2 bulan kemudian.....
Waktu berjalan cepat. Namun semua tetap sama, tak ada yang spesial.
Rain masih asyik dengan tidur panjangnya, dengan Bagas yang setia menemani nya. Setiap seminggu sekali ia bolak balik Amerika-Indonesia hanya untuk menemui kekasihnya itu.
Jika saja Universitas tempat Bagas belajar itu adalah miliknya, ia tidak akan sulit untuk izin seminggu sekali ke Indonesia.
Pagi ini Bagas sudah sampai di Indonesia setelah mendapatkan izin berkunjung dengan alasan menjenguk saudara yang sakit. Masa bodo dengan alasannya, yang penting ia bisa melihat gadis yang sangat dicintainya.
"Sayang, kamu kapan bangun? Aku kangen sama kamu, kangen banget. Aku kangen semua tentang kamu, kangen senyumnya, kangen perhatiannya, tawanya, cerewetnya, bawelnya juga, pokoknya all about you baby. Cepet bangun sayang, I Love You" ucap Bagas lalu mencium kening Rain.
"Bagas?" panggil seseorang.
Dari nada bicaranya, Bagas bisa menebak jika orang itu terkejut dengan kehadirannya yang mendadak.
"Bunda apa kabar?" tanya Bagas.
"Bunda baik sayang. Kamu apa kabar?" tanya Rahma lalu menghampiri Bagas.
"Baik Bun" jawab Bagas singkat.
"Ko kesini gak nelpon Bunda dulu?" heran Rahma.
"Bagas lupa, Bun" ucapnya.
Wanita itu hanya tersenyum, kemudian berjalan ke sofa dan duduk disana. Tak lupa ia juga meletakkan barang bawaannya di meja.
"Gimana kuliah kamu?" tanya Rahma.
"Baik-baik aja Bun" jawab Bagas. Rahma mengangguk.
"Ayah sama Zaidan mana, Bun?" tanya Bagas saat tak melihat dua pria itu.
"Ayah ngantor. Kalau Zaidan, dia tadi sih disini jagain Rain. Mungkin dia lagi ke bawah sebentar" ujar Rahma.
"Hmm. Dia gak kuliah?" tanya Bagas.
"Katanya ada jadwal siang" jawab Rahma. Bagas mengangguk.
Tak lama pintu terbuka menampilkan wajah tampan seorang pemuda, jangan lupakan penampilannya yang sedikit berbeda.
"Ya ampun, Bro! Sejak kapan lo disini?" tanya cowok itu lalu memeluk Bagas erat.
"Beberapa menit yang lalu" jawab Bagas lalu melepaskan pelukannya.
"Apa kabar lo Bro? Kangen gue sama lo!" ucapnya. Bagas terkekeh.
"Gue baik. Lo?" tanyanya.
"Seperti yang lo liat!" ucapnya santai.
"Bagas, Zaidan, nanti lagi ngobrol nya. Sekarang kalian makan dulu yuk!" suara Rahma mengintruksi obrolan dua cowok itu.
Kalian pasti sudah bisa menebak, siapa cowok yang mengobrol dengan Bagas. Mereka mengangguk kemudian duduk bersebelahan di sofa dan mulai makan.
Selesai makan, mereka kembali melanjutkan obrolan yang sempat tertunda. Siang harinya, Zaidan kembali ke kampusnya, dan tersisalah Bagas dan Rahma yang menjaga Rain.
Tok.. Tok.. Tok..
Pintu di ketuk dan masuklah Dokter dan seorang perawat. Dokter itu tersenyum kemudian mulai memeriksa Rain.
"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Rahma begitu pria itu selesai memeriksa.
"Tidak ada masalah, semuanya baik. Semakin hari keadaan Nona semakin baik, saya berharap dalam beberapa bulan kedepan ia bisa sadar" ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
Non-FictionBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...