Pintu ruangan Rain terbuka. Nampaklah pria berjas putih keluar dari ruangan Rain kemudian menghampiri mereka. Sontak semuanya langsung berdiri.
"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Rahma.
"Keluarga pasien?" tanya nya. Mereka semua mengangguk.
"Alhamdulillah pasien baik-baik saja. Tidak ada luka dalam yang perlu di khawatirkan. Hanya saja di bagian punggung nya terdapat memar, mungkin karena terbentur sesuatu" ujarnya. Semua menghela nafas lega.
"Boleh kami masuk, Dok?" tanya Bagas.
"Tentu. Setelah pasien kami pindahkan ke ruang rawat. Oh iya, saya nanti akan menulis resep obat dan salep untuk pasien. Kalian bisa menebusnya" ucapnya lagi.
"Baik Dokter, terimakasih" balas Ayah Rain.
Dokter mengangguk kemudian tersenyum. Beliau pun berlalu diikuti beberapa perawat di belakang nya.
"Bagas, sebaiknya kamu pulang saja. Biar Om sama Bunda yang jagain Rain disini!" ucap Rahma.
"Tapi Bunda, Bagas pengen jagain Rain disini!" balas Bagas.
"Kamu pulang aja. Orangtua kamu pasti nyariin kamu, karena belum pulang dari tadi?" timpal Tara a.k.a Ayah Rain.
"Iya nak. Nanti kalau Rain udah sadar, Bunda kabarin" sahut Rahma.
"Ya udah kalau gitu, Bagas pamit. Assalamu'alaikum" balasnya kemudian menyalami orangtua Rain.
"Waalaikumsalam" jawab mereka.
"Hati-hati Bagas!" ucap Rahma. Bagas hanya mengangguk kemudian pergi.
Sesampainya di rumah Bagas di sambut oleh Mama nya yang sedang berkacak pinggang setelah membuka pintu. Bagas langsung masuk dan menghempaskan tubuhnya di sofa. Di susul Mama nya yang duduk di samping nya.
"Kamu darimana aja jam segini baru pulang?" tanya Mamanya.
"Palingan main dulu sama Rain!" celetuk Bella yang baru saja datang dari dapur lalu duduk di samping Mamanya.
"Berisik lo!" ketus Bagas.
"Kamu darimana aja, Bang?" tanyanya lagi.
"Bagas dari RS, Ma" balas Bagas.
"Siapa yang sakit? Kamu sakit Bang?" tanya Mamanya khawatir.
"Bagas gak papa Ma. Rain yang sakit" jawabnya.
"APA!" pekik Bella.
"Rain kenapa, Bang?" tanya nya lagi.
"Tadi gue nemuin dia pingsan di gudang" balasnya lesu.
"Ko bisa yah?" gumam Bella pelan.
"Ya udah sana mandi dulu, nanti turun makan malam" ucap Mamanya.
"Iya Ma" balas Bagas kemudian naik ke kamarnya di lantai 2. Begitu pun Bella.
Malam harinya di Rumah Sakit. Rain sudah sadar beberapa jam lalu. Sekarang ia sedang makan, lebih tepatnya di paksa oleh Rahma. Baru saja beberapa suap, tapi Rain menolak melanjutkan makan nya.
"Udah Bunda!" rengeknya.
"Lho sayang, baru juga berapa suap?" tanya Rahma.
"Pahit Bunda, nggak mau!" ucap Rain kemudian menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya. Rahma hanya menghela nafas kasar.
Tiba-tiba pintu ruangan Rain terbuka. Menampilkan Bagas yang sedang tersenyum dengan beberapa kantong plastik di tangannya.
"Assalamu'alaikum" salam nya begitu masuk kemudian menyalami Rahma.
Ayah Rain? Dia sudah pulang lebih dulu karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
NonfiksiBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...