✨Part 30✨

235 12 0
                                    

Sudah beberapa hari semenjak koma yang dialami Rain, banyak perubahan yang terjadi. Seperti sekarang, seluruh murid SMA Adhitama sedang sibuk mendekor aula yang akan di gunakan pentas seni dua hari mendatang. Semua orang hilir mudik kesana kemari, bekerja keras agar semuanya nampak sempurna.

Ada beberapa dari mereka yang melakukan gladi bersih, ada pula yang hanya duduk dan bermain ponsel. Teman-teman Bagas sedang fokus mengurus tugas masing-masing. Dan Bagas? Ia baru saja keluar dari ruangan OSIS setelah berbicara sedikit tentang acara nanti.

Ia sekarang tengah berjalan menuju aula dengan santai nya, dan jangan lupakan wajah datar yang selalu ia tunjukkan. Hingga seorang siswi menabrak nya..

Brukkk

"Eh! Ma..Maaf Kak, gue nggak sengaja" ucapnya. Bagas hanya diam.

Ya ampun ganteng banget. Batin orang itu.

"Maaf ya Kak gue nggak sengaja" ucapnya lagi. Bagas berdehem kemudian melanjutkan perjalanan nya.

"Woy Vi, lo kenapa?" kejut temannya.

"Eh! A..Apa? Apa, gue nggak papa ko" jawab Vivian.

Memang yang menabrak Bagas tadi adalah Vivian. Gadis seangkatan Rain yang menyukai Bagas. Dan yang menegurnya tadi, adalah teman-temannya.

"Lo kenapa sih?" tanya Livia.

"Lo berdua tau nggak sih? Tadi gue nabrak Kak Bagas!" ucapnya.

"APA?" pekik mereka heboh.

"Biasa aja kali, gak usah heboh gitu!" omel Vivian.

"Hehe, ya sorry. Terus gimana?" tanya Rania kepo.

"Gak gimana-gimana sih, dia tetep aja datar. Gak bereaksi apapun" jawab Vivian.

"Gila! Kak Bagas ganteng gak kalau dari deket?" tanya Livia menggoda.

"Sumpah anjir, ganteng banget. Pantesan aja semua cewek tertarik sama dia, orang nya aja ganteng gitu!" ucap Vivian.

"Iye semua cewek, termasuk kita" celetuk Rania.

"Tapi bener juga sih lo" timpal Livia.

"Udah ayok, gue mau latihan nih!" ajaknya lalu pergi bersama teman-teman nya.

Sekarang Bagas sudah sampai di aula. Ia melihat kerja keras teman-teman nya tidak sia-sia, tempat ini di sulap sedemikian rupa dan hasilnya. Menakjubkan. Bagas tersenyum tipis, saking tipisnya bahkan tak terlihat oleh siapa pun.

"Eh Gas, lo disini?" tanya Fero.

"Hmm"

"Si Rendi bilang apa aja?" tanya Riko datar.

"Pengarahan acara" jawab Bagas datar.

"Buset dah tu muka, lempeng aja kayaknya" celetuk Fero yang mendapat tatapan tajam keduanya.

"Selow bro, canda gue" ucapnya menyengir.

"Gas, lo di panggil sama Kepsek suruh ke ruangan nya!" ucap Dela, wakil Bagas yang baru datang.

"Oke. Gue cabut!" balas Bagas lalu pergi.

"Kenapa?" tanya Fero.

"Gak tau gue" jawab Dela lalu membantu temannya yang lain.

Usai Bagas pergi, semua orang kembali melanjutkan tugasnya masing-masing. Sekarang Bagas tengah duduk di single sofa yang ada di ruang Kepsek. Dan di sebelahnya ada sang Kepsek. Yang tak lain tak bukan adalah Ayahnya sendiri.

"Gimana?" tanya Bagas to the point.

"Sesuai permintaan kamu, Papa udah keluarin dia dan teman-teman nya dari sekolah ini" jawab Tama a.k.a Papa Bagas.

BAGASRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang