Chapter sixty seven || The Past in Our Mind

1.6K 135 64
                                    

Untuk wanita yang selalu berjumpa dengan fajar -tampilan matahari terbit dengan romansa orange diselingi kabut tipis membuat Valeryn tersenyum manis. Jika harus membandingkan antara sunrise dan sunset, Valeryn akan pilih sunrise. Disamping penemani dikala sakit-sakitan akan perjuangan, matahari terbit juga menjadi tanda bahwa Tuhan masih memberimu napas untuk hidup dan menjalani hari berikutnya.

Seperti itulah cara Valeryn bersyukur.

Detik, menit, jam, hari, terus berlalu. Detik tidak pernah bisa mundur, menit tak pernah bisa kembali, hari tak mungkin berhenti berganti. Karena masing-masing dari mereka hanya diberi tugas untuk maju -kamu maju untuk terus maju. Sebagai penyadaran manusia bahwa waktu tak ada gantinya. Waktu tak bisa dibeli, dihargai dengan materi ataupun harapan.

Dia akan terus berjalan.

Seiring dengan peristiwa di dalamnya.

"Sedang melamun saja. "

Valeryn tak perlu menoleh hanya untuk mencari tau siapa pemilik suara serak basah itu. Gray dengan pakaian lengkap siap terbang membuat Valeryn berulang kali berkedip. Lelaki itu selalu terlihat tampan dengan apapun yang dia kenakan. Dan Valeryn tak pernah bosan untuk selalu terkejut saat melihatnya. Ketegasan dari wajah Gray, ekspresi positif, bentuk badan sempurna, juga lensa mata grey seperti namanya.

"Mau ikut? " tanya dia selalu saja ... Tersenyum.

Untuk wujud lelaki baik seperti dia mengapa Gray Addison harus menyukai wanita 'biasa saja' seperti Valeryn? Yah, tak perlu ada pengakuan tentang diri sendiri -Valeryn sadar akan ke-biasa-saja-an Valeryn ini. Badan tak berisi, tinggi hanya semapai 156 cm, rambut yang rajin diikat, dan tentu saja wajah yang sangat minim untuk masuk top good girl Amerika.

Jangankan top good girl, top manusiawi saja tidak.

"Kemana? " tanya Valeryn.

"Kamu dari tadi melamun sampai tidak sadar ada helikopter di sana. "

Valeryn refleks menoleh, "Ah ... You gonna drive it? "

 You gonna drive it? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yes ... And i'm gonna show you how a master drive a heli. "

Entah karena mood Valeryn tidak baik atau humor tingginya yang tak bisa digapai Gray. Lelaki itu sangking sopannya mau melucu saja tidak kece. Valeryn akui bahwa apa yang Gray rasakan saat ini berbanding terbalik dengan tatapan matanya. Atau memang benar tatapan suka seperti itu?

Begini ...

Gray adalah lelaki baik. Tapi baiknya untuk semua orang, bukan cuman Valeryn. Itu membuat Valeryn harus beranalogi lagi. Karena lelaki yang baik pada semua wanita, pasti punya kekhususan tersendiri bagi wanita yang dia suka. Entah dari tatapannya, atau senyumnya.

Malam itu Gray terlihat sangat easygoing. Semua orang dia senyumi, dia sapa, dia tegur. Tak memandang jenis kelamin, pekerjaan, atau agama. Dia tetaplah Gray seorang pria yang supel. Pertama kali bertemu juga Gray seperti itu, ramah, halus, dan tidak ada paksaan. Tutur katanya tertata baik dan sopan. Wanita dia perlakukan dengan sangat baik.

PROTECT 2 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang