✨Part 63✨

183 7 2
                                    

Siang harinya, semua teman BAGASRAIN sudah berkumpul di RS. Bahkan kedua orang tua mereka pun turut hadir disana.

Teman-teman Rain memandang sendu ke arah seorang gadis yang tengah terbaring kaku di ranjang. Sesekali mereka mengusap air mata mereka yang jatuh saat melihat keadaan teman tersayang nya.

Hari mulai larut. Perlahan satu persatu dari mereka meninggalkan RS. Sekarang tersisa Bagas, Zaidan dan orangtua Rain. Sebenarnya Rahma sudah menyuruh Bagas untuk pulang dulu dan beristirahat di rumah. Namun anak ini keras kepala dan tetap ingin menjaga Rain di RS. Dan mereka tak bisa lagi berbuat apa-apa.

Tok.. Tok.. Tok..

Semua perhatian langsung tertuju, saat Dokter dan seorang suster masuk ke ruangan Rain.

"Maaf mengganggu, saya hanya ingin memeriksa kondisi Nona saja" ucapnya ramah.

"Oh iya Dok, silahkan silahkan" balas Rahma.

Pria itu tersenyum, kemudian mulai memeriksa Rain. Dan tak lama kemudian selesai.

"Bagaimana kondisi anak saya, Dok?" tanya Tara.

"Sejauh ini belum ada perkembangan lebih lanjut Tuan, kondisi Nona masih sama. Namun seiring berjalannya waktu, kondisi Nona akan semakin membaik" ujar sang Dokter.

"Baiklah, terimakasih Dok" ucap Rahma.

"Tentu. Kalau gitu, saya permisi" balasnya diangguki semua lalu pergi.

"Sayang, aku kangen.." ucap Bagas lirih.

Sedari tadi tangannya tak absen untuk mengusap rambut Rain, pipinya juga matanya. Tatapan mata Bagas begitu sendu, ia sangat merindukan gadis kecil di depannya ini.

"Kamu yg sabar yah sayang, cepet atau lambat Rain pasti kembali lagi sama kamu. Sama kita semua" sahut Rahma.

"Iya Bunda" balas Bagas.

Kemudian keadaan hening. Mereka larut dalam pemikiran nya masing-masing.

Sudah seminggu sejak Rain koma, semua orang sudah kembali ke aktifitas nya masing-masing. Semua teman Rain pun sudah kembali ke sekolah dengan teman dan suasana yang berbeda.

Beberapa hari setelah mereka masuk sekolah, kelulusan kelas XII diadakan. Dan 100% mereka semua di nyatakan lulus. Semua bersorak bahagia, sedih, dan haru bercampur satu.

Lalu Bagas dkk? Mereka sekarang tengah sibuk mempersiapkan semua keperluan untuk masuk ke Universitas pilihan masing-masing. Bahkan Riko sudah terbang ke Singapura untuk mengurus semuanya.

"Sepi yah, kalau Rain gak ada" ucap Ellina sedih.

"Lo bener Na, gue ngerasa ada yg kurang gitu kalau dia gak ada" timpal Letta.

"Udah kita jangan sedih kek gini terus, kita itu harus tetep semangat walaupun si Rain gak ada sama kita sekarang" sahut Bella.

"Iya, Bel" ucap mereka.

"Dan kita juga harus banyak berdo'a untuk kesembuhan Rain" lanjut Bella. Mereka mengangguk.

"Eh, kita jadi gak sih keluar dari OSIS?" tanya Letta.

"Jadi lah. Kenapa?" tanya Bella.

"Gak papa sih, cuma nanya aja" ucap Letta.

"Yaudah yuk sekarang aja, biar cepet kelar semuanya" sahut Ellina. Semua mengangguk kemudian pergi ke ruang OSIS.

Setelah menyelesaikan urusannya, mereka semua kembali ke kelas masing-masing.

Sekarang Letta hanya memandang kursi kosong di depannya ini dengan tatapan sendu, biasanya ia akan menjahili pemilik kursi itu. Namun sekarang semua berubah, dan Letta sangat merindukan temannya itu.

BAGASRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang