Setelah pulang sekolah tadi, Rain hanya diam saja tanpa mau beranjak maupun menapakkan kakinya di lantai. Entahlah. Saat ini ia hanya ingin berbaring di kasur tercintanya. Wkwk..
Saat hendak menutup mata nya, ketukan di pintu berhasil membuat nya kembali membuka mata.
Ck! Siapa sih?. Batin Rain.
Tak lama masuklah Rahma a.k.a Bunda Rain dengan nampan berisi semangkuk bubur dan air putih.
"Oh Bunda" ucap Rain.
"Makan dulu sayang, habis itu minum obat!" ujar Rahma.
"Nggak mau Bunda, makanan nya pahit!" tolak Rain kemudian menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.
"Tapi kamu harus makan sayang?" balas Rahma.
"Pahit Bunda!" rengek Rain.
"Sedikit aja yah, habis itu minum obat!" bujuk Rahma lagi.
"Sedikit" cicit Rain.
Rahma hanya mengangguk kemudian mulai menyuapi putrinya. Baru saja lima suap tapi Rain meminta untuk berhenti.
"Udah!" ucapnya.
"Lagi dong sayang! Baru aja lima suap masa udah?" balas Rahma.
"Nggak enak Bunda, pahit!" rengeknya.
"Ya udah minum obatnya, habis itu istirahat" ucap Rahma.
Rain hanya mengangguk kemudian meminum obatnya dan tidur. Rahma keluar dari kamar anaknya setelah memastikan benar-benar tidur. Sebelumnya tak lupa ia mengecup kening anaknya yang panas itu dan hilang di balik pintu.
Keesokan harinya Rain bersekolah seperti biasa. Setelah melalui perdebatan yang lumayan panjang akhirnya dia di izinkan sekolah meskipun harus dalam pantauan Zaidan, Abangnya. Rain hanya menurut saja, daripada tidak berangkat sama sekali. Meskipun Rain masih merasakan kepalanya berdenyut dan badan nya yang sedikit panas.
Oh iya, dia juga berangkat bersama Zaidan karena permintaan Bundanya.
Zaidan memarkirkan mobilnya saat mereka sampai di sekolah. Kemudian dia membantu Rain dan mengantarkan nya ke kelas. Padahal dia bisa pergi sendiri. Tapi apalah daya. Pasrah adalah jalan terbaik. Toh menolak pun hasilnya sama saja.
Saat melewati koridor Rain bisa mendengar banyak yang membicarakan nya karena berjalan dengan Zaidan. Zaidan memperingatkan dengan mempererat rangkulan nya seolah berkata 'biarkan saja'. Rain hanya mengangguk.
Setelah sampai di kelas Rain langsung duduk di kursinya dan Zaidan pergi ke kelasnya.
"Lo ko sekolah?" tanya Letta setelah Rain duduk.
"Gue nggak papa ko" jawabnya kemudian mengeluarkan bukunya.
"Baik apaan! Liat noh muka lo pucet banget. Udah kayak mayat hidup aja!" ucap Letta membuat Rain semakin pusing saja.
"Udahlah lo ke UKS aja. Gue anter yuk!" ajak Letta.
"Gak usah. Udahlah gak papa, udah bel juga" balas Rain membuat Letta mendengus.
Mereka pun memulai pelajaran pertama nya dengan semangat. Mungkin!
Bel istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Namun Rain masih betah di kelas dan enggan untuk beranjak. Dia lebih memilih menelungkupkan tangannya di meja dan tidur. Rasanya kepalanya saat ini benar-benar mau pecah saja.
Baru saja Rain menutup matanya, sebuah suara memaksa dia untuk mengangkat kepalanya. Begitu mendongak ai terkejut karena seseorang di hadapan nya.
"Gagas!" ucap Rain.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
Não FicçãoBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...