EPILOG

323 11 4
                                    

Holllaaaa gaesss...🤩🤩😊😘

Aku kembali lagi nih. Pada kangen gak, pada kangen nggak sama aku?? Eaakkk..

Kangen sama Bagas nggak?

Kangen sama Rain nggak?

Pastinya dong yah. Maaf nih kelamaan nggak update, soalnya aku males ngetik plus nggak ada kata buat di ketik nya..

Semoga kalian suka yah..🤗

Oke langsung aja yah..






Happy reading...................








Sekarang kehidupan BAGASRAIN dan kawan-kawan sudah lengkap, dengan adanya buah hati di keluarga kecil mereka. Kebahagiaan dan keceriaan, senantiasa menyertai perjalanan kehidupan mereka yang di penuhi canda juga tawa.

"Makasih sayang" ucap Bagas lalu mengecup kening sang istri lama setelah itu tersenyum. Sekarang mereka tengah berkumpul di ruang tamu, dengan putra mereka yang sedang bermain di karpet.

"Untuk apa?" tanya Rain bingung.

"Semuanya" jawab Bagas. Mereka saling pandang kemudian bertukar senyuman masing-masing.

Semua itu tak luput dari penglihatan sang anak yang tengah bermain di bawah. Bocah laki-laki berusia 5 tahun itu tersenyum, melihat interaksi kedua orangtua nya. Meskipun ia tak mengerti maksud dari ucapan Papa nya yang di tujukan kepada Mama nya itu.

"Papa" panggil bocah itu.

"Iya sayang?" jawab Bagas lalu turun dan duduk bersama anaknya.

"Papa sayang Mama?" tanya bocah itu polos.

BAGASRAIN yang mendengarnya melongo dengan pertanyaan yang di ucapkan anaknya. Mengapa bocah kecil itu bertanya demikian?

"Pasti sayang. Kenapa kamu nanya gitu?" tanya Bagas bingung. Apa yang terjadi dengan putra nya ini, sehingga ia mempertanyakan pertanyaan orang dewasa?

"Iya sayang, kenapa kamu nanya kayak gitu sama Papa?" sahut Rain yang ikut bergabung dengan anak dan suaminya.

"Soalnya kalo Elang udah besar nanti, Elang mau kayak Papa yang sayang sama Mama" jawab bocah bernama Elang itu.

"Kenapa kamu mau kayak Papa?" tanya Bagas.

"Iya, Elang mau kayak Papa biar bisa jagain Mama. Elang juga mau lindungin Mama, bahagiain Mama, kasih Mama perhatian sama kayak Papa" tutur Elang dengan suara bocah nya.

Pasangan suami istri itu kembali di buat melongo, mendengar penuturan anaknya. Bagaimana bisa bocah sekecil itu berbicara layaknya orang dewasa?

"Terus kalo Elang udah besar nanti, Elang juga bakal lakuin hal yang sama kayak Papa" lanjut Elang.

BAGASRAIN tersenyum penuh arti mendengar semua yang di katakan putra nya itu. Mereka bangga, anak sekecil itu bisa berfikir dewasa.

Elang memang berbeda dengan kebanyakan anak laki-laki lainnya. Ia mempunyai kemampuan yang jarang dimiliki anak laki-laki di umur nya yang masih belia. Sejak umur 3 tahun, Elang sudah bisa membaca juga menulis. Bahkan ia sudah bisa mengerjakan beberapa soal kelas 1 SD di usia nya yang baru menginjak 4 tahun.

Kepintaran itu ia dapat dari Bagas tentunya dan pelajaran khusus yang orangtuanya berikan saat ia masih berusia 2 tahun. Dan bisa di bilang, Elang adalah bayi luar biasa yang bisa mengerjakan tugas kelas 2 SD di usia nya yang sekarang.

"Papa bangga sama kamu, nak" ucap Bagas.

"Mama juga sayang" sahut Rain.

Bocah laki-laki itu tersenyum, menampilkan deretan gigi mungil nya yang lucu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAGASRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang