part doapoloh

7.9K 646 13
                                    

"Hae gaes~~"

"Suaramu itu loh gak usah mendayu-dayu, jijik!" seperti biasa, nino lah yang selalu mengomentari apa pun di sekitarnya

"Sst, diemin aja. Penerus netijen julid dia" bisik hanan

Nino mendengus, malesin banget sebenarnya kumpul sama mereka orang. Kalo ngomong suka bisik-bisik. Tapi, kalo bukan sama mereka nino mana punya teman lagi, Dasar.

Mereka lagi nongkrong di depan kelas, pelajaran pertama baru aja selesai. Terus yang kedua di beri tugas. Jadinya mereka ada di depan dari pada di dalam kelas, suntuk. Nino dan teman-temannya lagi asik bercerita ria, ketawa ketiwi seperti gadis.

"Halah. Yang bener aja lo, ngibul pasti" kata frengki

"Beneran. Serius. Tanya aja sama zian" tukas dafa.

Ceritanya mereka lagi ngomongin senior mereka di Club anak badung (Re: itu nama perkumpulannya ya), hasil dari rapat mereka itu apa, dafa yang selalu bisa dapet bocoran informasi nggak kalah heboh pagi itu.

"Seriusan lo? Bakalan ada anak baru gabung" nino kembali buka suara, dafa selaku narasumber pun mengangguk.

Nggak habis pikir sama yang lebih tua, kenapa selalu nambah orang. Mana basecamp yang mereka tempati sempit, di jalanan lagi. Kalo lagi mager keluar pasti basecamp nya pindah di rumah johny atau hanan. Tipe-tipe anak nggak punya pendirian ya gitu.

"Lo kenal kok sama mereka no" ujar dafa.

"Dih. Ngawur, gue tebas juga tytyd lo" dafa langsung menutupi area privasinya mendengar balasan nino, sadis banget sih. Kan emang bener, batin dafa

"Atas dasar apa lo kalo nono kenal anak baru itu?" tanya hanan

Nino mendongak congkak, "mau ngomong apalagi lo daf" pungkas nino

"Orang yang mau gabung lukas sama nato kok!!"

Hah. Nino bahkan hanan pun melongo, nino mengorek telinganya, siapa tau dia salah denger. Orang semacam lukas, ikutan join di perkumpulan semacam itu. Lah, apa nggak ngerusuh itu.

Beda lagi dengan tatapan hanan, dia melihat dafa memelas. Bakalan ada perusuh baru lagi, batinnya menatap dafa
Oknum yang di tatap memandang polos hanan, mendengus kesal kala dafa tidak mengerti arti tatapannya.

"Sial! Kingkong balik lagi" gumam nino

Tapi kenapa aura wajahnya kesenengan gitu sih, hanan males banget kalo mereka bertiga udah ngumpul lagi. Bakal rusuh, ada adegan yang tak patut di lihat.

"Kondisiin wajah lo itu" kata hanan, "tangan ini gatel pengen nampol" kesalnya

Dia duduk selonjoran di samping frengki, mendengus ketika nino sibuk mengotak atik ponselnya, mau ngadu ke johny lah itu.

"HALO! JOHNY!!"

'Panggil gue kak bocah sial!!"

"Baperan lo"

'Ngapain nelpon gue segala, gue sibuk. Gak level ngeladenin bocah goblok kek lo'

"Kata-kata lo nyakitin banget. Sumpah"

'Hahahaha, bercanda gue tadi. Baperan lo'

"Dih, copas. Oiya, pulang sekolah gue ke rumah lo. Mau ada perlu"

'Dateng aja, kebetulan yang lain mau maen'

"Oke bro"





Dafa cuma liatin doang nino yang sibuk nelpon sana sini, heboh gitu. Belum ketemu orangnya aja udah kaya gini, dafa nge bayangin gimana kalo lukas, nino sama candra terkumpul semua. Wahh, seru pasti.

"Nanti kita semua ke rumah johny, gue yang jemput zian"

"Ngapain lagi sih!" kata frengki

Nino menendang kaki panjang frengki, "lo itu anggota, nurut kenapa sih" kesal nino

"Ketua konon. Bullshit" frengki menggumam, menatap tajam nino yang di tatap pun menyeringai menang.

"Biarin nono kaya gitu. Biar dia seneng" bisik hanan

Nino sekilas melirik mereka, nah kan mereka bisik-bisik lagi. Nino berdehem keras, nggak nyadar apa suaranya kaya om-om. Sekali lagi dia berdehem, hanan pun kesal. Dia melempar sepatunya ke arah nino,

"Berisik. Suara lo ganggu" urat kesal hanan tercipta khusus untuk nino seorang, nino membalas dengan cengiran tengilnya. Dia mengambil sepatu sebelah hanan, lalu melemparnya jauh ke arah lapangan outdoor.

Hanan melotot horror,

"Ups. Tangan gue kepeleset" nino menyengir lebih lebar, dia menepuk nepuk tangannya

Hanan kesal bukan kepalang, dia menendang asal bokong nino. Lalu berlari mengambil sepatunya,

"Main-main sama gue" nino ikutan selonjoran di depan frengki, dia menoleh karena merasa di tatap, "kalian mau gue pukul" padahal ucapan nino cuma main-main, dafa dan frengki menggeleng heboh.

"Kakak lo tuh, nyamperin adik kesayangan ternyata" cibir hanan.

Ck. Nino berharapnya hanan lama kalo ngambil sepatu, malah tau-tau ada di depan aja. Nino memusatkan atensi nya ke arah mino, dia mendesah kesal.

"Ngapain sih kesini, balik sono ke kelas lo" dengus nino

"Lo mau jajan pake uang apa? Nih titipan dari ayah" mino membalas kesal, tau gini responnya mino mana sudi ke kelas adiknya.

"Terima aja sih no, gue gak terima lo ngutang ke gue. Utang lo numpuk" celetuk hanan, nih anak minta di tendang lagi sepatunya, nino menatap kesal sahabatnya.

"Kalo di tagih malah kaya maung" sambar dafa, nino ganti menatap nyalang dafa.

Nino mengambil uang beberapa lembar ratusan ribu di tangan mino, lalu memasukkan di sakunya. Dia membuat gestur tangan mengusir agar mino cepetan hengkang dari hadapannya,

"Sebenernya gue nyesel punya adik kaya lo" ujar mino

Nino membalasnya tak kalah tajam. "Sebenernya gue juga nyesel punya kakak kaya lo, manja!!"

"Lo pasti anak pungut, goblok sih" kata mino lagi. Predikat dinginnya tak lagi tersemat bila sudah berhadapan dengan nino, dia akan lupa kata-kata yang harusnya tak patut dia lontarkan. Nino diam. Yang lain pun bungkam.

"Pantesan ayah selalu ngomel ke lo, pinteran dikit kenapa" oceh mino

"Iri bilang bos, ayah begitu karena perhatian sama gue" balas nino

Begitupun nino. Dia bakalan membalas apapun yang di katakan mino, karena nino tak mau di cap lemah kalo tidak membalasnya. Setidaknya, dia tidak bodoh soal mental dan pertahanan diri.

Hony yang sejak tadi menyimak segera menyeret mino menjauh, bisa perang mulut lagi mereka. Ini aja udah di liatin banyak siswa/i. Mino sama temannya sengaja dateng pas jam istirahat, mereka baru aja keluar dari kelas.

"Lo mikir nggak, ucapan lo ngelewatin batas" omel hony, "inget. Dia adik lo" ucapnya lagi

"Gua keliatan peduli?" ujar mino santai, dia melepas rangkulan dari hony. Pergi ke kelasnya dengan aura tak kalah dingin seperti wajahnya.

"Siapapun itu, tolong lelang mereka" gumam hony, dia menyusul sahabatnya setengah berlari. Baru aja di tinggal bengong dikit orangnya udah ngacir entah kemana.

Nino is NinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang