Chapter forty one || All of Day

2K 158 15
                                    

Warning!!!

There's a piece of 17+ in the middle part
Hope you respect your age and your author
:)

Well i'm still 16 but become 17 in November 😝

Close if you can't
Love your mind

So, yeah

HAPPY READING!!

****

02.37

Valeryn tertidur lelap dalam pelukan Leon lama. Sampai terdengar dengkuran. Leon berhasil menenangkannya tak lama dari kemarahannya tadi.

Luar biasa.

Leon tidak bisa menyebut ini menyedihkan. Leon juga tidak bisa mengambil kesimpulan sendiri. Apa yang ia lihat tadi, lensa mata, dia lebih sadis dari pada seseorang dengan penyakit mental. Valeryn ... Leon tidak pernah melihat Valeryn yang itu. Mencekiknya, berniat membunuh, bahkan memiliki tenaga lebih dari biasanya.

Ini apa?

Valeryn membingungkan.

Ada satu sisi di mana Valeryn adalah seseorang yang rapuh, lemah, bodoh, bahkan idiot. Tapi ternyata ada juga sisi di mana Valeryn berpikir lebih kritis darinya, terlihat sangat kuat, dan puncaknya adalah tadi. Iya, Leon tau Valeryn suka kepikiran dan sensitif soal rasa. Tapi Leon tidak pernah melihat Valeryn sampai segitunya.

Ini ... Membingungkan.

Batas tau Leon cuman sampai pada lensa mata. Satu persen dari lensa mata penduduk bumi adalah merah. Tempatnya di paling akhir dari urutan warna lensa mata di dunia. Dan Valeryn ... Salah satu.

Itu tidak bisa dikatakan indah atau menarik. Lebih tepatnya unik dan langka. Apalagi Valeryn punya dua warna lensa dalam matanya. Tidak gampang. Manusia dengan penggantian warna mata seperti itu susah dicari. Mungkin hampir punah?

Ah, Leon tidak lagi bisa menerka-nerka.

"Valery ... Jangan buat aku bingung. "

Leon mengecup dahi Valeryn lembut dan berdiri mengambil ponselnya. Ia lalu berjalan ke balkon dan menghirup udara dingin di lewat pertengahan malam. Ada yang harus Leon hubungi dan temui. Leon tidak memiliki ahli sampai sana. Ini menyangkut istrinya.

Calling ....

"Halo? "

Orang itu mengangkatnya. Di jam segini? Bagus sekali.

"Ada apa? "

"Mari bertemu. "

"Ada yang salah? "

"Katakan saja waktu luangmu. "

"Aku tidak bisa memberikan sembarang waktu luang pada suami orang. "

"Hey jangan salah paham. Ini tentang kesehatan istriku. "

"Valery? Ada apa dengan Val- ah ... Baiklah. Besok malam di San Fransisko. "

"Oke. Tapi-"

"Tanpa Dennyal? "

"Yeah. "

"All right. "

Sambungan terputus dari pihak sana. Akhirnya Leon bisa bernapas legah. Jika Valeryn memang tidak sehat, atau mungkin Valeryn sedang period, atau memang sifat sensitif Valeryn, lebih baik dijelaskan langsung oleh dokternya. Leon cuman manusia biasa.

PROTECT 2 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang