Semua orang yang ada disana menunggu dengan cemas. Tak henti-hentinya kalimat do'a meluncur dari mulut mereka untuk kesembuhan Rain. Bahkan teman-teman Rain pun ada disana. Hanya saja mereka pulang saat hari mulai gelap. Begitu pun dengan teman-teman Bagas.
Sekarang sudah 2jam lamanya Rain berada di ruang UGD. Ke khawatiran mereka semakin menjadi-jadi. Namun semua itu sirna, kala pria berjas putih keluar dari ruangan itu di temani beberapa perawat di belakangnya.
Sontak semua orang yang ada disana langsung menghampiri pria itu.
"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Rahma cemas.
"Alhamdulillah pasien baik-baik saja" ucap Dokter ramah. Semua bernafas lega.
"Apa kami bisa melihat dia, Dok?" tanya Neni.
"Tentu, setelah kami pindahkan pasien ke ruang rawat" jawab sang Dokter.
"Pindahkan dia ke ruang VVIP" ucap Tama.
"Baik Tuan" balas Dokter lalu tersenyum.
"Kapan dia sadar, Dokter?" tanya Bagas.
"1-2jam kemudian pasien akan sadar" jawab pria itu.
"Baiklah. Terimakasih" ucap Bagas ramah.
"Sama-sama. Kalau begitu, saya permisi" balas nya lalu pergi diikuti perawat di belakang nya.
Sekarang mereka sedang menunggu Rain di ruang VVIP, sesuai permintaan sang pemilik RS. Bagas dan orangtua nya duduk di sofa yang ada disana, Rahma duduk di dekat ranjang putrinya dan Zaidan berdiri di samping Bundanya.
"Rain, sayang. Bangun nak, ini Bunda" Rahma berujar lirih.
Semua yang ada disana mendengar apa yang wanita itu katakan. Mereka tahu apa yang sekarang dirasakan oleh wanita itu. Zaidan yang tak tega pun merangkul pundak sang Bunda.
"Bunda yg sabar yah, Rain pasti bangun ko" ucap Zaidan.
"Lebih baik Bunda makan dulu. Dari tadi Bunda belum makan kan?" tanya Zaidan.
"Bunda gak laper bang, Bunda pengen jagain Rain aja disini" jawab Rahma.
"Tapi Bunda harus tetep makan. Rain juga pasti sedih kalau liat Bunda belum makan gini!" ucap Zaidan lembut.
"Iya Bunda. Bunda makan aja dulu sama Mama, Rain biar Bagas sama Zaidan yg jagain" sahut Bagas yang kini sudah ada di samping Zaidan.
"Iya Bunda"
"Yaudah kalau gitu, Bunda makan dulu. Kalau ada apa-apa, langsung kabari!" ucap Rahma.
"Iya Bunda sayang" balas Zaidan lembut.
"Nanti gantian kalian yg makan yah!" celetuk Neni.
"Siap!"
"Papa mau ikut apa gimana?" tanya Neni pada suaminya.
"Papa kayaknya balik ke kantor lagi Ma, ada beberapa berkas yg belum beres" ujar Tama.
Jika kalian tanya kemana ayah Rain, jawabannya tidak ada. Karena ia sedang pergi ke luar negeri mengurus cabang perusahaan nya yang ada disana.
"Yaudah kalau gitu" ucap Neni lalu pergi bersama Rahma.
"Apa yang harus Papa kasih untuk anak itu?" tanya Tama.
"Gak perlu. Bagas akan mengurus semua ini" jawab Bagas dingin.
"It's okay. Kamu bisa hubungi Papa jika butuh bantuan" ucap Tama lalu menepuk pundak putranya.
"Makasih, Pa" balas Bagas lalu tersenyum.
"Tidak masalah. Yaudah kalau gitu, Papa pergi dulu!" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
Non-FictionBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...