkan tentang bisnis. Dia juga nggak suka punya mommy baru.
Sebelum nino keluar dari pintu utama, tiba-tiba ayah menarik kerah baju belakangnya. Nino di tarik ke belakang, lalu ayah menghempaskan tubuhnya ke dinding
"Kamu ini udah bodoh. Anak nggak berguna. Malu-maluin keluarga. Lalu sekarang mau durhaka sama ibu baru kamu!!"ayah menunjuk-nunjuk hidung nino yang berdarah.
Oke. Nino mulai muak dengan kelakuan ayahnya, nino sekuat tenaga buat berdiri sejajar di depan ayahnya. Dia melotot marah ke ayahnya
"Nino emang bodoh. Nggak guna di hidup ayah, tapi nino nggak bakal nganggep dia.. "Nino menunjuk wanita yang sedari tadi berdiri di belakang ayahnya marah. "Ibu nino. Apalagi menggantikan mommy"ucapnya
Plak
"Cukup. Ayah mohon sama kamu, dia sekarang ibumu. Lupain mommy, ayah janji akan menuruti semua kemauanmu termasuk tidak belajar bisnis ataupun belajar di sekolah. Kamu bebas nentuin masa depanmu sendiri"
Nino meludah darah di depan ayahnya. Nino cukup ngerti kenapa ayahnya cepet banget ngelupain mommy, mungkin ayah juga udah lama punya hubungan dengan wanita itu
"Ayah lucu banget. Ayah memohon cuma karena dia"
Nino menatap takjub ayahnya,
"Ayah tau nggak rasanya jadi nino. Yang setiap hari di bentak karena hal sepele, ayah yang pilih kasih, pukulan ayah, tamparan ayah. Dan sekarang, hanya karena wanita itu ayah begini. Nino takjub lo yah"
Ayah terdiam. Mencerna setiap kalimat yang terlontar di bibir nino, semuanya benar. Tapi ayah begitu karena ayah sangat sayang sama nino, ayah berusaha mensejajarkan nino agar kelak dia tidak jadi bahan omongan orang-orang karena kelemahannya
Nino memilih pergi ke kamarnya, dengan jalan tertatih nino memaksakan kakinya yang mungkin membiru karena tak sengaja terkena injakan pantopel ayahnya. Nino menahan bulir di pelupuk matanya, tangannya mencengkeram erat dada di luar pakaiannya. Pasokan udara seolah menghimpit kerja paru-parunya. Jantungnya berdetak dua kali lipat. Rasanya menyesakkan sampai nino beberapa kali lolos isakan kecilnya yang selama ini dia jaga, namun di detik ini di depan ibu tirinya semuanya tumpah ruah. Hanya karena ucapan ayahnya yang menusuk di dadanya
Nino tidak butuh asupan belajar bisnis dan tetek bengeknya, nino nggak butuh juga kebebasan yang ayahnya berikan jika harus di bayar dengan dia mengakui bahwa wanita itu adalah ibu tirinya, nino tidak rela posisi mommy tergantikan
Ceklek
Nino merebahkan tubuhnya di kasur besarnya, nino menatap sayu ke arah pintu kamar. Di sana ada si mbak yang mungkin habis menangis, nino tersenyum menenangkan. Mengisyaratkan kalo dia nggak usah khawatir,
"Tuan muda kita ke rumah sakit sekarang"si mbak membenarkan posisi tubuh nino,
"Emang mbak bisa nyetir mobil"lirih nino
Mbak menggeleng dengan uraian air mata. Nino itu udah dia anggep kaya adik kandungnya sendiri, mbak nggak mungkin bersikap cuek seperti pembantu lainnya terhadap nino
"Tuan muda... Hikss.. Jangan banyak gerak.. Pasti sakit lukanya, mbak bisa nelpon ambulan"isakan tak berhenti bersahutan di kamar nino
Mbak ikut merasa sakit melihat nino kesakitan, dan nino menangis karena sakit hati sebab perbuatan ayahnya. Nino seperti bukan anaknya, dia dan mino selalu di perbedakan. Apapun ayahnya akan menomor satukan mino, apapun keinginan mino akan ayahnya penuhi. Jika nino tidak berbuat nekad kebutuhannya pasti tidak akan tercukupi, ayahnya mana mikir ada nino di kehidupannya. Jika bukan karena mommy nino nggak mungkin bisa bertahan di dunia ini
"Mbak, nino capek"gumam nino
Tangisan si mbak makin kenceng denger gumaman nino, dia nggak tau harus gimana. Yang mbak lakuin cuma ngerawat luka baru di punggung dan wajah nino. Menemani nino yang butuh seseorang di sampingnya, mbak meyakinkan ke nino secara tak langsung bahwa nino nggak sendirian, banyak yang sayang sama nino
KAMU SEDANG MEMBACA
Nino is Nino
Short StoryBROTHERSHIP👉not romance❌ [Follow dulu baru baca! Key👌] Baik nino maupun ayahnya memiliki cara yang unik untuk menyampaikan kasih sayang mereka, lika liku kehidupan nino yang selalu membuat ayahnya mempunyai tempramen tinggi.