Chapter seventeen || Couple Ring

4.1K 217 39
                                    

Terdengar hentakan kaki seseorang yang sedang menaiki anak tangga. Sebegitu exited hingga tidak menyadari ia berada dalam situasi apa.

"NATHALEON!! "

Ah, sial.

Jalang itu datang.

Leon refleks terbangun. Lengan yang ia rentangkan untuk bantal empuk Valeryn, Leon tarik cepat. Valeryn sendiri ikutan kaget.

"Selamat pagi, dear! "

Valeryn bangkit. Memperjelas penglihatannya. Tidak baik saja tiba-tiba ada keributan. Katanya rumah ini kosong selain mereka. Pelayan pun datang ketika Leon dan Valeryn bangun sendiri.

Mereka seperti kepergok berselingkuh.

"Malam pertama kalian sudah selesai. Waktunya dia menghabiskan waktu denganku, " Sasha tersenyum merekah. Memamerkan deretan gigi putih pada Valeryn.

Valeryn tetap bersikap tenang. Masih mengumpulkan kesadaran sepenuhnya. Ia pun bergegas ke kamar mandi dan membasuh diri. Lama---sangat lama. Mungkin se-jam. Valeryn memang soal mandi sangat lama.

Ah, tidak. Ia sengaja.

Valeryn baru sadar sekarang. Di luar sana ada jalang. Bitch itu datang sepagi ini, disaat nyawa Valeryn menolaknya untuk cepat bangun. Malam itu yang Valeryn rasakan hanya nyaman dan empuk. Wangi .... Verbena dari parfum khas buah-buahan montblanc-legend.

Sial, parfumnya saja mahal.

"Valery? "

Valeryn tersentak. Tidak sempat berbalik karena tangan kekar Leon menahannya. Oh lord, mereka sedang di bawah shower.

Ini tidak benar.

"Leon? Apa yang ka- "

"Jangan berbalik Valery, " lelaki itu menjeda, "Mandilah cepat. Pakai saja kemeja dan celanaku. Kau ingin sarapan apa? "

Mulut Valeryn terkatup rapat. Masih belum berani mengeluarkan suara. Tidak percaya dengan apa yang dilakukan Leon saat ini.

"Jangan ke bawah. Tunggu saja aku di sini. Beri tau pelayan kau ingin sarapan apa. "

"Kenapa? " Valeryn berbalik, menatap manik brown Leon skiptis. Maka saat itu juga, Valeryn berhasil menunjukkan seluruh bagian tubuhnya pada Leon, "Kenapa aku dilarang ke bawah? "

"Dengarkan saja aku. "

"Terserah. Aku ingin menemui Cassandra. Lebih baik sa-"

Leon memegang kuat pergelangan tangan Valeryn. Tatapan teduh tadi berubah tajam dan penuh kekelaman. Rasanya ingin mendorong wanita itu ke tembok. Tubuh Leon sudah basah kuyup. Kaos putih yang melekat kini menampakan perut kotak-kotak.

Ia malas pada manusia yang suka menjawab-jawab omongannya.

"Jangan berani pergi dari pantauanku, Valery. Aku akan sangat murka, bahkan bisa saja menikmatimu saat ini. "

Valeryn mundur selangkah. Melepas kasar genggaman Leon dan berbalik cepat. Merunduk dan terdiam dengan maksud ingin percakapan ini selesai. Leon sepertinya mengerti, dan akhirnya keluar. Menyisakan Valeryn yang tidak bisa membendung air matanya lagi.

Cukup, ini melelahkan.

Valeryn ingin pulang. Tidak seperti apa yang ia bayangkan. Semua berubah dalam sekejap. Apa hubungan ini punya kontrak? Perasaan Valeryn tidak pernah menandatangani sesuatu.

Jika awal saja sudah begini, bagaimana kedepannya? Ini memang bukan penyiksaan. Tapi hati Valeryn tidak terima. Ia tidak suka dibentak dan dikasari.

PROTECT 2 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang