Saat ini mereka tengah berkumpul di ruang rawat Rain. Bagas senantiasa duduk di dekat ranjang kekasinya dengan tangan yang terus menggenggam tangan mungil Rain.
"Makasih yah nak Adam, kamu udah nengokin anak Tante" ucap Rahma.
"Iya Tante sama-sama. Masa temennya sakit nggak di jenguk" balas Adam.
"Iya. Sekali lagi makasih yah!" ucap Rahma lalu tersenyum.
"Iya Tante. Tapi maaf, Adam gak bawa apa-apa buat Rain" balas Adam tak enak.
"Gak papa. Cukup kamu do'akan Rain aja ko" ujar Rahma. Adam tersenyum.
"Thanks ya lo udah jenguk adek gue!" celetuk Zaidan.
"Sama-sama bang" sahut Adam.
"Thanks" ucap Bagas.
"Iya bang, santuy aja" balas Adam kikuk.
"Yaudah kalau gitu, Adam pamit ya Tante. Takut orangtua nyariin" ucap Adam.
"Kamu hati-hati ya, Dam!" sahut Rahma.
"Iya Tante. Bro, gue duluan" ucap Adam pada Bagas dan Zaidan.
"Hmm"
"Oke"
Sekarang tersisalah mereka.
"Kalian mau nginep lagi apa gimana?" tanya Neni.
"Kayaknya kita nginep lagi deh Tan" jawab Reno.
"Oh yaudah. Kami pamit pulang yah" ucap Neni.
"Perlu Bagas anter?" tawar Bagas.
"Gak usah sayang, Mama bawa sopir ko" ucap Neni lembut. Bagas mengangguk.
"Bunda hati-hati yah. Tante, nitip Bunda yah!" sahut Zaidan.
"Iya, kamu kayak ke siapa aja" Neni terkekeh.
"Kabarin Bunda kalau ada apa-apa" ucap Rahma.
"Iya bunda sayang" balas Zaidan lembut.
Sekarang tinggal tersisa Bagas dkk. Bagas kembali menghampiri ranjang Rain, dan yang lain duduk di sofa.
Bagas menundukkan kepalanya di dekat tangan Rain. Rasanya ia ingin sekali memeluk tubuh mungil yang sedang terbaring ini.
"Sayang.."
"Hmm?"
Bagas terkejut saat sebuah suara parau menjawab panggilannya. Begitu pun dengan yang lain. Bagas mendongak dan mendapati Rain tengah tersenyum manis padanya. Yang lain pun menghampiri mereka.
"Kamu udah sadar?" tanya Bagas senang.
"Hmm" Rain berdehem.
"Dek, lo gak papa kan?" tanya Zaidan cemas.
"Rain, lo oke kan?" tanya Fero.
"Dede gemes, lo masih inget gue kan?" tanya Reno.
"Apaan sih lo, lebay!" cibir Zaidan. Rain terkekeh.
"Gue gak papa ko abang abang semuanya" jawab Rain lalu tersenyum.
"Ko baru sadar?" tanya Bagas heran.
"Sebenernya aku udah sadar dari kemarin malam. Aku mau bangunin kamu, tapi kamu kayaknya cape banget. Aku jadi gak tega bangunin nya" ujar Rain.
"Maafin aku yah, udah buat kamu sama kalian semua cape karena nyariin aku" lanjut Rain sedih.
"Kamu gak salah sayang. Itu udah tugas aku buat nyari kamu" ucap Bagas sambil mengelus rambut Rain.
"Iya dek, lo ngomong apaan sih. Gue juga sebagai abang khawatir sama lo" timpal Zaidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
Документальная прозаBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...