Chapter forty nine || Mess Her

1.4K 158 23
                                    

Long time no see :'(
Nunggu itu gak enak.

Ho'oh.
Klean terbaik.

Aku mau up cepat, tapi tanganku kagak. Keknya dia punya masalah neh. Pen tabok juga, jari sendiri.

Miane yeorubun.

HAPPYREADING!!!

****

Detik, jam, hari, bulan, berlalu. Tidak ada yang berubah seperti sedia kala. Dia tetap dengan dirinya yang ambisius, datar, dingin, tajam, keras. Tapi kali ini setiap detik yang berlalu itu, ia habiskan untuk minum. Bahkan mengkhususkan sebuah ruangan kecil bawah tanah ditinggali puluhan wine. Leon menikmatinya.

Gelas terakhir, Leon berjalan sempoyongan keluar ruangan. Ke halaman depan di mana lapangan basket berada. Pandangannya kabur, buram, tidak jelas, tapi ia memaksa diri. Cuaca pun ikut mendukung. Malam kelabu tanpa hiasan bintang. Mungkin bulan pun bosan memperhatikan ketidakjelasan lelaki ini.

Menyedihkan.

Shoot!

Bola masuk dengan sempurnah. Leon belum kehilangan bakatnya. Well ... Menyentuh bola orange ini setelah sekian lama ternyata semenyenangkan itu. Beberapa kali masuk tanpa jebol, Leon masih bisa menikmati permainan.

Ia lalu duduk, menyerput sebotol wine pada tetesan terakhir. Dilempar begitu saja. Leon menatap ring tak jauh di depannya. Lama. Sangat lama. Lapangan ini ... Seharusnya tidak pernah ada. Mansion terbeli tanpa ada petak kosong. Lalu wanita itu menyarankannya.

"Sekali-kali bermainlah basket. Lama-lama kau jatuh cinta dengan pekerjaanmu itu. "

Bukan terdengar saran tapi 'cerocosan'. Dan Leon akhirnya membangun lapangan ini lengkap dengan perlengkapannya. Hampir tak pernah dipakai. Kevin pernah mengundang karyawan kantor. Tapi lagi-lagi Leon tolak. Alasannya cuman karena ... Karyawan kantor tersebut laki-laki semua.

Ah sialan.

Wanita itu ... Kenapa suka sekali membuat kenangan?

Apa Leon yang terlalu terbuai? Padahal menikahi wanita itu adalah malapetaka. Leon dari awal sudah prediksi, ia akan terikat lagi. Percayalah wanita dengan watak kekanak-kanakan, bar-bar, banyak bicara, bodoh, lebih berbahaya dari pada wanita dewasa dan ambisius. Leon ... Sudah dua kali jatuh. Dan lagi-lagi ia mencinta duluan.

Dia tidak punya alter ego.

Dia adalah dirinya sendiri.

Devil? She is devil. Herself is the devil.

You loving a Devil, Nathaleon Zevaro.

Terlihat begitu menyedihkan ... Leon sampai lupa mengurus diri. Apa ini dampak? Kenapa hanya Leon yang merasa ditinggal? Kenapa sekali saja Leon tidak bisa bersikap biasa saja? Orang itu menipunya. Tidak ... Rasa ini yang menipunya. Leon dibodohi perasaannya sendiri.

"NATHALEON ZEVARO!!! "

Sialan.

"Proyek baru kita hampir diratakan hanya karena penolakan pertemuan berturut-turut? Bercanda huh? "

PROTECT 2 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang