part duadua

6.9K 543 33
                                    

Sepertinya keputusannya salah ikut ke kediamannya johny kalau sahabatnya berulah minta di ruqiyah, mana ada tamu yang tingkah nya seperti itu. Mana sepatunya naik ke meja, kalau aja orangtua johny tau bisa habis dia di tempeleng oleh ayahnya.

"Candra, kapan lo kembali?" dengan tak tau malunya nino melompat di pelukan sahabatnya.

"Belum lama ini, gue bareng kak lukas sama kak nato" balas candra sambil memeluk punggung nino, "cih, lo nggak berubah ternyata no"

"Sialan lo can!" nino melepas pelukannya, dia beralih ke lukas. Melakukan selebrasi ala mereka, kemudian pada nato.

"Kalian bolos lagi?" sinis febri,

"Kita ngikutin nino kok kak, sumpah" ujar frengki. Dafa ikut menimpali, "dia kan ketua"

Febri menatap ke empat anggota termuda di klub nya, lalu jatuh pada nino yang sejak tadi bergurau dengan candra dan lukas.

"Nino, gue bicara sama lo!" desis febri.

Nino menatapnya sekilas, lalu lanjut bicara dengan lukas. Padahal candra yang tidak di panggil pun langsung diam. Candra menyenggol lengan nino,

"Kak febri liatin kita, diem dulu itu congorna" bisik candra

Lukas membekap nino, dia sadar dapet pelototan dari febri. Dia nyengir lebar.

"Ya elah feb, ngeliatinnya biasa aja kali" kekeh lukas, "mau gue buatin neo kopi?" tawarnya

Johny menepuk dahinya, ini lukas yang bodoh apa gimana? Udah tau febri lagi marah sebab di cuekin sedari tadi.

"Kalian serius amat sih, merinding gue" tukas irwan

"Can, sering turun gak lo?"

Nato mendesah kesal, ini nggak ada yang mau diem apa ya? Dari tadi cuma mulutnya nino sama candra yang ngoceh. Padahal yang lain pada tepar di karpet.

"Udah kaga. Palingan cuma nonton doang, gue gak mau buat ayah gue kecewa lagi" jawab candra.

Nino mengangguk.

"Lo sendiri gimana? Gue sering denger dari kak johny, lo sering turun, masih lincah lo?"

"Ember banget mulut lo, mau gue selotip apa gimana?" nino menoleh sinis pada johny, yang mana di tanggapi acuh tak acuh.

Gak ada sopan-sopannya emang si nino.

"Bro semua, gue cabut ya?" ujar dafa, dia segera merapihkan seragam dan juga tasnya.

"Tumben banget lo, sepenting apa sih urusan lo" febri menatap heran ke dafa. Baru aja nyantai kok main cabut aja, nggak kaya biasanya yang pulang setelah matahari tenggelam

"Gue ketauan bolos. Mati gue kalo nggak cepet pulang" jawab dafa tergesa, kemudian dia langsung lari keluar dari kediaman johny

Drrt drrt

"Ponsel lo geter tuh, ganggu orang lagi ngehayal aja sih!"

Nino mengambil ponselnya di saku, dia melihat nama si penelpon, tanpa nama. Berarti kalo nggak di jawab fine-fine aja kan ya?

"Kenapa?" tanya hanan

"Nggak kenal gue, palingan juga modus jaman sekarang" jawab nino

Irwan datang dan mengambil ponsel nino, dia yang menjawabnya. Beberapa saat dia berbincang di ponsel nino, lalu dia menyodorkan benda pipih itu pada pemiliknya.

"Ibu lo kayanya, nyariin ini" ujarnya

"Mana" nino menyambarnya dan memekik senang, ini kali pertama setelah perpisahan mereka, mommy menghubunginya.

Nino is NinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang