Begitu sampai di rumah, Rain terkejut dengan keadaan rumahnya yang mendadak ramai. Ada apa ini, apakah teman-teman Zaidan sedang berkunjung ke rumahnya?
Ia melangkah masuk dan terkejut siapa yang ada di rumahnya. Ternyata orang yang selama ini meninggalnya tengah bercanda ria di ruang tamu. Langsung saja Rain berlari dan memeluk keduanya.
"Ayah, Bunda!"
Ya. Mereka adalah orangtua nya. Orang yang selama ini ia rindukan, orang yang ia inginkan berada di sisinya.
"Kalian kapan pulang? Ko gak ngabarin Rain sih!" gerutu Rain.
"Kami pulang tadi pagi sayang. Maaf yah, Bunda lupa" ucap Rahma.
"Ayah sengaja gak ngasih tau kamu, biar suprise sayang" sahut Tara.
"Kan Rain mau jemput kalian" ucapnya lesu.
"Gak papa sayang, kami kan bisa naik taksi" balas Tara.
"Oh iyah, gimana keadaan Omah Bun?" tanya Rain setelah duduk di samping Rahma.
"Alhamdulillah dia udah lebih baik. Makanya Bunda sama Ayah pulang dulu" jawab Rahma.
"Berarti kalau Omah kambuh lagi, kalian bakal kesana lagi?" tanya Rain lesu.
"Semoga aja Omah keadaan nya terus membaik sayang, kamu do'ain aja yah!" ucap Tara.
"Aamiinn" balas Rain.
"Bun, oleh-oleh buat Abang mana?" tanya Zaidan yang dari tadi diam.
"Ada tuh!" tunjuk nya pada beberapa paper bag di meja. Dengan sigap Zaidan mengambil paper bag itu dan membawanya ke kamarnya.
"Anak siapa sih itu!" ucap Rahma.
"Kayaknya bukan anak aku deh!" balas Tara.
"Bukan Abang Rain juga!" celetuk Rain yang sedang memegang salah satu oleh" pemberian orang tua nya.
Zaidan yang memang belum jauh mendengar semua yang di katakan keluarga nya. Ia hanya mendengus kemudian berkata.
"Aku denger semuanya yah!" ucapnya lalu berbalik menatap keluarga nya.
Sedangkan mereka semua tertawa terbahak-bahak melihatnya.
Malam harinya Rain sedang duduk di balkon. Pikiran nya berkelana kemana-mana, memikirkan yang seharusnya tidak ia pikirkan.
Sampai sebuah suara membuatnya tersentak kaget.
"Ish ngagetin aja lo bang!" omel Rain.
"Gitu aja kaget lo!" ucap Zaidan. Rain hanya diam tak menggubris.
"Lo ngelamunin apa sih?" tanya nya.
"Gue lagi mikir aja bang" jawab Rain.
"Mikirin apaan dah, serius amat kek nya?" tanya Zaidan lagi lalu duduk di samping Rain.
"Gue lagi mikirin hubungan gue sama Bagas, bang"
"Lah emang hubungan kalian kenapa? Bagas nyakitin lo!" ucap Zaidan.
"Ish bukan!" ucap Rain kesal.
"Terus kenapa?" tanya Zaidan.
"Gue salah gak sih bang, kalau gue gak suka liat banyak cewek yg deketin Bagas?" tanya Rain balik.
"Ya nggak lah. Itu wajar, karena lo pacarnya" jawab Zaidan.
"Terus gue harus gimana bang, gue udah gak tahan sama semua ini. Sekarang saingan gue nambah lagi" ucap Rain. Air matanya sudah tidak dapat ia tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
Non-FictionBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...