Chapter twenty || The Wedding Party

3.8K 239 31
                                    

"Valeryn Williams, aku mengambil engkau menjadi istriku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

"Adhan Nathaleon Zevaro, aku menerima engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

Di atas altar dalam gereja besar di depan ratusan jemaat dan didampingi oleh seorang pendeta, janji itu terucapkan. Tanpa ada berat hati, tanpa ada kekosongan, tanpa ada rasa tidak ikhlas, kalimat itu terlisankan.

Manik brown dan dark saling menatap dalam. Berpegangan erat seraya melempar senyum tipis untuk satu sama lain. Hingga akhirnya pendeta memberikan berkat, barulah keduanya berpelukan dan ... Hal paling ditunggu seluruh sorot mata dalam gereja.

Kiss scene.

Tidak lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak lama. Hanya beberapa detik saja. Lalu Leon dan Valeryn saling menatap lagi. Tepuk tangan bergemuruh terdengar nyaring. Di kursi paling depan hadir manusia-manusia penting bagi mempelai. Dennyal Williams, pasangan Williams, pasangan Zevaro beserta anak perempuan mereka--Mey Fransiska Zevaro. Tak lupa pula Princess Sasha Yamada.

Sandra terlihat tidak lagi bisa menahan bendungan air mati. Dibiarkan mengalir begitu saja. Berbanding terbalik dengan reaksi Sasha. Tatapan tidak suka, tidak terima, tidak sudi.

Hell bitch.

Jangan datang kalau begitu.

****

"UUUH VALERY SELAMAT!! "

Anna memberikan pelukan hangat. Pagi cerah ini dia terlihat cantik sekali. Anna juga membawa suaminya yaitu seorang pengacara muda berdarah Kanada.

"Aku tidak menyangka lelaki itulah yang kau pilih, " ujar Anna menggoda.

Valeryn menghela napas sesak. Ia juga lord. Tidak menyangka hari ini ada. Hari besar bagi dua orang yang telah berpisah lama dan bertemu lagi hanya untuk membuat satu ikatan terpaksa.

"Bagaimana kabarmu? "

Anna tersenyum lebar, "Ah, aku baik-baik saja. Sangat menikmati pekerjaanku sebagai ibu rumah tangga. "

Valeryn tertawa kecil, "Aku harap dia tidak kewalahan menghadapi seorang Anna Charlotte. "

"Hey! Jangan buka aib di sini. "

PROTECT 2 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang