Keesokan harinya Rain sedang sarapan. Lebih tepatnya sarapan buah sih. Karena dia tidak mau memakan bubur yang tidak ada rasanya sama sekali. Hambar!
Hari ini pula Rain sedang di temani Zaidan karena sang Bunda sedang pulang dulu untuk membawakan Rain makanan yang bisa ia makan. Bubur juga bisa dimakan!
"Bang udah ah gue kenyang" ucap Rain sambil menaruh kembali potongan buahnya di piring.
"Baru juga berapa potong?" tanya nya.
"Yaudah si!" sungut Rain. Zaidan hanya mendengus.
"Bang, lo nggak sekolah?" tanya Rain.
"Gue sekolah kalau Bunda udah kesini" jawabnya.
"Lo pergi aja, gue gak papa ko sendiri. Nanti lo kesiangan lagi!" ucap Rain.
"Gak papa. Palingan hormat tiang bendera" balas Zaidan santai.
"Nyantai banget lo ngomong. Udah sono sekolah, gue beneran gak papa!" keukeuh Rain. Ia tidak ingin Abang nya kena masalah karenanya.
"Ngusir nih ceritanya?" sindir Zaidan membuat Rain mendengus. Keras kepala sekali Abang nya ini.
"Elahh, serah lo deh Bang!" balas Rain kemudian memainkan ponselnya.
"Hahaha. Ya udah gue berangkat dulu. Kalau ada apa-apa telpon aja!" ucapnya kemudian mengambil tas nya di sofa dan menghampiri Rain.
"Iya elahh bawel banget!" gerutu Rain.
"Hmm. Gue berangkat, assalamu'alaikum" ucapnya kemudian mencium kening Rain sekilas dan pergi.
"Waalaikumsalam" jawab Rain.
Selepas perginya Zaidan ke skolah, Rain hanya duduk saja di ranjang sambil bermain ponsel. Merasa bosan Rain pun turun dari ranjang dan berjalan keluar. Tak lupa dengan infusan yang ia bawa di tangan kanan nya.
Cukup lama Rain berjalan, akhirnya dia sampai di tujuannya. Taman RS. Ya dia pergi kesana untuk sekedar mencari udara segar. Rain pun duduk si salah satu kursi yang ada disana.
"Seger banget deh disini. Gak kayak di kamar, sumpek amat!" kekehnya.
Setengah jam berdiam disana, Rain memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Ia takut jika Bundanya tak menemukan keberadaan nya di kamar. Rain berjalan pelan di koridor. Sampai sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Rain!" panggil orang itu. Rain berbalik dan mendapati Bagas yang sedang tersenyum kepadanya. Kemudian menghampiri Rain.
"Kamu ngapain disini?" tanya nya.
Harusnya gue yang nanya itu. Batin Rain.
"Ada juga aku yg nanya gitu sama kamu. Kamu ngapain disini, nggak sekolah?" tanya Rain balik.
"Hehe. Aku kangen sama kamu, makanya aku kesini" jawab nya. Rain meninju perut Bagas membuat si korban meringis.
"Adooh! Ko di pukul sih?" tanya Bagas sambil mengelus-ngelus perutnya.
"Aku nanya serius juga, malah becanda!" ketus Rain.
"Siapa juga yang becanda!" balas nya.
"Bodo ah!" kemudian meninggalkan Bagas yang sedang tertawa dengan tingkah Rain yang menurutnya lucu.
Dengan cepat Rain berjalan di koridor. Ia ingin segera beristirahat karena kepala nya sakit kembali. Di tambah lagi pasti Bunda nya sedang mencarinya. Dan benar saja?
Begitu masik ke kamarnya, Rain dikejutkan oleh sang Bunda yang tengah berkacak pinggang. Dan lihatlah tatapan nya itu. Nyali Rain benar-benar menciut saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
Non-FictionBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...