✨Part 65✨

201 8 2
                                    

5 bulan kemudian.......

Menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Tak terasa sekarang Rain dkk sudah lulus dan siap menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Mereka semua memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama. Dengan alasan tidak ingin berpisah dan jauh-jauh. Namun semuanya berbeda, salah satu dari mereka masih nyaman dengan tidurnya.

Seakan mengambil kebahagiaan dan keceriaan mereka saja. Tak ada semangat atau pun gairah di hari pertama mereka masuk kampus.

Lain lagi dengan Bagas dkk. Mereka sudah menyelesaikan kuliah mereka yang hanya beberapa bulan saja. Bahkan Riko dan Bagas  sudah kembali ke Indonesia setelah mereka lulus.

Teman BAGASRAIN , hubungan mereka baik. Bahkan mereka sudah bertunangan, dan merencanakan pernikahan setelah sukses nanti. Bahkan Zaidan pun sudah menemukan jodohnya.
Mereka sudah tunangan dan akan segera menikah.

Bagas? Dia sekarang sudah menjadi CEO muda yang terkenal karena ketampanan dan usia nya yang masih muda. Setelah lulus kuliah memang ia berniat untuk meneruskan perusahaan Papa nya.

Pagi ini suasana nampak sunyi sekali. Beberapa orang tengah duduk di sebuah ruangan dengan nuansa putih bersih. Mereka hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Hingga

"Bunda kangen banget sama Rain"

Ucapan lirih seseorang membuat perhatian mereka tertuju pada wanita yang sedang duduk di dekat ranjang itu. Seorang lelaki tampan datang dan menghampiri wanita itu.

"Bunda yg sabar yah, Zaidan yakin ko Rain bakal baik-baik aja" ucap Zaidan.

"Dokter kan dulu pernah bilang kalau kondisi Rain semakin membaik, jadi pasti dia cepet sadar" lanjutnya.

"Tapi kenapa sampai sekarang Rain masih belum sadar, bang?" tanya Rahma.

"Semua masalah waktu, Bun. Kita gak tau itu sampai kapan. Kita hanya bisa berdo'a dan terus berdo'a semoga Rain cepet sembuh, dan sisanya kita serahkan sama Tuhan" ujar Zaidan.

Wanita itu tersenyum, kemudian memeluk putra lelaki nya sayang. Semua yang ada disana mengulum senyumnya melihat interaksi anak dan ibu itu.

"Yaudah. Sekarang Bunda makan dulu yah, Zaidan suapin" ucap Zaidan.

"Bunda makan sendiri aja" tolak Rahma halus.

"Yaudah aku temenin yuk!" sahut Neni. Rahma mengangguk.

"Bang, Bunda sama Tante Neni ke kantin dulu yah. Kalau ada apa-apa sama Rain, telpon aja!" ucap Rahma.

"Iya Bunda sayang" balas Zaidan.

"Kalian mau makan sesuatu?" tanya Neni.

"Gak usah Tante, kita gak lapar ko" ucap Fero sopan.

"Beneran nih?" Neni meyakinkan. Mereka mengangguk.

"Yaudah kalau gitu. Jagain Rain ya!" ucapnya lalu pergi.

Mereka tersenyum kemudian kembali ke aktifitas nya masing-masing.

"Dede gemes, lo gak ada niatan bangun apa? Kita semua kangen tau sama lo!" ucap Reno matanya melirik Rain.

"Iya. Udah lama lo tidur tapi gak mau bangun juga, kek nya mimpinya terlalu indah ya buat di tinggalin?" sahut Fero.

"Cepet bangun adek kesayangan abang" timpal Zaidan.

Mereka menghentikan aktifitas nya, lalu pandangan mereka tertuju pada Rain. Riko dari tadi hanya diam, ia menatap dengan intens gadis yang sedang tertidur itu. Riko memang duduk di dekat ranjang Rain.

BAGASRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang