✨Part 66✨

199 8 1
                                    

Sekarang semua orang sedang berkumpul di ruangan Rain. Mereka benar-benar tidak percaya dengan apa yang mereka lihat sekarang.

Seorang gadis kecil tengah duduk di ranjang sambil tersenyum ke arah mereka. Senyum yang mereka sejak beberapa bulan terakhir.

"Rain, lo gak papa?" tanya Zaidan. Rain menggeleng.

"Lo inget gue sekarang?" tanya Zaidan lagi.

"Abang?" tebak Rain lemah.

Zaidan yang mendengarnya tak kuasa menahan air matanya. Ia langsung mendekap tubuh mungil itu dengan air mata yang meluncur di matanya. Ia sangat merindukan adik kecilnya ini.

"Abang jangan nangis!" ucap Rain pelan.

Cowok itu melepaskan pelukannya, kemudian tersenyum ke arah wanita cantik di depannya.

"Iya sayang, abang gak nangis ko!" balas Zaidan lalu mengusap air matanya.

Rain memandang semua orang yang ada disana. Ia membalas senyuman mereka meskipun ia tak ingat mereka siapa. Tapi ada satu wanita yang Rain ingat adalah Bunda nya.

Wanita yang tengah menatapnya dengan berlinang air mata itu, ia sangat merindukan wanita itu.

"Bunda?" panggil Rain pelan.

"Kamu ingat sama Bunda sayang?" tanya Rahma. Rain mengangguk.

Langsung saja wanita itu memeluk putrinya erat. Ia sangat merindukan gadis kecil yang ada di pelukannya ini. Rasanya seperti mimpi melihat putri nya sudah sadar dari koma nya.

"Bunda, Gagas mana?" tanya Rain di pelukan Rahma.

"Bagas lagi di kantor sayang, sebentar lagi pasti dia dateng" ujar Rahma melepas pelukannya.

Gadis itu mengangguk pelan. Lalu pandangannya jatuh pada Riko, keluarga Bagas dan seorang pria paruh baya yang tengah tersenyum ke arah nya.

"Itu Riko, temen abang kamu. Itu Mama Papa nya Bagas. Dan itu, dia ayah kamu" ucap Rahma seakan tau tatapan putrinya.

"Ayah?"

"Iya sayang?" jawab Tara.

Entah kenapa Rain merasa tak asing dengan suara itu. Ia tanpa sadar merentangkan tangannya, mengundang Tara untuk memeluknya.

Tak menunggu lama, sekarang ia merasakan tubuh kecilnya berada di pelukan tubuh besar pria yang ia tahu ayahnya itu. Hangat. Itulah yang ia rasakan sekarang.

"Ayah kangen sama kamu sayang" ucap Tara sambil melepaskan pelukannya. Rain tersenyum.

"Bagaimana keadaan kamu sekarang, sayang?" tanya Neni.

"Rain baik-baik aja, emm.."

"Mama. Panggil saya Mama, sayang"

"Rain baik-baik aja, Ma" ucap Rain kaku.

Ia merasa sedikit aneh saat menyebutkan nama itu. Lalu matanya menatap seorang pria paruh baya di samping wanita yang ia sebut Mama tadi.

"Kamu panggil dia Papa yah" ucap Neni.

"Papa?" panggil Rain kaku.

"Iya sayang. Kamu mau apa? Minum atau makan? Papa ambilin yah!" ucap Tama. Rain menggeleng.

"Nah Rain, itu abang kesayangan lo" tunjuk Zaidan pada Riko.

Cowok itu tersenyum saat gadis kecil yang ia rindukan menatapnya penuh tanya.

"Abang?"

Riko hanya tersenyum. Ia sangat senang gadis kecil itu kembali memanggil nya dengan sebutan abang.

BAGASRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang