Setelah semua teman-teman nya pulang, Rain sedang duduk di kamar kakaknya. Sedangkan Bagas? Dia pun sama sudah pulang beberapa menit setelah teman-teman nya. Dan Rain memutuskan untuk menemui kakaknya Zaidan.
"Lo ngapain kesini sih dek?" tanya Zaidan.
"Emang gak boleh yah gue ke kamar abang gue sendiri?" tanya balik Rain.
"Ya nggak gitu sih" ucap Zaidan bingung.
"Lo kenapa sih bang?" tanya Rain.
"Nanti kalau si singa marah sama gue karna lo gak istirahat, gimana?" tanya Zaidan.
"Singa? Bagas maksud lo?" tanya Rain.
"Iyalah, siapa lagi kalau bukan dia!" ucap Zaidan sewot.
"Udah tenang aja, dia gak papa. Ini juga gue kan istirahat abang" balas Rain.
"Yaudah deh, terserah lo!" dumel Zaidan.
"Bang, biaya RS gue siapa yg bayar? Nggak mungkin lo kan?" tanya Rain.
"Bagas yg bayar semuanya" jawab Zaidan.
"Seriusan lo bang?" tanya Rain terkejut.
"Gue serius" jawab Zaidan.
"Gue harus bilang makasih nih sama dia!" ucap Rain lalu beranjak.
Dia memang sedang duduk di kasur milik kakaknya, dan sang kakak duduk di hadapan nya. Karena terlalu bersemangat, ia sampai lupa dengan luka yang ada di punggung nya. Otomatis ia kembali merasakan nyeri.
"Aww!"
"Aduh, lo hati-hati dong dek!" ucap Zaidan lalu membantu adiknya duduk kembali.
"Duh bang, punggung gue perih lagi nih" ringis Rain. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Aduh tuh kan! Tunggu sebentar, gue bawa salep dulu!" ucap Zaidan lalu berlari menuju kamar Rain.
"Aduhh, perih banget lagi" ucapnya sambil mengipasi lukanya dengan tangan.
Tak lama kemudian Zaidan datang dengan salep di tangan nya dan juga sebuah kipas. Adiknya ini pernah bilang, jika luka nya di beri salep akan terasa panas. Makanya dia siap siaga membawa kipas.
"Tengkurep, biar gue olesin salep nya!" titah Zaidan.
Rain menurut dan menaikan sebagian bajunya untuk mempermudah Zaidan mengoleskan salep nya. Sesekali Rain meringis saat Zaidan mengoleskan salep itu pada lukanya, dan Zaidan langsung mengipasi nya perlahan-lahan.
Beberapa menit kemudian, Zaidan mendengar dengkuran halus yang keluar dari mulut pucat adiknya. Ia hanya tersenyum melihat itu semua.
Saat Zaidan ingin membuka ponselnya, sebuah panggilan masuk membuat ia mengerutkan kening nya bingung. Ada apa malam-malam begini nelpon?
"Hallo Gas, ada apa?"
"Gue cuma mau nanyain keadaan Rain" jawabnya.
"Oh, dia udah tidur. Tadi punggung nya kerasa perih lagi. Tapi lo gak usah khawatir, sekarang dia udah gak papa ko" ucap Zaidan.
"Syukurlah. Besok gue jemput dia ke sekolah, lo duluan aja" balas Bagas.
"Oh oke"
"Hmm. Dia tidur dimana?" tanya Bagas.
"Kamar gue"
"Kenapa harus di kamar lo?"
"Tau gue. Dia sendiri yg dateng kesini"
"Jangan modus lo yak!"
"Sialan!"
"Hahahahah"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
Non-FictionBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...