Cantik. Batin Bagas. Hingga sebuah suara membuyarkan lamunan nya.......
"Kak Bagas!"
"Kamu fokus banget sih sampai nggak sadarin keberadaan aku?" tanya nya kemudian duduk di hadapan Rain.
"Maaf. Kakak sejak kapan berdiri disana?" tanya Rain.
"Berasa tua banget sih manggil kakak!" dumel Bagas.
"Haha. Emang udah tua kali!" tawa Rain pecah seketika. Sedangkan Bagas hanya mendengus.
"Belum lama sih!" ucap Bagas.
"Terus mau ngapain kesini?" tanya Rain. Kemudian melanjutkan kegiatan nya.
"Pengen ketemu kamu" jawabnya.
"Ko gak ngabarin dulu?" tanya Rain lagi.
"Aku udah telpon kamu beberapa kali, tapi gak ada satupun yg di angkat" ucapnya lesu.
"Ya ampun maaf ya! Aku emang gak megang ponsel dari pagi. Tadi aku buru-buru nganterin Ayah sama Bunda ke Bandara" jelas Rain panjang lebar.
"Iya gak papa. Lho! Emang mereka kemana?" tanya Bagas.
"Mereka pergi ke Singapura" jawab Rain.
"Kapan?" tanya nya lagi.
"Tadi lagi. Makanya aku gak sekolah dan lupa ngabarin kamu" ucapnya sambil tersenyum.
"Iya nggak papa. Berapa lama?" tanya Bagas.
"1-2 bulan. Tapi mereka usahain pulang lebih cepat" jawab Rain. Dia pun melanjutkan tugasnya kembali. Bagas hanya ber 'Oh' ria saja.
"Kamu lagi ngerjain apa?" tanya Bagas.
"Nyalin materi yg belum aja" jawabnya masih fokus pada buku.
"Mau di bantuin nggak?" tawar Bagas.
"Nggak usah. Bentar lagi beres ko!" ucap Rain. Bagas mengangguk sebagai jawaban.
Beberapa menit kemudian Rain sudah menyelesaikan tugasnya. Ia melihat Bagas masih duduk di hadapan nya sambil bermain ponsel.
"Gagas!" panggil Rain. Tak ada jawaban.
"Bagas!" panggil Rain lagi. Tapi tak ada jawaban.
"Kakak ishh!" ulang nya. Tapi hasil nya sama.
"Bagas Raga Putra Adhitama!" panggil Rain dengan nada sedikit tinggi.
"Apa sayang?" balas Bagas akhirnya.
Sebenarnya dari awal Rain memanggilnya, Bagas sudah mendengarnya. Namun Bagas sengaja tidak menggubris. Ia ingin menjahili kekasih nya itu dan membuatnya kesal. Menurutnya itu sangat lucu.
Mendengar Rain menyebut nama lengkap nya, Bagas pun menyaut. Karena jika Rain menyebut nama lengkap nya, berarti dia benar-benar kesal.
"Ish kenapa baru jawab!" ucap Rain kesal.
"Aku kan lagi main game, lagi fokus. Jadi gak denger!" balas nya.
"Dasar nyebelin!" ucap Rain kemudian membereskan bukunya dan kembali ke kamarnya.
Bagas yang melihat itu langsung menyusul Rain. Ia tahu Rain dalam mode tidak baik sekarang.
Rain menyimpan semua bukunya di meja belajar kemudian berjalan keluar. Namun langkah nya terhenti karena Bagas tiba-tiba memeluknya dari belakang.
Bagas meletakkan dagu nya di pundak Rain, menyesap aroma vanilla yang sangat ia sukai. Sementara Rain, ia sedang menetralkan detak jantung nya yang berdetak dua kali lebih cepat.
"Kamu mau kemana?" tanya Bagas dengan suara seraknya. Yang mampu membuat siapa pun meleleh karenanya.
"A..Aku mau keluar, mau mi..minum" jawab Rain gugup. Kenapa dia mendadak gugup seperti ini saat mendengar suara Bagas tepat di telinganya.
"Cari minum yah? Cari minum apa mau ngehindar dari aku?" tanya nya kemudian membalikkan badan Rain. Refleks Rain mengalungkan tangannya di leher Bagas.
"Eng..Enggak ko! Emang mau minum. Ish lepasin! Aku kan lagi ngambek sama kamu" ucap Rain sambil menunduk.
Rain tidak berani menatap mata tajam Bagas, atau acara ngambek nya batal. Wkwk
"Gak mau! Aku nyaman kalau meluk kamu. Kenapa ngambek?" balas nya.
Ucapan Bagas membuat Rain tidak bisa menahan senyumannya. Bagas benar-benar bisa membuatnya meleleh dalam beberapa detik saja.
"Tuh kan kamu, aku gak jadikan ngambek nya!" omel Rain.
Fyi: mereka masih dalam mode pelukan yah guys. Wkwk..
"Makanya jangan ngambek. Kalau masih ngambek, aku hukum mau?" tawar Bagas.
"Apa? Aku nggak takut yah!" balas Rain.
Bagas menyeringai kemudian melepaskan pelukannya. Rain pun bernafas lega. Namun itu tak lama, Bagas kembali mendekat dengan seringai nya yang membuat Rain was-was.
Rain mundur perlahan, juga Bagas yang terus mendekat. Rain mundur, Bagas maju. Begitu terus hingga Rain terpojok karena punggung nya membentur pintu. Alhasil pintu itu tertutup dan Rain terjebak.
Rain berusaha kabur, namun niatnya sia-sia saat Bagas mengunci pergerakannya.
"Kamu mau ngapain?" tanya nya was-was.
"Mau ngasih kamu hukuman. Biar kamu nggak ngambek lagi!" jawabnya.
"Aku udah gak ngambek ko. Udah awas ish!" ucap Rain sambil mendorong Bagas. Yang di dorong tak bergerak sedikit pun.
"Terlambat sayang!" ujar Bagas dengan smirk nya.
Bagas memajukan wajahnya, hingga tak ada lagi jarak diantara mereka. Rain sudah menutup matanya. Takut Bagas berbuat macam-macam. Bagas semakin mengikis jarak diantara mereka. Hingga........
Cup
Bagas mencium bibir Rain sekilas kemudian menjauhkan wajahnya. Sementara Rain dibuat mati kutu oleh perbuatan Bagas. Dia memegang bibirnya sendiri. Barusan benda kenyal mendarat di bibirnya.
Manis. Batin Rain.
Rain tidak bisa menyembunyikan senyuman nya, bahkan ia juga merasa pipinya memerah. First kiss yang diambil kekasihnya.
"Masih ngambek?" tanya Bagas.
"Enggak" jawab Rain.
"Good. Besok berangkat sekolah aku jemput!" ucap Bagas.
"Tap__" ucapan Rain terpotong oleh Bagas.
"Gak ada penolakan!" ucapnya tegas. Rain hanya mendengus. Percuma saja ia menolak, toh ujung-ujungnya Bagas akan tetap menjemputnya.
Double Up!
Masih berlanjut ya guys...
Gimana ceritanya?
Seru nggak? Seru aja deh yah 😁🤭Cuma mau ngingetin, jangan lupa kasih vote+komen nya biar yg nulis semangat 😁 wkwkwkwk..
Typo. Eh iya, kalau nggak ada nggak seru🤣
Babayyy😘💜
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASRAIN
Non-FictionBerpacaran dengan Most Wanted? "Mempunyai kekasih Most Wanted adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalian harus tau nggak selamanya menyenangkan.." -Qerainan Lexia Megantara- "Mempunyai mu adalah hal terindah dalam hidupku. Biarkan aku menjaga dan mel...