Semua yang ada disana langsung menghampiri pria itu begitu ia keluar. Seluruh pertanyaan meluncur bebas dari mulut mereka.
"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya Rahma.
"Calon mantu saya baik-baik saja kan, Dok?" sahut Neni.
"Alhamdulillah, Nona baik-baik saja" ujar sang Dokter. Semua bernafas lega.
"Namun__"
"Namun apa, Dok?" tanya Tama tak sabar.
"Namun, Nona mengalami koma akibat benturan keras di kepalanya" jawab Dokter.
Jedarrr
Bagai di sambar petir di malam hari, semua terkejut mendengar penurutan Dokter. Bahkan Rahma sudah pingsan di pelukan suaminya. Tara pun membawa istrinya duduk.
Bagas dan Zaidan sudah ambruk ke lantai. Mereka pasti salah dengar, Rain koma? Tidak. Ini tidak mungkin terjadi.
Teman mereka yang lain dengan sigap membantu temannya berdiri. Kemudian mereka membawa Bagas dan Zaidan duduk.
"Gue tau Rain kuat, dia pasti baik-baik aja" ucap Riko.
"Iya, Gas. Dede gemes pasti bakal sembuh, gue yakin itu" sahut Reno.
"Sekarang kita tenang, dan do'ain Rain semoga cepet sadar" timpal Fero.
"Thanks ya, kalian udah care sama adek gue!" ucap Zaidan.
"Ngomong apa sih lo, Rain itu adek gue juga kali!" balas Fero.
"Adek gue juga yah!" sahut Reno.
"Dia adik kita semua" celetuk Riko.
Orangtua Rain dan Bagas yang menyaksikan itu semua tersenyum kecil. Beruntung sekali Rain di kelilingi orang-orang yang sangat menyayangi nya.
"Berapa lama dia koma, Dok?" tanya Neni.
"Saya tidak bisa memprediksi itu semua Nyonya. Namun saya berharap Nona akan sadar dalam waktu cepat" ujar Dokter.
"Apakah kami bisa melihat dia, Dok?" tanya Reno.
"Tentu, setelah pasien kami pindahkan ke ruangan rawat" jawab Dokter.
"Pindahkan dia ke ruang VVIP" ucap Tama.
"Baik, Tuan. Kalau begitu, saya permisi" balasnya.
"Terimakasih, Dokter" ucap Neni.
"Tentu, Nyonya" balasnya lalu pergi.
"Yah, mending ayah bawa Bunda pulang aja. Kasian Bunda, Yah" ucap Zaidan. Tara mengangguk.
"Mama juga pulang aja, biar Bagas sama temen Bagas yg jagain Rain disini" ucap Bagas.
"Yaudah kalau gitu, Mama pulang yah. Kamu baik-baik disini" balas Neni. Bagas mengangguk.
Sekarang mereka tengah berjaga di depan ruang rawat Rain. Dokter bilang Rain belum boleh ditemui setelah 1 jam ke depan.
"Bagas!"
Serentak mereka menoleh ke arah sumber suara. Meskipun hanya Bagas yang di panggil, namun mereka pun ikut menoleh.
"Papa! Ayah!"
Ya. Yang memanggil Bagas adalah Tama Papanya. Dan di sampingnya ada Tara, ayah Rain.
"Kalian kembali?" tanya Bagas.
"Ya. Papa ingin bertemu dengan orang yang sudah membuat mantu Papa terluka" ujarnya dingin.
"Dimana orang itu?" tanyanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
NonfiksiBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...